Pencarian MH370 Segera Dimulai, Berfokus di Samudra Hindia

- Penulis

Jumat, 21 Februari 2025 - 09:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang 11 tahun lalu, akan segera dimulai kembali.

Dengan ekspedisi baru dari perusahaan robotika kelautan Ocean Infinity, mereka percaya bisa mengakhiri salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia ini.

Pasalnya, MH370 menghilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China pada 8 Maret 2014.

Saat itu, pesawat MH370 membawa 239 penumpang dan kru di dalamnya, termasuk enam warga Australia.

Proses pencarian sebelumnya lebih banyak dilakukan di Laut China Selatan dan Laut Andaman, dikutip dari 9News, Selasa (18/2/2025).

Meskipun demikian, hingga saat ini, keberadaan pesawat MH370 masih menjadi misteri. 

Pencarian MH370 akan dimulai di Samudra Hindia

Beberapa hari setelah kecelakaan, analisis sinyal pesawat tidak dapat menemukan lokasi pesawat secara tepat, tetapi menentukan bahwa MH370 mungkin berada di dua jalur.

Dilansir dari News.com AU, Kamis (20/2/2025), satu jalur membentang dari Jawa ke arah selatan ke Samudra Hindia di barat daya Australia.

Sementara, satu jalur lainnya membentang ke arah utara melintasi Asia, dari Vietnam ke Turkmenistan.

Area pencarian kemudian diperluas ke Samudra Hindia di barat daya Australia di busur selatan dan Asia Tenggara, China bagian barat, anak benua India, dan Asia Tengah di busur utara.

Baca Juga :  Indonesia Jadi Garda Depan: Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Dimulai!

Beberapa minggu setelah hilangnya pesawat, sebuah kapal Australia mendeteksi sejumlah sinyal akustik yang diduga berasal dari “kotak hitam” Boeing 777 di sekitar 2.000 km di sebelah barat laut Perth, Australia Barat.

Akan tetapi, muncul kekhawatiran bahwa sinyal tersebut mungkin saja merupakan pembacaan yang salah.

Puing-puing MH370 pertama baru ditemukan pada Juli 2014 di Pulau Reunion, Perancis, sekitar empat bulan setelah MH370 menghilang.

Dalam 18 bulan berikutnya, lebih dari 20 serpihan puing ditemukan secara keseluruhan di garis pantai di Tanzania, Mozambik, Afrika Selatan, Madagaskar, dan Mauritius.

Tiga puing dipastikan berasal dari MH370, namun beberapa puing lainnya dianggap “kemungkinan” berasal dari pesawat tersebut.

Pada Januari 2017, pemerintah Malaysia, Australia, dan China memutuskan untuk menghentikan pencarian MH370.

Akan tetapi, satu tahun kemudian, Malaysia menugaskan pencarian bawah air kedua kepada perusahaan robotika kelautan Ocean Infinity yang berpusat di Houston.

Namun, pencarian berakhir pada Mei di tahun yang sama.

Menurut laporan, Ocean Infinity meminta pembayaran sebesar 70 juta dollar AS atau sekitar Rp 1.144 triliun apabila misi pencarian MH370 kali ini berhasil.

Namun, jika pencarian gagal, mereka tidak akan menerima bayaran apa pun.

Pencarian MH370 diperkirakan dimulai akhir Februari 2025

Setelah mengumumkan misi pencarian baru pada akhir 2024, kapal Ocean Infinity saat ini sedang bergerak dari Mauritius menuju zona jatuhnya pesawat, yang berada 1.500 kilometer sebelah barat Perth di Samudra Hindia.

Baca Juga :  Promo Malaysia Airlines di ASTINDO Travel Fair 2025, Diskon Tiket hingga 30 Persen

Pencarian ini akan menandai upaya ketiga untuk menemukan pesawat MH370.

Aviation Source News menyatakan, pencarian MH370 kemungkinan dimulai bulan ini, meskipun belum ada tanggal resmi yang diumumkan untuk misi tersebut.

“Para ahli perkapalan dan penggemar MH370 memantau dengan seksama pergerakan kapal, dan pelayaran khusus ini menghasilkan kegembiraan yang cukup besar,” publikasi tersebut melaporkan.

Mereka menambahkan, perkiraan tanggal kedatangan Armada 7806 di area yang ditentukan adalah sekitar 23 Februari 2025.

“Ini menunjukkan bahwa kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju zona pencarian prospektif di Samudra Hindia Selatan,” tambahnya.

Area pencarian baru ini memiliki luas sekitar 15.000 kilometer persegi, dengan lokasi pencarian yang ditentukan oleh tiga kelompok peneliti.

Pemburu puing-puing dari Amerika, Blaine Gibson meyakini, pencarian baru ini memiliki potensi yang kuat.

“Kami memiliki bukti dan analisis kredibel lama dan baru yang menunjukkan lokasi tempat jatuhnya pesawat, teknologi pencarian yang lebih baik, dan hasil pencarian sebelumnya,” katanya.

“Kami memiliki gagasan yang jauh lebih baik tentang di mana pesawat itu berada, dan di mana tidak,” tambahnya.

Berita Terkait

Gempa M 5,1 Guncang Timor Tengah Utara, Waspada Dampak!
Longsor Tambang Gunung Kuda, Ini Kata Badan Geologi Soal Penyebabnya
Kapal Nelayan Bengkulu Ditemukan Selamat Setelah Hilang di Lampung
Gempa Bengkulu 6,3 Magnitudo: Analisis Lengkap BMKG dan Dampaknya
Misteri Alam Semesta: Bukti Simulasi Komputer?
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Tengah: Getaran Terasa Sampai Denpasar
Vale Indonesia Buktikan Komitmen Lestarikan Lahan Pascatambang Secara Berkelanjutan
Vaksin TBC Didanai Bill Gates: Amankah untuk Warga Indonesia?

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 01:02 WIB

Gempa M 5,1 Guncang Timor Tengah Utara, Waspada Dampak!

Sabtu, 31 Mei 2025 - 14:46 WIB

Longsor Tambang Gunung Kuda, Ini Kata Badan Geologi Soal Penyebabnya

Selasa, 27 Mei 2025 - 13:32 WIB

Kapal Nelayan Bengkulu Ditemukan Selamat Setelah Hilang di Lampung

Jumat, 23 Mei 2025 - 08:48 WIB

Gempa Bengkulu 6,3 Magnitudo: Analisis Lengkap BMKG dan Dampaknya

Selasa, 20 Mei 2025 - 05:37 WIB

Misteri Alam Semesta: Bukti Simulasi Komputer?

Berita Terbaru

finance

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:22 WIB

Uncategorized

Copenhagen, Rahasia Bahagia: Senyum Tulus Ala Denmark

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:08 WIB

technology

Samsung Z Flip6 vs iPhone 16e: Adu Spek, Harga, Pilih Mana?

Selasa, 17 Jun 2025 - 01:37 WIB