jogja.RAGAMUTAMA.COM, YOGYAKARTA – Aparat kepolisian berhasil mengamankan tiga warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, atas dugaan keterlibatan dalam tindak pidana penyalahgunaan obat-obatan terlarang, khususnya psikotropika.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menjelaskan bahwa ketiga individu tersebut berasal dari Kecamatan Dlingo, dengan inisial CIA (25), H (28), dan AR (27).
“Penangkapan ketiga terduga pelaku ini bermula dari informasi yang diterima dari masyarakat mengenai adanya aktivitas peredaran psikotropika di wilayah Kecamatan Dlingo,” ungkap Jeffry pada hari Senin (12/5).
Perlu diketahui, psikotropika adalah golongan zat atau obat, baik yang bersumber dari alam maupun hasil sintesis, yang secara aktif mempengaruhi sistem saraf pusat (otak). Pengaruh ini dapat menyebabkan perubahan signifikan pada fungsi otak, termasuk persepsi, pola pikir, tingkat kesadaran, suasana hati, emosi, dan perilaku seseorang.
Efek yang ditimbulkan dari penyalahgunaan psikotropika dapat bervariasi, mulai dari halusinasi dan ilusi, distorsi cara berpikir, perubahan emosi yang tidak terduga, hingga rasa ketergantungan yang kuat.
Penting untuk digarisbawahi bahwa penyalahgunaan psikotropika berpotensi menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti kecanduan, gangguan kejiwaan, dan bahkan berujung pada kematian.
Menurut keterangan Jeffry, penangkapan ketiga warga Bantul tersebut dilakukan setelah pihak kepolisian melakukan serangkaian penyelidikan mendalam terkait laporan yang diterima.
“Setelah mendapatkan informasi yang akurat, tim segera bergerak menuju lokasi yang dimaksud dan berhasil mengamankan CIA pada hari Jumat (9/5) dini hari di kawasan Muntuk, Dlingo,” jelasnya.
Pengembangan kasus kemudian mengarah pada penangkapan rekan CIA, yaitu H dan AR, yang diduga terlibat dalam jaringan yang sama.
Selanjutnya, ketiga terduga pelaku dibawa ke Markas Polres Bantul untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.
Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, mengimbau seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Bantul untuk bersatu padu dalam memberantas peredaran narkoba, demi melindungi masa depan generasi penerus bangsa.
“Peran serta aktif orang tua dan keluarga sebagai lingkungan terdekat sangat krusial dalam memantau perilaku anak-anak,” tegasnya.
Beliau menekankan pentingnya sinergi dengan berbagai pihak, mengingat narkoba merupakan ancaman laten yang nyata bagi Indonesia.
“Untuk mewujudkan wilayah yang bersih dari narkoba, diperlukan upaya berkelanjutan dalam pemantauan, penegakan hukum, serta pencegahan secara komprehensif,” tambahnya.
Pihaknya juga mengharapkan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam mengintensifkan upaya promotif (pembinaan) dan preventif (pencegahan), mulai dari kampanye anti narkoba hingga edukasi tentang bahaya narkoba yang melibatkan kepolisian, psikolog, maupun ahli hukum.
“Kami mendorong masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, berperan aktif dalam mengawasi dan mencegah peredaran narkoba. Jangan ragu untuk melaporkan kepada polisi jika menemukan indikasi peredaran narkoba, laporan Anda pasti akan kami tindak lanjuti,” pungkasnya. (antara/jpnn)
