Peluang Emas: Gejolak Global Pacu Ekspansi Produk Halal Indonesia

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 26 April 2025 - 18:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Ketidakpastian ekonomi global, yang dipicu oleh eskalasi tensi perdagangan antar negara-negara adidaya, dapat menjadi momen krusial bagi Indonesia. Peluang ini memungkinkan Indonesia untuk memperkuat posisi dan memperluas penetrasi pasar ekspor produk halal. Situasi ini menciptakan prospek yang menjanjikan bagi para pelaku bisnis tanah air untuk menjajaki pasar-pasar baru dan mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar konvensional.

Nur Hidayah, Kepala Center for Sharia Economic Development (CSED) Indef, menekankan bahwa Indonesia memiliki kekuatan fundamental dalam industri halal yang perlu dioptimalkan. Upaya ini bertujuan untuk memperluas cakupan ekspor dan memperkukuh daya saing ekonomi syariah di kancah nasional.

“Dalam konteks ketidakpastian global yang disebabkan oleh perang dagang saat ini, Indonesia sebenarnya berada pada posisi yang ideal untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor produk halal,” kata Nur Hidayah dalam sebuah diskusi publik yang diselenggarakan oleh Indef dengan tajuk “Dampak Perang Dagang Bagi Ekonomi dan Keuangan Syariah” pada hari Sabtu, 26 April 2025.

Jaminan Produk Halal, BPJPH Beri Sertifikat Halal untuk Coway

Jaminan Produk Halal, BPJPH Beri Sertifikat Halal untuk Coway

1. Ekspor produk halal Indonesia mencapai 41,42 miliar dolar AS

Data mencatat bahwa ekspor produk halal Indonesia berhasil menyentuh angka 41,42 miliar dolar AS pada bulan Januari 2024. Meskipun kontribusi ini signifikan bagi perekonomian Indonesia, pertumbuhan ekspor produk halal masih dianggap belum optimal jika dibandingkan dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia di sektor ini.

Baca Juga :  Kepala BKN: Honorer dalam Database Tak Boleh Diberhentikan

Menurutnya, pencapaian ini menggarisbawahi perlunya strategi yang lebih terarah untuk memperkuat peran industri halal sebagai penggerak utama dalam diplomasi ekonomi Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif di berbagai subsektor halal yang belum dimaksimalkan sepenuhnya di pasar global.

“Pencapaian ini, tentu saja, merupakan aset berharga yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mendiversifikasi pasar dan produk halal,” imbuh Nur Hidayah.

2. Belajar dari Malaysia dalam perluasan pasar ekspor produk halal

Nur Hidayah menyarankan agar Indonesia dapat mencontoh strategi yang diterapkan oleh Malaysia, yang dikenal sangat proaktif dalam memperluas pasar halal, baik sebelum maupun sesudah implementasi kebijakan tarif timbal balik oleh Presiden Trump.

Ia menyoroti bahwa Malaysia adalah salah satu negara yang berhasil mendukung visi Halal Industry Masterplan 2030.

“Malaysia memperluas ekspornya ke wilayah Asia Timur, Timur Tengah, Afrika, serta memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara seperti China, India, dan Asia. Mereka juga memanfaatkan berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh negara lain untuk mengakses pasar baru dengan tarif yang lebih kompetitif dan berfokus pada industri bernilai tinggi,” jelas Nur Hidayah.

Baca Juga :  Emas Syariah Primadona: Tips Menabung Aman dari OJK & Keuntungan Investasi

Genjot Produk Halal, Indonesia dan Arab Saudi Bentuk Tim Khusus

Genjot Produk Halal, Indonesia dan Arab Saudi Bentuk Tim Khusus

3. Indonesia harus membuka peluang pasar ekspor produk halal seluas-luasnya

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, diyakini memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan ekspor produk halal melalui penerapan pendekatan yang lebih agresif dan strategis.

Apalagi, wilayah Afrika Sub-Sahara menawarkan potensi pasar yang signifikan seiring dengan pertumbuhan kelas menengah yang meningkatkan konsumsi produk halal. Selain itu, wilayah Timur Tengah juga menunjukkan peningkatan permintaan terhadap produk kosmetik dan fesyen syariah.

“Tidak ketinggalan, Asia Selatan dan Tengah, dengan ekspansi industri halal lokal, membuka peluang ekspor baru. Oleh karena itu, terdapat beberapa rekomendasi strategis, yaitu pengembangan roadmap ekspor halal non-food and beverage yang berfokus pada sektor fashion, kosmetik, dan bioteknologi,” pungkasnya.

Menlu Retno dan Menlu Selandia Baru Bahas soal Produk Halal

Menlu Retno dan Menlu Selandia Baru Bahas soal Produk Halal

Berita Terkait

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025
Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia
Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?
Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!
BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia
Astra Graphia Tebar Dividen Rp 67 Miliar: Cek Jadwal Lengkapnya!
8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?
Prospek Emiten Grup Pertamina 2025: Analisis Mendalam dan Rekomendasi Investasi

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:23 WIB

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:55 WIB

Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:19 WIB

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:31 WIB

Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:19 WIB

BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia

Berita Terbaru

finance

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:23 WIB

finance

Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:55 WIB