Prediksi Indef: Bank Indonesia Diprediksi Tetap Pertahankan Suku Bunga Acuan

- Penulis

Minggu, 20 April 2025 - 12:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan tetap pada angka 5,75 persen.

Dewan Gubernur BI akan mengadakan rapat pada 22-23 April 2025 untuk memutuskan suku bunga acuan berdasarkan kondisi ekonomi terkini.

Abdul Manap Pulungan, peneliti di Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, berpendapat bahwa BI belum akan menurunkan suku bunga karena nilai tukar rupiah terjaga dengan baik.

Meskipun pemerintah telah mendorong BI untuk segera menurunkan suku bunga guna meningkatkan likuiditas ekonomi.

“Melihat kondisi terkini, suku bunga BI diperkirakan akan tetap dipertahankan karena depresiasi rupiah telah mereda di pertengahan April,” jelasnya dalam diskusi publik, dikutip Minggu (20/4/2025).

Namun, ia menekankan pentingnya perbaikan fundamental agar nilai tukar rupiah tetap stabil.

Salah satu strateginya adalah meningkatkan cadangan devisa melalui peningkatan ekspor dan investasi asing.

Baca Juga :  IHSG Pekan Lalu Merosot Signifikan ke Level 6.270, Analis Indo Premier Sekuritas: Ada Pengaruh Peresmian Danantara

Indonesia, menurutnya, dapat mencontoh keberhasilan China dalam menjaga nilai tukar mata uangnya dengan cadangan devisa yang besar.

Cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 157,1 miliar dollar AS pada Maret 2025.

Peningkatan ini didorong oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah.

“Kenaikan cadangan devisa menjadi 157 miliar dollar AS bukan berasal dari peningkatan ekspor, melainkan dari penerbitan global bond,” imbuhnya.

Sementara itu, ekonom Indef, Eko Listiyanto, memperkirakan The Fed akan mempertahankan Fed Funds Rate pada kisaran 4,25-4,5 persen.

Hal ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar dollar AS.

Konsensus ekonom juga menunjukkan prediksi serupa.

Sebanyak 81 persen ekonom memperkirakan The Fed tidak akan mengubah suku bunga dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 7 Mei mendatang.

Namun, untuk periode FOMC selanjutnya, Juni hingga Oktober 2025, mayoritas ekonom memproyeksikan kenaikan Fed Funds Rate. “Dari sisi keuangan, kenaikan suku bunga tidak semudah itu karena adanya tekanan pada nilai tukar mereka. Namun, analisis menunjukkan kecenderungan kenaikan di masa mendatang,” jelas Eko.

Baca Juga :  Lo Kheng Hong Raup Rp 48,9 Miliar dari Dividen Saham Blue Chip?

Eko menilai, meningkatnya ketegangan perang dagang AS-China dapat mendorong The Fed menaikkan suku bunga.

Tekanan perdagangan kedua negara berpotensi memicu inflasi.

Risiko inflasi akan semakin tinggi jika AS dan China saling menerapkan tarif impor yang besar.

Dampaknya tidak hanya inflasi, tetapi juga potensi resesi di AS.

“Jika inflasi naik, maka suku bunga akan naik. Kebijakan moneter kemungkinan akan diperketat,” paparnya.

Ketegangan dagang AS-China semakin meningkat.

Kedua negara terus menerapkan kebijakan yang memperburuk hubungan ekonomi global.

Terbaru, AS menaikkan tarif impor barang dari China hingga 245 persen.

Angka ini jauh lebih tinggi daripada tarif sebelumnya yang sebesar 145 persen.

Berita Terkait

BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Masih Mahal?
PTBA Bagi Dividen Rp332 Per Saham, Catat Jadwalnya!
NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?
Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?
Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?
Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!
Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?
Haiyanto Borong Saham ELSA, Kuasai Saham Individu Terbesar Elnusa

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 05:47 WIB

BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Masih Mahal?

Senin, 16 Juni 2025 - 05:37 WIB

PTBA Bagi Dividen Rp332 Per Saham, Catat Jadwalnya!

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:42 WIB

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:57 WIB

Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:52 WIB

Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?

Berita Terbaru

Family And Relationships

Davika Hoorne: 7 Fakta Keluarga, Orang Tua Sudah Lama Berpisah!

Senin, 16 Jun 2025 - 06:12 WIB

travel

Liburan Hemat: Anak 6 Tahun Gratis Masuk Solo Safari!

Senin, 16 Jun 2025 - 06:02 WIB

finance

BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Masih Mahal?

Senin, 16 Jun 2025 - 05:47 WIB

finance

PTBA Bagi Dividen Rp332 Per Saham, Catat Jadwalnya!

Senin, 16 Jun 2025 - 05:37 WIB