Ragamutama.com – , Jakarta – Presiden Republik Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan antusiasmenya dapat kembali menginjakkan kaki di Indonesia dalam kunjungan kenegaraan yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 27 hingga 29 Mei 2025. Bersama sang istri, Brigitte Macron, Presiden Macron tiba di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pada pukul 21.50 WIB, hari Selasa malam, 27 Mei 2025. Pesawat kepresidenan Prancis, Airbus A330-200, mendarat di Jakarta setelah melakukan penerbangan dari Hanoi, Vietnam.
Pilihan Editor: Mengapa Bohir Politik Ada di Setiap Rezim Pemerintahan?
Di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, kehadiran Macron disambut hangat oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Pertunjukan tari dan alunan musik khas Betawi turut memeriahkan penyambutan rombongan tersebut. Sebelum memasuki kendaraan, Macron menyempatkan diri untuk berinteraksi singkat dengan para jurnalis. Beliau menyampaikan kegembiraannya dapat kembali mengunjungi Indonesia, setelah sebelumnya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dua tahun silam.
“Saya sangat senang berada di sini, karena negara Anda sangat indah. Saya masih ingat pertemuan saya dengan Presiden Jokowi dua tahun lalu di Bali. Dan kini, saya, istri saya, serta seluruh delegasi, merasa bahagia dapat berada di sini, di Indonesia,” ujar Macron sebelum memasuki mobil.
Macron juga mengungkapkan bahwa ia telah menyampaikan kepada Menteri Pertahanan Sjafrie mengenai antusiasmenya untuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto. Menurut pandangan Macron, Indonesia adalah negara yang memiliki nilai strategis, dan ia memiliki keinginan kuat untuk mempererat hubungan antara Prancis dan Indonesia.
“Karena hubungan antara kedua negara ini sangat strategis dan (Indonesia) sangat bersahabat,” imbuh Macron.
Selama kunjungannya di Indonesia, Presiden Macron berencana mengunjungi Akademi Militer Magelang serta Candi Borobudur yang terletak di Jawa Tengah. Dikabarkan bahwa Macron ingin menyaksikan secara langsung kemegahan candi Buddha terbesar di dunia tersebut.
Namun, rencana kunjungan Macron ke Candi Borobudur menjadi topik hangat perbincangan di berbagai platform media sosial. Penyebabnya adalah keputusan pemerintah untuk menyediakan alat bantu berupa stairlift yang akan memudahkan Macron untuk mencapai puncak Candi Borobudur. Presiden Prabowo Subianto juga dijadwalkan untuk mendampingi Macron dalam kunjungan tersebut.
Video dan gambar yang memperlihatkan proses pemasangan stairlift tersebut telah beredar luas di platform X, Youtube, dan Instagram. Video tersebut diklaim sebagai persiapan pemasangan eskalator di Candi Borobudur dalam rangka menyambut kedatangan Presiden Prabowo dan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dijadwalkan pada hari Kamis, 29 Mei 2025. Dalam video tersebut, dinarasikan bahwa eskalator tersebut dibangun khusus untuk menyambut kedatangan Prabowo dan Macron.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, mengonfirmasi bahwa video tersebut memang terkait dengan persiapan kunjungan Presiden Macron. Beliau menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan menyediakan semacam jalan landai tanpa tangga untuk membantu Macron dan Prabowo mencapai lantai 4. Selanjutnya, pemerintah menyiapkan stairlift dari lantai 5 atau 8 hingga mencapai puncak Candi Borobudur.
“Borobudur itu kira-kira setinggi gedung kita ini. Gedung 12 lantai. Jadi, Presiden Prancis melakukan kunjungan kenegaraan dengan waktu yang terbatas. Sehingga, disiapkan fasilitas untuk menapaki setiap lantai dan tingkat di Borobudur,” jelasnya di kantornya, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.
Hasan mengklaim bahwa tujuan pemerintah menyediakan fasilitas tersebut adalah untuk meningkatkan efisiensi waktu.
“Menggunakan stair lift supaya waktu lebih efisien,” tegasnya.
Menurut Hasan, pemasangan fasilitas tersebut tidak akan merusak struktur Candi Borobudur. Beliau meyakinkan bahwa pemasangan tersebut tidak menggunakan paku maupun bor. Selain itu, pemasangan tersebut bersifat sementara dan hanya untuk keperluan kunjungan tersebut.
“Jadi, hanya ditaruh saja. Nanti ketika selesai, fasilitas tersebut dapat dibongkar dengan mudah,” pungkasnya.
Hendrik Yaputra turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.