Pendaki Rinjani Jatuh! Imbauan SAR Sebelum Mendaki

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 29 Juni 2025 - 08:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Menyusul insiden tragis jatuhnya pendaki di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Samsul Padli, Anggota Tim SAR Unit Lombok Timur, menyerukan imbauan penting bagi siapa pun yang berencana mendaki gunung ikonik tersebut. Samsul Padli merupakan bagian dari tim evakuasi yang mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27), yang mengalami kecelakaan fatal di Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025.

Dalam program *Sapa Indonesia Malam Akhir Pekan KompasTV* pada Sabtu, 28 Juni 2025, Samsul Padli menekankan bahwa jalur dan kondisi Gunung Rinjani dapat menjadi tantangan terbesar bagi para pendaki. “Jalurnya licin, terus batuan lepas, berpasir,” ungkapnya, menggambarkan medan yang membutuhkan kewaspadaan tinggi.

Lebih lanjut, Samsul mengimbau para pendaki untuk senantiasa fokus saat berjalan. Ia juga sangat menganjurkan penggunaan pemandu atau *guide*. “Ikuti kalau ada *guide* alangkah baiknya, tapi kalau tamunya enam, harus *guide*-nya dua,” jelasnya, menyoroti pentingnya rasio pemandu dan pendaki untuk keselamatan. Selain itu, kesiapan fisik dan mental menjadi prasyarat mutlak sebelum memulai pendakian Rinjani.

Samsul juga menyoroti waktu-waktu tertentu yang patut diwaspadai pendaki Gunung Rinjani terkait kondisi cuaca. “Desember kan hujan, sudah musim hujan tuh Desember, biasa ada badai,” ungkapnya. Namun, ia menambahkan bahwa cuaca di Rinjani memang sangat tidak menentu. “Musim panas bisa tiba-tiba hujan badai, gitu, tidak tentu kalau di Rinjani,” ujarnya. Oleh karena itu, Samsul sangat menyarankan para pendaki untuk selalu memantau perkembangan situasi cuaca sebelum dan selama pendakian.

Baca Juga :  Bahlil Pantau Sumur Migas Sorong, Sempatkan Kunjungi Pulau Gag

Peringatan dari Tim SAR ini datang setelah terjadinya beberapa insiden fatal di Gunung Rinjani. Sebelumnya, Kompas.tv memberitakan kecelakaan yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27), yang terjatuh pada Sabtu, 21 Juni 2025. Juliana bersama lima wisatawan lain dan seorang pemandu, mulai mendaki Gunung Rinjani pada Jumat, 20 Juni 2025.

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman, korban merasa kelelahan saat menuju puncak dan memilih untuk beristirahat. Namun, ketika pemandu turun dari puncak, Juliana tidak ditemukan di lokasi istirahat. Setelah penelusuran, pendaki tersebut diketahui telah jatuh. Informasi jatuhnya pendaki Brasil ini diterima pihak Balai TNGR pada Sabtu pagi. Tim SAR gabungan segera bergerak melakukan pencarian dan evakuasi.

Tim SAR gabungan menggunakan *unmanned aerial vehicle* (UAV) dalam pencarian pada Minggu, 22 Juni, dan Senin, 23 Juni 2025. Pada Senin, tim berhasil menemukan keberadaan korban dengan UAV, sekitar 500 meter bergeser dari titik awal jatuhnya. Evakuasi sempat tertunda karena medan ekstrem dan cuaca berkabut. Proses evakuasi dilanjutkan pada Selasa, 24 Juni, dan Rabu, 25 Juni 2025. Akhirnya, pada Rabu, tim gabungan berhasil mengevakuasi jenazah Juliana yang kemudian diautopsi di RSUD Bali Mandara. Dokter forensik kemudian menyatakan bahwa pendaki Brasil tersebut tewas sekitar 20 menit setelah jatuh di Gunung Rinjani.

Baca Juga :  Kutipan Reinhold Messner Jadi Peringatan untuk Pendaki Gunung Rinjani

Selain Juliana, insiden lain juga menimpa seorang pendaki asal Malaysia, Nazli bin Awang Mahat (47), yang tergelincir hingga kedalaman 200 meter saat turun dari puncak Gunung Rinjani melalui Danau Segara Anak. Kepala Resort Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Taufikurrahman, mengonfirmasi kejadian ini kepada Kompas.com pada Sabtu, 28 Juni 2025.

“Kami mendapat laporan mengenai WNA asal Malaysia ini dari *guide* pada Jumat malam, tanggal 27 Juni 2025, sekitar pukul 15.20 Wita,” ungkap Taufik. Ia menjelaskan bahwa korban mengalami kecelakaan dan tergelincir di arah menuju Danau Segara Anak, menyebabkan luka di bagian kepala dan kaki terkilir, sehingga ia tidak dapat melanjutkan perjalanan. Tim evakuasi segera bergerak menuju lokasi korban sekitar pukul 23.00 Wita dan berhasil membawa korban turun menggunakan tandu. Setelah dievakuasi, Nazli kemudian dibawa ke Puskesmas Sembalun untuk mendapatkan penanganan medis.

Berita Terkait

Gunung Lewotobi Erupsi: 6 Desa di Lereng Diminta Mengungsi!
Parade Mobil Kementerian Meriahkan Malam HUT RI: Foto dan Detail!
22 Demonstran Pati Bebas: Apa yang Terjadi Sebenarnya?
Demo Pati 13 Agustus: 64 Orang Dirawat, Gas Air Mata Penyebab Utama
Demo Pati Ricuh: Istana Tegaskan Tak Ada Korban Meninggal!
Pati Memanas! Demo Bupati Ricuh, Mobil Polisi Dibakar Massa
Prada Lucky Tewas: Keluarga, Gubernur NTT, DPR Tuntut Usut Tuntas!
Syarat Jadi Damkar Jakarta: Ini yang Wajib Kamu Tahu!

Berita Terkait

Senin, 18 Agustus 2025 - 11:47 WIB

Gunung Lewotobi Erupsi: 6 Desa di Lereng Diminta Mengungsi!

Minggu, 17 Agustus 2025 - 22:22 WIB

Parade Mobil Kementerian Meriahkan Malam HUT RI: Foto dan Detail!

Jumat, 15 Agustus 2025 - 17:52 WIB

22 Demonstran Pati Bebas: Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Kamis, 14 Agustus 2025 - 08:38 WIB

Demo Pati 13 Agustus: 64 Orang Dirawat, Gas Air Mata Penyebab Utama

Kamis, 14 Agustus 2025 - 07:55 WIB

Demo Pati Ricuh: Istana Tegaskan Tak Ada Korban Meninggal!

Berita Terbaru

sports

Untung Gede! Okafor Tinggalkan Milan, Gabung Klub Inggris?

Selasa, 19 Agu 2025 - 03:43 WIB

entertainment

Royalti Musik Membayangi, PO Bus SAN Hentikan Putar Lagu!

Selasa, 19 Agu 2025 - 01:06 WIB

Uncategorized

Timnas U-17 Gigit Jari! Mali Juara Piala Kemerdekaan 2024

Senin, 18 Agu 2025 - 23:21 WIB