Ragamutama.com – , Jakarta – Kabar duka datang dari Maluku. Balai Taman Nasional Manusela melaporkan seorang pendaki dinyatakan hilang di kawasan Gunung Binaiya. Ironisnya, pendaki tersebut dilaporkan tidak membawa perbekalan makanan yang memadai. Dalam ranselnya, hanya ditemukan tiga botol air minum dan tiga buah senter kepala.
Identitas pendaki yang hilang adalah Firdaus Ahmad Fauzi, seorang pemuda berusia 27 tahun yang berasal dari Cibeureum, Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat. Firdaus dilaporkan hilang saat dalam perjalanan turun dari puncak Binaiya. “Kondisi saat Firdaus dinyatakan hilang adalah angin kencang dan kabut tebal,” demikian pernyataan resmi dari Balai Taman Nasional Manusela pada hari Senin, 28 April 2025.
Rombongan pendakian Firdaus terdiri dari 5 pendaki, didampingi oleh 2 porter, dan seorang pemandu berpengalaman. Mereka memulai pendakian dari Negeri Piliana—gerbang utama pendakian Gunung Binaiya yang menjulang setinggi 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl)—atau yang dikenal sebagai jalur Selatan.
Kronologi Hilangnya Pendaki
Jisman Walalayo, pemandu gunung yang berasal dari Negeri Yaputih, memberikan penjelasan rinci mengenai kronologi hilangnya Firdaus. Menurut penuturan Jisman, pada hari Sabtu, 26 April, tim memulai perjalanan turun dari puncak Binaiya. “Di tengah perjalanan, tim memutuskan untuk beristirahat dan makan siang,” ujarnya saat dihubungi oleh Tempo pada Jumat malam, 2 Mei 2024.
Setelah selesai makan siang, tim bersiap kembali dan melanjutkan perjalanan turun dengan tujuan mencapai Pos 4 Isilali. Pos ini seringkali menjadi titik awal pendakian (summit attack) bagi para pendaki yang ingin mencapai puncak Binaiya, dengan melewati rangkaian pegunungan seperti puncak Bintang, Nasapeha, dan kawasan Waifuku yang menantang.
Dalam perjalanan tersebut, salah satu porter bersama dua orang pendaki berjalan lebih cepat mendahului Yusuf (sang pemandu), Firdaus, dan pendaki lainnya. Namun, di tengah perjalanan, sebelum mencapai Nasapeha, tempat peristirahatan yang dituju, seorang pendaki mengalami cedera. Tim pun berhenti untuk memberikan pertolongan dan mengobati luka pendaki tersebut.
Memutuskan Mendahului Tim Tanpa Porter
Pada saat itulah, Firdaus memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan turun menuju Nasapeha. “Firdaus mendahului timnya menuju Pos 5 Nasapeha tanpa didampingi oleh porter,” jelas Jisman, yang mendapatkan informasi tersebut dari Ismail, salah satu porter yang turut mendaki bersama Firdaus.
Yusuf, sang pemandu, sempat memperingatkan Firdaus untuk tidak berjalan sendirian. Ia menekankan bahwa jika Firdaus ingin melanjutkan perjalanan, ia harus didampingi oleh seorang porter. “Namun, Firdaus tidak mengindahkan ucapan Pak Yusuf dan tetap melanjutkan perjalanannya,” ungkap Jisman, yang juga merupakan anggota komunitas pencinta alam Kompas Masohi.
Beberapa menit kemudian, Yusuf berteriak memanggil Firdaus berulang kali. Namun, sayangnya, teriakan tersebut tidak mendapatkan respons dari Firdaus. “Setelah Firdaus meninggalkan tim tanpa porter, Pak Yusuf memutuskan untuk menyusulnya,” tutur Jisman, yang beberapa hari sebelumnya bersama Yusuf memandu rombongan pendaki lain ke Gunung Binaiya.
Yusuf terus berusaha menyusul Firdaus, menyusuri jalan turun ke Nasapeha, kemudian mendaki ke puncak Bintang, dan melanjutkan perjalanan hingga ke Isilali. Namun, di semua titik tersebut, Yusuf tidak berhasil menemukan Firdaus. Dari Isilali, Yusuf kembali mendaki ke puncak Bintang, namun hasilnya tetap nihil.
Firdaus Ahmad Fauzi, 27 tahun, pendaki asal Bogor, Jawa Barat, yang dinyatakan hilang di Gunung Binaiya, Maluku, sejak Sabtu, 26 April 2025. Foto ini diambil di area Nasapeha, dalam perjalanan menuju puncak Binaiya. Dok. Jisman Walalayo
Yusuf akhirnya bertemu kembali dengan tim yang sebelumnya ia tinggalkan untuk menyusul Firdaus. “Setelah bertemu dengan tim, Pak Yusuf menyampaikan bahwa Firdaus kemungkinan tersesat,” ucap Jisman, berdasarkan cerita yang ia dengar dari Ismail, yang juga merupakan suami dari adik perempuannya.
Dari puncak Bintang, yang merupakan punggungan gunung terjal dan curam dengan medan bebatuan karts yang menantang, Yusuf kembali turun ke Nasapeha, sebuah lembah kecil yang dipenuhi pepohonan rimbun dan lumut. Di area Nasapeha ini, Yusuf menemukan jejak sepatu di dekat kubangan air. “Namun, hanya ada satu jejak kaki,” ucap Jisman.
Menurut Jisman, jejak kaki tersebut tidak mengarah ke puncak Bintang. Yusuf pun mengikuti jejak tersebut, namun ia tidak menemukan jejak kaki lainnya yang bisa dijadikan petunjuk. “Jejak itu menghilang begitu saja, hingga akhirnya Pak Yusuf melaporkan kejadian tersebut ke Desa Piliana bahwa Firdaus nyasar,” tutur Jisman.
Tempo telah mencoba menghubungi Yusuf, pemandu gunung yang berasal dari Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Namun, hingga berita ini diturunkan, pesan WhatsApp dan panggilan telepon yang dikirimkan tidak mendapatkan balasan. Nomor telepon Yusuf juga tidak aktif. Kabarnya, Yusuf dan Ismail saat ini masih aktif mengikuti pencarian bersama tim gabungan di tengah hutan.
Pencarian yang Belum Membuahkan Hasil
Balai Taman Nasional Manusela baru mengumumkan secara resmi hilangnya Firdaus pada tanggal 28 April lalu. Menurut keterangan dari Balai, para pendaki dan pemandu tersebut bertemu dengan Tim Patroli Polisi Kehutanan Taman Nasional Manusela yang berjumlah tiga orang di Pos Isilali pada tanggal 26 April 2025, pukul 17.30 WIT.
Mereka melaporkan insiden hilangnya Firdaus kepada petugas patroli, menginformasikan bahwa salah satu pendaki yang mereka pandu, yaitu Firdaus, hilang saat dalam perjalanan turun menuju Isilali. Titik terakhir Firdaus terlihat berada di sekitar Nasapeha.
Mengetahui bahwa rekan pendakinya tidak terlihat, Yusuf dan seorang porter segera melakukan pencarian. Namun, upaya pencarian tersebut tidak berhasil menemukan Firdaus. Setelah menerima laporan tersebut, Tim Patroli pun ikut bergabung dalam pencarian Firdaus. Namun, hasilnya tetap nihil. “Setelah mendapatkan informasi tersebut, Tim Patroli ikut membantu pencarian survivor. Namun belum menemukan Firdaus,” demikian kutipan dari keterangan tertulis Balai.
Tiga petugas polisi kehutanan, Yusuf, dan seorang porter kembali melakukan pencarian terhadap Firdaus keesokan harinya, yaitu pada hari Ahad, 27 April 2025. Pencarian dilakukan dengan menyisir ulang kawasan puncak Bintang hingga turun ke area Nasapeha. Sayangnya, pencarian di hari kedua tersebut juga tidak membuahkan hasil.
Kepala Resor Saunulu Balai Taman Nasional Manusela, Yoman Elly, menyatakan bahwa saat ini tim pencarian, pertolongan, dan penyelamatan (SAR) masih terus menyisir separuh kawasan hutan Manusela. “Sampai saat ini kami belum menemukan Firdaus,” kata Yoman saat dihubungi pada Jumat malam, 2 Mei 2025.
Pilihan editor: Bekal Doa ke Binaiya