Kodam IX/Udayana kini tengah menginvestigasi secara mendalam insiden kematian seorang prajurit TNI bernama Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23 tahun), yang terjadi pada Rabu, 6 Agustus lalu. Prajurit muda ini diduga kuat tewas akibat penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya sendiri, sebuah dugaan yang kini menjadi sorotan publik.
Prada Lucky, yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Menanggapi dugaan tersebut, Wakil Kepala Pendam IX/Udayana, Letkol Inf Amir Syarifudin, dalam konferensi pers di Kodam IX/Udayana pada Jumat, 8 Agustus, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan secara definitif apakah Prada Lucky meninggal karena penganiayaan. Ia menegaskan pentingnya publik untuk bersabar menanti hasil investigasi komprehensif. “Kami tidak bisa langsung mengklaim ini penganiayaan atau bukan. Bisa jadi memang penganiayaan, namun bisa juga karena cedera lain yang belum terungkap. Tim investigasi kami saat ini sedang bekerja keras untuk menemukan fakta sesungguhnya,” jelas Letkol Amir.
Lebih lanjut, Letkol Amir Syarifudin mengungkapkan bahwa komandan satuan Prada Lucky telah menemui pihak keluarga korban. Menurutnya, keluarga Prada Lucky, termasuk sang ayah, Serma Christian Namo, yang juga seorang prajurit TNI, memahami prosedur investigasi yang sedang berjalan. “Kami sangat menghormati kekecewaan yang dirasakan pihak keluarga. Namun, perlu ditekankan bahwa seluruh proses penanganan kasus ini telah diserahkan sepenuhnya kepada institusi yang berwenang untuk ditangani secara objektif dan sesuai koridor hukum yang berlaku,” tambahnya.
Terkait beredarnya foto-foto di media sosial yang diduga menunjukkan luka-luka pada tubuh Prada Lucky, Letkol Amir meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi. Ia meragukan validitas foto-foto tersebut dan mengimbau agar publik menunggu hasil resmi dari tim investigasi. “Apakah Anda yakin itu foto yang bersangkutan? Di era kemajuan teknologi ini, sangat mungkin seseorang mengedit atau mengunggah foto yang tidak sesuai dengan kenyataan. Semua spekulasi ini akan terjawab secara gamblang nanti, saat tim investigasi yang sedang bertugas merampungkan pekerjaannya,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Letkol Amir Syarifudin juga menegaskan komitmen Kodam IX/Udayana untuk memastikan proses investigasi dan hukum berjalan transparan tanpa intervensi pihak mana pun. “Kodam tidak akan menoleransi segala bentuk pelanggaran hukum yang dilakukan oleh siapa pun di lingkungan kami. Prinsip kebenaran dan keadilan adalah landasan utama dalam menyikapi setiap insiden yang terjadi di lingkungan militer,” pungkasnya, menekankan dedikasi institusi dalam menjaga integritas dan supremasi hukum.