Ragamutama.com – , Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memberikan tanggapannya terkait persetujuan ekspor beras yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, realisasi ekspor beras akan dipertimbangkan setelah pemerintah benar-benar meyakini bahwa cadangan pangan nasional mencukupi untuk memenuhi kebutuhan domestik.
“Saat ini, fokus utama kami adalah memperkuat cadangan pangan. Seiring dengan musim panen yang sedang berlangsung, kami akan memaksimalkan penyerapan. Jika cadangan pangan sudah mencukupi, maka opsi ekspor dapat dipertimbangkan,” jelas Arief saat ditemui di kantor Bapanas, pada tanggal 29 April 2025.
Arief memaparkan bahwa tren produksi beras menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Namun, ia mengingatkan bahwa setelah puncak panen raya di bulan Mei, potensi penurunan produksi perlu diantisipasi. Pemerintah akan menganalisis data produksi secara komprehensif untuk memastikan ketersediaan cadangan pangan yang cukup hingga akhir tahun.
Setiap tahunnya, Indonesia membutuhkan sekitar 30,5 juta ton beras untuk memenuhi konsumsi nasional. Dengan mempertimbangkan laju produksi saat ini, Arief optimis bahwa stok beras akan mencukupi kebutuhan tersebut. Bahkan, dalam kondisi yang stabil, ia mengklaim bahwa stok beras dapat mencukupi hingga tahun 2027.
Terkait dengan isu ekspor beras, Arief mengilustrasikannya dengan perumpamaan penumpang pesawat. Setiap penumpang berhak mendapatkan masker dan oksigen untuk keselamatan diri sendiri. Jika sumber daya tersebut berlebih, barulah penumpang dapat membantu orang lain.
“Presiden telah memberikan lampu hijau untuk ekspor, namun saya merekomendasikan agar kita memprioritaskan penguatan cadangan pangan terlebih dahulu. Setelah itu, kita akan melakukan evaluasi ulang untuk menentukan langkah selanjutnya,” tegas mantan Kepala Dewan Pengawas Perum Bulog ini.
Sebelumnya, Presiden Prabowo telah memberikan izin kepada Indonesia untuk menjual beras ke negara-negara tertentu, mengingat surplus produksi beras dalam negeri. Meskipun ia tidak menyebutkan secara spesifik negara tujuan ekspor, pemerintah Malaysia baru-baru ini menyatakan minatnya untuk mengimpor beras dari Indonesia.
“Saya menerima laporan dari Menteri Pertanian dan Menko Pangan bahwa beberapa negara mengajukan permintaan untuk pasokan beras dari Indonesia. Saya telah menyetujui dan memerintahkan pengiriman beras ke negara-negara tersebut,” ungkap Prabowo dalam sambutannya pada acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, pada hari Rabu, 23 April 2025.
Kepala Negara menekankan bahwa harga beras yang diekspor tidak perlu ditetapkan terlalu tinggi. Menurutnya, ekspor beras sebaiknya tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan maksimal.
“Sebaiknya kita mengedepankan prinsip kemanusiaan dan tidak terlalu mengejar keuntungan besar. Yang terpenting, biaya produksi, transportasi, dan administrasi dapat tertutupi. Kita ingin membuktikan bahwa Indonesia bukan lagi negara yang meminta-minta, melainkan negara yang mampu membantu dan memberi kepada bangsa lain,” pungkas Prabowo.
Yuni Rohmawati berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Indonesia Masuk Daftar 10 Negara Pengimpor Beras Terbesar di Dunia