Presiden Interim Suriah, Ahmad al-Sharaa, menyatakan apresiasi atas wacana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk mencabut sanksi ekonomi yang diterapkan pada negaranya. Al-Sharaa menggambarkan langkah yang dipertimbangkan Trump sebagai sebuah tindakan yang penuh keberanian.
“Keputusan bersejarah dan berani yang diambil oleh Presiden Trump ini diharapkan dapat meringankan beban penderitaan yang dialami oleh rakyat kami. Lebih jauh lagi, hal ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kebangkitan kembali Suriah dan menjadi landasan bagi stabilitas di kawasan,” ujar al-Sharaa, seperti yang dilaporkan oleh AFP pada hari Rabu (14/5).
Sanksi dari AS sebelumnya diberlakukan terhadap Suriah selama masa pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Pencabutan sanksi ini diharapkan dapat memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi pemerintahan al-Sharaa dalam upaya membangun kembali Suriah, yang dilanda kehancuran akibat perang saudara.
Dilaporkan pula bahwa Trump telah melakukan pertemuan dengan al-Sharaa di Riyadh pada hari Rabu (14/5). Pertemuan ini menjadi catatan sejarah sebagai pertemuan pertama antara seorang presiden AS dan pemimpin Suriah dalam kurun waktu seperempat abad.
Dalam kesempatan tersebut, Trump juga menyampaikan permintaan kepada al-Sharaa untuk menjalin normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
Al-Sharaa juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemimpin de fakto Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, atas perannya dalam memfasilitasi pertemuan tersebut, serta kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, atas dukungan yang telah diberikan kepada rezim baru di Damaskus.
“Kepada seluruh rakyat Suriah, perjalanan panjang masih terbentang di hadapan kita. Hari ini, kita memulai pekerjaan nyata kita. Suriah yang modern akan bangkit kembali,” tegas al-Sharaa.
Konflik internal di Suriah meletus pada tahun 2011, mengakibatkan hilangnya nyawa hampir setengah juta warga Suriah. Selain itu, jutaan orang terpaksa mengungsi, dan dampak perang tersebut sangat menghancurkan infrastruktur dan kehidupan sosial di Suriah.
Sanksi yang dijatuhkan oleh AS terhadap rezim al-Assad pada saat itu berupa sanksi finansial, dan sanksi tersebut tetap berlaku selama al-Assad masih memegang tampuk kekuasaan.
Namun, Presiden Trump belum memberikan indikasi apakah ia akan menghapus Suriah dari daftar hitam negara-negara sponsor terorisme. Suriah telah masuk ke dalam daftar hitam ini sejak tahun 1979 karena dukungan mereka terhadap berbagai kelompok milisi Palestina.