Performa gemilang Marc Marquez yang menorehkan comeback sensasional dalam sprint race MotoGP Jerman 2025 tak luput dari sorotan tajam Dani Pedrosa. Pembalap Ducati ini memukau banyak pihak dengan ketahanan dan strateginya di lintasan Sachsenring yang basah, sebuah gambaran lain dari dominasinya.
Sirkuit Sachsenring pada Sabtu (12/7/2025) menjadi saksi bisu kebolehan pembalap berjuluk Baby Alien tersebut. Memulai balapan mini dari posisi terdepan sebagai pole sitter, Marquez menghadapi tantangan besar sejak awal.
Lintasan sepanjang 3,67 kilometer yang licin akibat guyuran hujan membuat start Marquez tidak berjalan mulus. Ia sempat melebar, menyebabkan posisinya merosot dan segera diambil alih oleh Marco Bezzecchi dari tim Aprilia yang melesat ke posisi pertama selama beberapa putaran.
Namun, bakat alami yang didukung pengalaman segudang dan ketenangan seorang juara dunia delapan kali, memungkinkan Marquez bangkit secara bertahap. Ia mulai menaklukkan satu per satu rivalnya, meski sempat terdampar di urutan keempat pada awal lomba 15 putaran tersebut.
Momen krusial terjadi pada satu lap sebelum bendera finis dikibarkan. Marquez, dengan ritme balap yang agresif, secara “kesetanan” mengejar Bezzecchi yang tampak solid memimpin dengan Aprilia RS-GP-nya. Murid Valentino Rossi itu tidak berdaya membendung laju beringas Marquez, yang akhirnya berhasil meraih kemenangan dramatis.
Kemenangan ini semakin mengukuhkan dominasi Marquez dalam sesi balapan mini MotoGP 2025. Dari 11 sprint race yang telah digelar, Marquez hanya satu kali gagal meraih kemenangan, di mana ia berhasil finis di tempat kedua, sebuah rekor yang mengagumkan.
Tidak mengherankan jika sepak terjang impresif pembalap berusia 32 tahun itu dalam sprint race MotoGP Jerman 2025 turut menarik perhatian mantan rekan setimnya, Dani Pedrosa. Di mata Pedrosa, Marquez telah menunjukkan mentalitas yang luar biasa.
Pedrosa menyoroti kemampuan Marquez menembus situasi sulit di lintasan basah yang juga dirasakan para rival. Ketahanannya menghadapi kondisi kurang ideal sejak lap pertama membuahkan hasil manis, puncaknya adalah manuver menikung Bezzecchi di menit-menit akhir lomba.
“Dia (Marquez) berusaha sekuat tenaga, bahkan ketika kondisinya tidak mendukung, karena kami melihat awal balapan di mana ban tidak bekerja dengan cukup baik,” ujar Pedrosa. “Tidak hanya untuk Marquez saja, tetapi juga untuk banyak pembalap lain.”
“Secara umum, ia mengalami kesulitan untuk membuat ban belakangnya bekerja dengan baik, ia kehilangan banyak tenaga,” Pedrosa melanjutkan. “Ia harus berjuang keras selama beberapa lap, tetapi pada akhirnya, ia bertahan sehingga ia memiliki kesempatan di lap terakhir.”
Lebih lanjut, Pedrosa menganalisis bahwa pergerakan Marquez tidak terdeteksi oleh Bezzecchi yang nyaris sepanjang lomba memimpin di barisan depan. “Jelas, Bezzecchi tidak tahu di mana Marquez bisa menyusulnya,” ucap Pedrosa, dikutip dari laman Motosan.
“Namun Marquez memiliki banyak referensi dari lap-lap sebelumnya,” imbuhnya. “Sehingga Marquez berkata jika berhasil mencapai posisi terdepan setelah sektor 2, maka balapan akan menjadi milik saya setelah sektor 3.”