Grab Jadi Solusi Ekonomi Efektif: Studi ITB Ungkap Lebih dari 50% Mitra Pengemudi Eks-Korban PHK
Jakarta – Sebuah riset terbaru dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2023 secara gamblang mengungkap peran krusial platform digital seperti Grab dalam memulihkan kondisi ekonomi masyarakat. Studi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari separuh atau 50 persen mitra pengemudi Grab sebelumnya merupakan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tidak memiliki pekerjaan, atau kehilangan sumber pendapatan utama.
Temuan ini diperkuat oleh pengakuan Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia, yang menegaskan efektivitas platform digital dalam membuka akses ke sumber pendapatan baru. Ia juga memaparkan data internal Grab yang mencatat lonjakan penghasilan signifikan, di mana sebagian besar mitra yang telah bergabung mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat. “Ini menunjukkan efektivitas platform digital dalam menyediakan sumber pendapatan baru dan memulihkan kondisi ekonomi individu yang terdampak,” ujar Neneng pada sebuah jumpa pers di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 17 Juni 2025.
Sejak tahun 2018 hingga 2024, komitmen Grab terhadap penciptaan lapangan kerja telah nyata. Melalui digitalisasi UMKM, termasuk sektor kuliner dan layanan ojek online (ojol), Grab berhasil menciptakan lebih dari 4,6 juta peluang pekerjaan. Angka fantastis ini membuktikan adanya efek berganda yang substansial dari kehadiran aplikator digital dalam ekosistem ekonomi nasional.
Tidak berhenti pada penciptaan lapangan kerja, Grab juga aktif menjalin kolaborasi strategis untuk meningkatkan kesejahteraan mitra. Bersama OVO, peluang kerja sama dan usaha bagi masyarakat luas terus dibuka. Lebih lanjut, kemitraan erat dengan Kementerian UMKM serta BPJS Ketenagakerjaan memastikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi para mitra pengemudi dan pelaku UMKM binaan.
Hingga saat ini, puluhan ribu mitra aktif Grab telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Grab secara proaktif juga rutin menyelenggarakan edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan kesadaran mitra akan pentingnya perlindungan sosial. Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro, menggarisbawahi urgensi jaminan sosial yang fleksibel dan mudah diakses bagi para mitra digital. “Mitra digital menghadapi risiko kerja yang nyata, mulai dari kecelakaan hingga ketidakpastian di hari tua,” katanya, menekankan pentingnya perlindungan komprehensif.
Sejalan dengan upaya peningkatan kesejahteraan mitra, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, secara aktif mendorong klasifikasi mitra ojek online Grab sebagai bagian dari entitas UMKM. Status ini krusial karena akan membuka akses bagi para mitra untuk beragam fasilitas negara, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga ringan, subsidi BBM dan LPG, hingga program pelatihan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dari pemerintah.
Menurut Maman, pengakuan sebagai UMKM akan memungkinkan mitra ojol tetap mempertahankan esensi fleksibilitas kerja, sembari mendapatkan perlindungan dan akses pembiayaan layaknya pengusaha UMKM formal lainnya. Model kemitraan yang adaptif dan memberikan kebebasan dalam menentukan waktu kerja ini menjadi daya tarik utama bagi mitra pengemudi, sekaligus menegaskan peran Grab sebagai jembatan menuju stabilitas ekonomi dan kemandirian.
Pilihan Editor: Bisnis Ojek Online Melejit. Mengapa Pengemudinya Menjerit?