“`html
Ragamutama.com – Rumor mengenai motor khusus yang didesain untuk Marc Marquez, pembalap Ducati Lenovo, kembali dimentahkan. Kali ini, giliran Fabio Di Giannantonio yang angkat bicara.
Fabio Di Giannantonio mendapatkan keistimewaan serupa dengan akses ke motor terbaru di garasinya, meskipun ia membela Pertamina Enduro VR46, tim satelit Ducati, di MotoGP 2025.
Performa yang cepat dan konsisten dalam dua musim sebelumnya mengantarkan rider jebolan Fausto Gresini ini meraih kontrak pabrikan dari Ducati.
Namun, jika kita berbicara tentang pencapaian musim ini, Diggia menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan dua pembalap Ducati Desmosedici GP25 lainnya.
Sementara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia, sebagai pembalap tim pabrikan, terus bersaing di posisi tiga besar, Diggia tampak kesulitan untuk menyamai level tersebut.
Bahkan, jika diperhatikan lebih detail, terdapat perbedaan signifikan antara Marquez dan Bagnaia, yang sebenarnya digadang-gadang sebagai kandidat juara pada MotoGP musim ini.
HEAD-TO-HEAD PENGENDARA DUCATI GP25 M. Marquez F. Bagnaia F. Diggia Podium 10 (4 GP) 8 (4 GP) 1 (1 GP) Kemenangan 9 (3 GP) 1 (1 GP) 0 Pole Position 4 0 0
Peringkat
di Klasemen
1 3 5 Poin 171 120 74
Ket:
*) Statistik podium dan kemenangan adalah gabungan
balapan sprint dan balapan utama (GP).
Ketika Marquez berulang kali meraih kemenangan, Bagnaia berjuang keras untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari posisi ketiga. Sebuah pencapaian yang kurang memuaskan bagi seorang kandidat juara.
Kemudahan yang diperlihatkan Marquez dalam membangun kecepatan dengan motor barunya, sementara dua pembalap lain kesulitan, memunculkan spekulasi mengenai perlakuan khusus.
1 Alasan Luca Marini Disukai Bos Honda: Adik Valentino Rossi Punya Daya Tawar Meski Kursinya Terancam 3 Jagoan MotoGP
Sang “Bayi Alien,” yang kini menjadi veteran balap, memang mampu mengarahkan pengembangan motor berkat jaminan hasil impresif yang diberikannya kepada tim.
Krisis berkepanjangan yang dialami oleh tim lamanya, Honda, juga disebabkan oleh terlalu banyak mengikuti kebutuhan Marquez, yang bakatnya mampu menutupi kekurangan besar pada motornya.
Namun, isu tersebut ditepis oleh Diggia.
“Motornya semua sama, tetapi mungkin kalian harus bertanya kepada Gigi Dall’Igna (general manager Ducati Corse),” ujar Diggia, seperti dikutip RAGAMUTAMA.COM dari AS.
“Motor ini telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir oleh Pecco (Bagnaia) bersama tim penguji dan semua pembalap pabrikan yang pernah ada (di Ducati).”
“Marc baru saja menjadi pembalap tim pabrikan Ducati, jadi saya tidak yakin dalam dua balapan dia bisa merevolusi motornya dan tiba-tiba kita semua harus mengendarainya seperti Marc Marquez.”
Sementara itu, Gigi Dall’Igna, dalam wawancara terpisah dengan DAZN, menegaskan bahwa tidak ada perlakuan istimewa yang diberikan kepada Marc Marquez.
Tokoh kunci yang membawa Ducati keluar dari masa sulit dan menjadi kekuatan dominan di MotoGP itu menyatakan bahwa filosofinya adalah membantu semua pembalap.
Tidak pernah ada modifikasi yang hanya menguntungkan satu pembalap Ducati dan merugikan pembalap lainnya.
Keunggulan yang diraih Marquez musim ini lebih disebabkan oleh kemampuannya memaksimalkan potensi motornya.
“Selain sangat cepat, dia juga memanfaatkan dengan baik semua materi yang ada padanya,” puji Dall’Igna tentang Marquez.
Kemampuan ini juga membuat Marquez lebih cepat dalam mengadopsi semua pembaruan yang dibawa Ducati untuk Desmosedici GP25.
Sebagai contoh, pada balapan MotoGP Prancis, Marquez sudah memasang sasis baru, sementara Bagnaia tetap menggunakan sasis lama karena kurang percaya diri dengan dampaknya.
Bagnaia lebih berhati-hati dengan pendekatannya karena kehilangan sensasi yang baik pada motor baru, terutama pada bagian depan, yang menjadi fondasi kekuatannya.
“Marc memiliki kepercayaan diri yang besar dengan motor baru. Dia langsung melompat ke GP25 dari GP23, motor yang memiliki keterbatasan,” ungkap Bagnaia, dikutip dari GPone.com.
“Dia belum pernah mencoba GP24, dan hasilnya dia mengalami peningkatan pada motornya, sementara saya berbeda karena saya kehilangan kepercayaan diri seperti yang saya miliki tahun lalu.”
“Tentu saja, Marquez juga bisa mengendarai traktor dan tetap tampil dengan baik, yang mana itu berbeda dengan saya,” imbuhnya.
Musim lalu, Bagnaia sangat dominan dengan memenangi 11 balapan GP dari 20 seri. Kegagalannya untuk mencetak hattrick gelar lebih disebabkan oleh serangkaian insiden terjatuh di tengah balapan.
Ducati berusaha membantu pembalap andalannya itu untuk menemukan kembali kecepatan dan keyakinannya melalui dukungan teknis dan psikologis.
Faktor kepercayaan diri diduga memiliki peran besar dalam masalah yang dihadapi Bagnaia. Hal itu seperti yang dikatakan manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, kepada Speedweek.
Tardozzi menyebutkan bahwa motor Ducati GP25 hanya sedikit lebih baik daripada GP24. Oleh karena itu, murid Valentino Rossi itu juga harus meningkatkan kemampuannya sendiri.
“Sebagai tim, kami berusaha keras untuk memulihkan kepercayaan dirinya. Dia selalu menjadi yang terkuat dalam pengereman dan saat memasuki tikungan,” kata Tardozzi.
“Kami memiliki datanya dan tahu di mana dia tampil cepat. Jika dia mampu tampil kompetitif lagi di fase-fase tersebut, dia bisa bersaing dengan Marc.”
Kasta Pecco Bagnaia 1 Tingkat di Bawah, Cuma Jin Lampu yang Bisa Gagalkan Marc Marquez Jadi Juara MotoGP
“`