Ragamutama.com – , Jakarta – Dian Sandi, seorang kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait unggahan foto ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di platform X. Pemanggilan ini terkait dengan laporan yang diajukan oleh mantan Presiden Joko Widodo terkait dugaan pencemaran nama baik dan penyebaran informasi bohong mengenai keabsahan ijazahnya.
Dian Sandi, yang berdomisili di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), tiba di Polda Metro Jaya pada Senin, 19 Mei 2025, untuk memberikan klarifikasi sehubungan dengan kasus dugaan ijazah palsu yang menyeret nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
“Saya menerima undangan klarifikasi terkait laporan dari Bapak Jokowi. Sebagai warga negara yang taat hukum, saya merasa terpanggil untuk memberikan keterangan yang dibutuhkan,” ujarnya, seperti dikutip Antara.
Dian menduga bahwa undangan klarifikasi ini terkait erat dengan unggahan foto ijazah Jokowi yang ia bagikan melalui media sosial X pada hari Selasa, 1 April 2025.
“Namun, saya siap jika memang ada pengembangan lebih lanjut dari pihak kepolisian. Saya hadir untuk memberikan penjelasan seperlunya,” tambahnya.
Dian juga menyatakan kesiapannya untuk bersikap terbuka dan mempercayakan sepenuhnya proses hukum kepada pihak Kepolisian, karena ia yakin mereka akan bekerja secara profesional.
“Hari ini, saya terpanggil oleh hati nurani untuk mengungkap kebenaran. Saya telah melakukan riset mendalam sejak awal. Saya tidak membela Pak Jokowi secara membabi buta, tetapi saya merasa prihatin melihat beliau diperlakukan seperti ini,” tegas Dian Sandi.
Ketika ditanya mengenai dokumen yang ia bawa, Dian menjawab bahwa ia tidak membawa apapun. “Saya tidak membawa dokumen apapun saat ini, tetapi jika dibutuhkan, saya akan segera menyiapkannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dian Sandi menegaskan bahwa unggahannya di media sosial tidak ada sangkut pautnya dengan arahan dari Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, yang notabene adalah putra bungsu Jokowi, maupun dari Jokowi sendiri. “Saya bergerak atas nama pribadi, atas inisiatif sendiri,” tandasnya.
Polda Metro Jaya sendiri telah memeriksa sebanyak 24 saksi terkait laporan yang diajukan oleh Jokowi terkait pihak-pihak yang diduga menyebarkan tuduhan palsu mengenai ijazahnya.
“Hingga saat ini, telah ada 24 saksi yang dimintai keterangan dalam tahap pendalaman proses penyelidikan,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi, saat ditemui di Polda Metro Jaya pada Kamis, 15 Mei 2025.
Ade Ary menjelaskan bahwa laporan yang diajukan oleh Jokowi pada Rabu, 30 April 2025, di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, bermula dari sebuah video yang beredar di media sosial yang berisi pernyataan yang diduga mengandung unsur fitnah dan pencemaran nama baik.
“Kronologi perkara yang dilaporkan adalah pada tanggal 26 Maret 2025, di sekitar Karet Kuningan, Jakarta Selatan, pelapor selaku korban mengetahui adanya video yang menyatakan ijazah palsu S1 milik pelapor,” terangnya.
Unggahan foto ijazah Jokowi di X oleh Dian Sandi Utama, pada tanggal 1 April 2025. Dian mengklaim bahwa foto tersebut adalah foto ijazah asli. (X/@DianSandiU)
Unggahan Dian Sandi
Dian Sandi Utama membuat unggahan di platform X yang disebutnya sebagai foto ijazah asli Jokowi pada tanggal 1 April 2025, tepat di tengah suasana libur Lebaran.
“Buat yang ributin fotocopy ijazah pak @jokowi yang saya upload pada utas. Biar kalian tenang lebarannya ini saya upload yang asli,” tulis Dian dalam unggahannya di akun X-nya.
Unggahan yang menampilkan foto ijazah berwarna milik Jokowi tersebut langsung memicu perdebatan sengit di kalangan warganet. Tercatat ada 56 ribu tampilan dan ribuan komentar pro dan kontra. Postingan tersebut juga membawa Dian terlibat dalam perdebatan di sebuah podcast bersama Roy Suryo dan Rismon Sianipar, dua tokoh yang berulang kali menyuarakan keraguan terhadap keaslian ijazah S1 Jokowi.
Kepada Tempo, pada tanggal 6 Mei 2025, Dian menjelaskan bahwa foto berwarna ijazah Jokowi yang ia unggah merupakan bagian dari rangkaian utas yang berisi keyakinannya terhadap keaslian ijazah Jokowi. Keyakinan tersebut bermula dari percakapannya dengan Andi Pramaria, yang mengaku sebagai teman seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM.
Menurut Dian Sandi, ia pernah bekerja bersama Andi sekitar tahun 2018-2023, saat menjadi tenaga kontrak di Pemerintah Provinsi NTB di era Gubernur Zulkieflimansyah. Andi saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutanan NTB. “Pak Andi bercerita bahwa ia kuliah bersama Jokowi, dan ia mengirimkan foto-foto zaman kuliah mereka,” ujar Dian Sandi, “foto di kelas, di kampus, termasuk foto wisuda.”
Keputusan Dian Sandi untuk mengunggah cerita Andi Pramaria didasari oleh keprihatinannya terhadap perdebatan tidak sehat yang terjadi di media sosial. “Yang membahasnya para ilmuwan, tapi perdebatannya tidak berwibawa,” ungkapnya.
Mengenai asal-usul foto ijazah Jokowi, Dian Sandi memilih untuk tidak mengungkapkannya. Menurutnya, foto yang sama dengan unggahannya pernah ditampilkan oleh UGM pada tahun 2022 dalam acara reuni angkatan Jokowi.
Dian Sandi menjelaskan bahwa pada saat itu, semua alumni yang hadir membawa ijazah masing-masing. Karena berhalangan hadir, ijazah Jokowi ditampilkan di proyektor sebagai simbol kehadirannya. “Yang ditampilkan di proyektor itu sama persis dengan yang saya tampilkan di X. Bukan foto baru atau dari sumber yang berbeda,” pungkasnya.
Abdul Latief Apriaman turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Mengapa Menteri Budi Arie Belum Jadi Tersangka Judi Online