Awan asap putih membubung tinggi dari cerobong Kapel Sistina, Vatikan, pada hari Kamis (8/5) waktu setempat, menandakan kabar gembira bagi umat Katolik di seluruh dunia. Seorang pemimpin baru telah terpilih! Namun, identitas Kardinal yang akan mengemban tugas sebagai Paus ke-267 masih menjadi misteri.
Proses pemilihan berlangsung dalam sebuah konklaf tertutup yang dimulai pada hari Rabu (7/5), melibatkan 133 kardinal yang memenuhi syarat, yaitu mereka yang berusia di bawah 80 tahun.
Para kardinal tersebut telah menginap di Domus Sanctae Marthae (Santa Marta) dan sepenuhnya terisolasi dari dunia luar selama proses pemilihan berlangsung.
Konklaf kali ini telah melewati tiga putaran pemungutan suara yang intens.
Sebelumnya, asap hitam mengepul sebagai tanda bahwa belum tercapai kesepakatan di antara para kardinal.
Selama konklaf, seluruh sinyal telepon dan komunikasi eksternal dinonaktifkan. Vatikan menerapkan kerahasiaan yang sangat ketat, sesuai dengan sumpah yang diucapkan para kardinal sebelum pemilihan dimulai.
Sesuai dengan tradisi yang telah berlangsung lama, setelah hasil pemungutan suara disahkan secara resmi, para kardinal akan menanyakan kepada Kardinal terpilih apakah ia bersedia menerima tanggung jawab sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Jika ia menjawab “ya”, maka ia akan memilih nama kepausan yang akan digunakannya selama masa jabatannya.
Tidak lama kemudian, Kardinal Protodiakon akan tampil di balkon utama Basilika Santo Petrus.
Ia akan menyampaikan pengumuman penting dalam bahasa Latin, “Habemus Papam,” yang berarti “Kita memiliki Paus!”
Selanjutnya, Sri Paus yang baru terpilih akan muncul di hadapan ribuan umat yang telah berkumpul sejak pagi hari di Lapangan Santo Petrus. Saat ini, kegembiraan meluap di Lapangan Santo Petrus, dengan sorak sorai yang membahana begitu asap putih terlihat membubung dari Kapel Sistina.