JEPARA – Persib Bandung, sang juara bertahan dua musim beruntun di kancah sepak bola kasta tertinggi Indonesia, akan menghadapi ujian berat sekaligus penuh gengsi. Mereka dijadwalkan bertandang ke markas tim promosi PSIM Yogyakarta dalam sebuah duel sengit di Stadion Sultan Agung, Bantul, pada Minggu, 24 Agustus 2025.
Pertandingan ini menarik perhatian luas setelah Maung Bandung secara mengejutkan takluk 2-1 dari Persijap Jepara dalam laga sebelumnya. Kekalahan tipis tersebut tentu menyisakan rasa pahit bagi skuad yang dikenal dengan mental juaranya, sekaligus menambah tekanan menjelang laga kontra Laskar Mataram.
Di sisi lain, pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel, menyatakan bahwa persiapan timnya menjelang duel kontra Persib tetap berjalan seperti biasa, tak ada perbedaan signifikan dengan pertandingan lainnya. Ia menekankan konsistensi dalam pola latihan dan analisis.
“Kami menganalisis lawan, apa yang kami mainkan minggu sebelumnya. Lalu kami fokus pada lawan berikutnya, dalam hal ini Persib, kami menonton pertandingan,” jelas Paul. “Kami mencoba memasukkan kekuatan kami ke dalam permainan, dan mencoba mengungkap kelemahan lawan,” tambahnya, sehari sebelum pertandingan krusial tersebut.
Paul tidak menyangkal bahwa timnya akan menghadapi sang juara bertahan Indonesia. Oleh karena itu, rasa hormat terhadap Persib tetap menjadi prioritas utama. “Terutama jika kami bermain melawan sang juara, kami harus memberikan mereka semua pujian,” ujarnya.
Namun, kekalahan Persib dari Persijap Jepara dengan skor 2-1 menjadi sorotan Paul. Ia melihat ini sebagai celah sekaligus motivasi. “Tetapi mereka kalah melawan Jepara, jadi ini akan menjadi pertandingan yang menarik bagi kami untuk melawan sang juara,” lanjutnya dengan nada optimis.
Antusiasme tinggi juga terpancar dari sang pelatih. Ia memandang laga kontra Maung Bandung sebagai kesempatan emas untuk mengukur kualitas dan perkembangan tim PSIM Yogyakarta saat ini. “Sekarang kita akan bermain melawan sang juara,” pungkasnya, menunjukkan semangat juang Laskar Mataram.
Menambah kekuatan tim, Paul juga mengumumkan bahwa PSIM kini diperkuat oleh dua amunisi asing baru asal Belanda. Kehadiran mereka diharapkan mampu membawa variasi taktik dan meningkatkan daya saing Laskar Mataram.
“Dua pemain baru asal Belanda sudah didaftarkan, yakni Anton Fase, jadi dia bisa bergabung dengan skuad,” terang Paul. “Sementara Donny Warmerdam mungkin butuh waktu seminggu lagi untuk siap sepenuhnya, tapi mari kita lihat perkembangannya,” tambahnya, memberikan gambaran kondisi pemain barunya.
Antusiasme publik Yogyakarta diprediksi akan memuncak dengan ribuan suporter yang siap memadati tribun Stadion Sultan Agung. Paul mengaku tidak terkejut dengan sambutan meriah ini, mengingat fanatisme suporter PSIM sudah terlihat sejak latihan pertama.
“Saat latihan pertama kami, itu sangat mengesankan. Bagi saya, ini soal membiasakan diri,” ujarnya. “Semoga besok akan ramai lagi,” harapnya, menyiratkan dukungan penuh dari Laskar Mataram.
Melihat performa di awal musim, kedua tim membawa modal yang berbeda. PSIM Yogyakarta, setelah melakoni dua pertandingan, berhasil mengumpulkan 4 poin dan menduduki peringkat ketujuh klasemen sementara. Mereka mencatatkan satu kemenangan dan satu hasil imbang.
Sementara itu, Persib Bandung yang telah memainkan jumlah laga yang sama, baru mengoleksi 3 poin dan berada di posisi kesepuluh. Hasil tersebut didapat dari satu kemenangan dan satu kekalahan, termasuk kekalahan mengejutkan dari Persijap. Kondisi ini tentu menjadi motivasi tambahan bagi kedua belah pihak untuk meraih hasil maksimal di laga mendatang.
Meski demikian, Paul tetap realistis. Ia mengakui bahwa jalannya pertandingan tidak akan mudah ditebak dan hasil akhir akan sangat dipengaruhi oleh inisiatif timnya di menit-menit awal, serta bagaimana Persib merespons tekanan yang diberikan. “Pada akhirnya, saya pikir ini akan menjadi pertandingan yang sulit bagi kami,” prediksinya.
Mengenai pemain Persib yang paling diwaspadai, Paul secara spesifik menyoroti lini serang Maung Bandung. “Pada dasarnya, para penyerang mereka memang jelas berbahaya. Mereka sangat kuat dan sangat cepat, jadi kami harus waspada, terutama para penyerang mereka,” pungkas Paul, menandakan fokus strateginya terhadap kekuatan lawan.