Pencarian Intensif: Kronologi Pendaki Jawa Barat Hilang Misterius di Gunung Binaiya

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 4 Mei 2025 - 04:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Kabar duka datang dari Maluku. Balai Taman Nasional Manusela melaporkan seorang pendaki bernama Firdaus Ahmad Fauzi dinyatakan hilang di kawasan Gunung Binaiya. Ironisnya, saat mendaki, Firdaus tidak membawa perbekalan makanan yang memadai. Ranselnya hanya berisi tiga botol air minum dan tiga buah senter kepala sebagai penerangan.

Firdaus Ahmad Fauzi, pendaki berusia 27 tahun yang berasal dari Cibeureum, Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat, dilaporkan hilang saat dalam perjalanan turun dari puncak Gunung Binaiya. “Ketika Firdaus dinyatakan hilang, kondisi cuaca di sekitar lokasi sangat tidak mendukung, dengan angin bertiup kencang dan kabut tebal menyelimuti kawasan tersebut,” demikian pernyataan resmi dari Balai Taman Nasional Manusela pada hari Senin, 28 April 2025.

Menurut informasi, Firdaus mendaki gunung tersebut dalam rombongan yang terdiri dari 5 pendaki, didampingi oleh 2 porter, dan seorang pemandu berpengalaman. Mereka memulai pendakian dari Negeri Piliana, yang merupakan titik awal pendakian Gunung Binaiya dari jalur Selatan. Gunung ini menjulang setinggi 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kronologi hilangnya pendaki

Jisman Walalayo, seorang pemandu gunung yang berasal dari Negeri Yaputih, memberikan penjelasan rinci mengenai kronologi hilangnya Firdaus. Menurut penuturan Jisman, pada hari Sabtu, 26 April, tim memulai perjalanan turun dari puncak Binaiya setelah menikmati pemandangan. “Di tengah perjalanan, tim memutuskan untuk beristirahat sejenak guna mengisi tenaga dengan makan siang,” ujarnya saat dihubungi oleh Tempo pada Jumat malam, 2 Mei 2024.

Usai makan siang, tim kembali bersiap dan melanjutkan perjalanan menuruni gunung, dengan tujuan akhir mencapai Pos 4 Isilali. Pos ini lazimnya menjadi titik awal bagi para pendaki yang hendak melakukan summit attack menuju puncak Binaiya, dengan melewati serangkaian pegunungan, termasuk puncak Bintang, Nasapeha, dan kawasan Waifuku yang terkenal.

Dalam perjalanan tersebut, seorang porter dan dua orang pendaki memilih untuk berjalan lebih cepat, mendahului Yusuf (pemandu), Firdaus, dan anggota rombongan lainnya. Namun, di tengah perjalanan, sebelum mencapai Nasapeha, salah seorang pendaki mengalami cedera yang cukup serius. Tim pun terpaksa berhenti untuk memberikan pertolongan medis kepada pendaki yang malang tersebut.

Mendahului rombongan tanpa pengawalan porter

Di tengah situasi tersebut, Firdaus memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan turun menuju Nasapeha. “Firdaus memilih untuk mendahului timnya menuju Pos 5 Nasapeha tanpa didampingi oleh seorang pun porter,” ungkap Jisman, yang memperoleh informasi tersebut dari Ismail, salah seorang porter yang turut mendaki bersama Firdaus.

Baca Juga :  Tragis! Jasad Bocah Korban Buaya Sangatta Akhirnya Ditemukan

Yusuf, sang pemandu, sempat mengingatkan Firdaus agar tidak berjalan seorang diri. Ia menyarankan agar Firdaus menunggu dan melanjutkan perjalanan dengan didampingi oleh seorang porter. “Namun, Firdaus tidak mengindahkan ucapan Pak Yusuf dan tetap bersikeras untuk melanjutkan perjalanan,” tutur Jisman, yang merupakan anggota komunitas pencinta alam Kompas Masohi.

Selang beberapa menit kemudian, Yusuf berteriak memanggil nama Firdaus berkali-kali, berharap agar Firdaus mendengar dan berhenti. Sayangnya, teriakan tersebut tidak mendapatkan respons sama sekali dari Firdaus. “Setelah Firdaus meninggalkan tim tanpa didampingi porter, Pak Yusuf pun berinisiatif untuk menyusul Firdaus,” lanjut Jisman, yang beberapa hari sebelumnya sempat memandu rombongan pendaki lain ke Gunung Binaiya bersama Yusuf.

Yusuf terus berupaya menyusul Firdaus, menyusuri jalan setapak yang berkelok-kelok, hingga tiba di Nasapeha. Ia kemudian melanjutkan pendakian ke puncak Bintang, lalu turun kembali hingga mencapai Isilali. Sayangnya, di sepanjang jalur tersebut, Yusuf tidak berhasil menemukan jejak Firdaus. Dari Isilali, Yusuf kembali mendaki ke puncak Bintang, namun hasilnya tetap nihil.

Potret Firdaus Ahmad Fauzi, pendaki asal Bogor, Jawa Barat, berusia 27 tahun, yang dinyatakan hilang di Gunung Binaiya, Maluku, sejak Sabtu, 26 April 2025. Foto ini diabadikan di area Nasapeha, saat rombongan dalam perjalanan menuju puncak Binaiya. (Sumber: Dok. Jisman Walalayo)

Akhirnya, Yusuf bertemu kembali dengan tim yang sebelumnya ia tinggalkan untuk mengejar Firdaus. “Setelah bertemu dengan tim, Pak Yusuf mengabarkan bahwa Firdaus tampaknya tersesat,” jelas Jisman, berdasarkan cerita yang ia dengar dari Ismail, yang juga merupakan suami dari adik perempuan Jisman.

Dari puncak Bintang, yang merupakan punggungan gunung terjal dan curam dengan medan bebatuan karts yang khas, Yusuf kembali turun menuju Nasapeha, sebuah lembah kecil yang dipenuhi dengan pepohonan rimbun yang berlumut. Di area Nasapeha ini, Yusuf menemukan jejak sepatu di dekat sebuah kubangan air. “Namun, jejak yang ditemukan hanya satu jejak kaki,” ungkap Jisman.

Menurut Jisman, jejak kaki tersebut tidak mengarah ke puncak Bintang. Yusuf pun memutuskan untuk mengikuti jejak tersebut, berharap dapat menemukan petunjuk yang mengarah ke Firdaus. Sayangnya, setelah beberapa saat, jejak kaki tersebut menghilang begitu saja. “Jejak itu lenyap tanpa bekas, hingga akhirnya Pak Yusuf memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Desa Piliana, mengabarkan bahwa Firdaus nyasar,” tutur Jisman.

Baca Juga :  Komnas HAM: Koperasi TNI AU Sempat Kuasai Saham OCI

Tempo sempat berupaya menghubungi Yusuf, pemandu gunung yang berasal dari Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, untuk meminta keterangan lebih lanjut. Namun, hingga berita ini diturunkan, pesan WhatsApp dan panggilan telepon yang dikirimkan tidak mendapatkan respons. Nomor telepon Yusuf juga tidak aktif. Kabarnya, Yusuf dan Ismail saat ini masih aktif mengikuti operasi pencarian bersama tim gabungan di tengah hutan.

Operasi pencarian masih belum membuahkan hasil

Balai Taman Nasional Manusela baru mengumumkan secara resmi hilangnya Firdaus pada tanggal 28 April lalu. Menurut keterangan Balai, rombongan pendaki dan pemandu tersebut bertemu dengan Tim Patroli Polisi Kehutanan Taman Nasional Manusela yang beranggotakan tiga orang di Pos Isilali pada tanggal 26 April 2025, sekitar pukul 17.30 WIT.

Mereka melaporkan insiden hilangnya Firdaus kepada petugas patroli, menginformasikan bahwa seorang pendaki yang mereka pandu, yaitu Firdaus, hilang saat dalam perjalanan turun menuju Isilali. Titik hilangnya Firdaus diperkirakan berada di sekitar kawasan Nasapeha.

Mengetahui bahwa rekan pendaki mereka tidak terlihat, Yusuf dan seorang porter segera berinisiatif untuk mencari Firdaus. Namun, upaya pencarian tersebut tidak membuahkan hasil. Berdasarkan laporan tersebut, Tim Patroli pun turut serta dalam upaya pencarian Firdaus, namun hasilnya tetap nihil. “Setelah mendapatkan informasi tersebut, Tim Patroli segera membantu melakukan pencarian terhadap survivor. Namun, hingga saat ini, Firdaus belum berhasil ditemukan,” demikian bunyi keterangan tertulis dari Balai Taman Nasional Manusela.

Tiga petugas polisi kehutanan, Yusuf, dan seorang porter kembali melakukan pencarian terhadap Firdaus pada keesokan harinya, yaitu hari Ahad, 27 April 2025. Pencarian dilakukan dengan menyisir ulang kawasan puncak Bintang hingga turun di area Nasapeha. Sayangnya, pencarian di hari kedua ini juga tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Kepala Resor Saunulu Balai Taman Nasional Manusela, Yoman Elly, mengungkapkan bahwa saat ini tim pencarian, pertolongan, dan penyelamatan (SAR) masih terus berupaya menyisir separuh kawasan hutan Manusela. “Hingga saat ini, kami masih belum berhasil menemukan Firdaus,” kata Yoman saat dihubungi pada Jumat malam, 2 Mei 2025.

Pilihan editor: Bekal Doa ke Binaiya

Berita Terkait

Jadwal Lengkap Upacara Piodalan di Bali, Minggu 4 Mei 2024
Misteri Hurrem Sultan: Selir Ukraina, Bangsawan Italia, atau Penyihir Rusia? Perempuan Paling Berpengaruh di Ottoman
Museum Sejarah Joseon Kembali Dibuka Mei 2025: Catatan Masa Lalu Terungkap
Tiga Paus Afrika: Revolusi Iman dan Asal Usul Hari Valentine
Ajak Masyarakat Kembali Gemar Membaca: Normalisasi Baca Buku di Tempat Umum
Penemuan Arkeologi Heboh: Pedang Kuno Berswastika Berusia 2300 Tahun Terungkap!
Liburan Mewah: 5 Hotel Terbaik India, Termasuk Bekas Istana
Firsta Yufi Amarta Putri: Kilas Balik Perjalanan Menuju Puteri Indonesia 2025

Berita Terkait

Minggu, 4 Mei 2025 - 11:16 WIB

Jadwal Lengkap Upacara Piodalan di Bali, Minggu 4 Mei 2024

Minggu, 4 Mei 2025 - 10:51 WIB

Misteri Hurrem Sultan: Selir Ukraina, Bangsawan Italia, atau Penyihir Rusia? Perempuan Paling Berpengaruh di Ottoman

Minggu, 4 Mei 2025 - 10:31 WIB

Museum Sejarah Joseon Kembali Dibuka Mei 2025: Catatan Masa Lalu Terungkap

Minggu, 4 Mei 2025 - 08:23 WIB

Tiga Paus Afrika: Revolusi Iman dan Asal Usul Hari Valentine

Minggu, 4 Mei 2025 - 07:15 WIB

Ajak Masyarakat Kembali Gemar Membaca: Normalisasi Baca Buku di Tempat Umum

Berita Terbaru

entertainment

Lisa Mariana Ungkap Sindiran Pedas Soal Pihak yang Menjatuhkannya

Minggu, 4 Mei 2025 - 17:11 WIB

Education And Learning

Dedi Mulyadi Kritik Pelajar Bawa Motor: Pakar Ungkap Bahaya Keselamatan

Minggu, 4 Mei 2025 - 17:03 WIB

Public Safety And Emergencies

Prabowo Resmikan Terminal Haji Umrah Modern di Soekarno-Hatta

Minggu, 4 Mei 2025 - 16:51 WIB