Antusiasme Tinggi untuk Film Animasi Paul McCartney, ‘High in the Clouds’, Mengintip di Annecy 2025
Festival Animasi Annecy 2025 baru-baru ini menjadi saksi intip eksklusif yang memukau untuk film animasi yang sangat dinantikan, *High in the Clouds*. Diadaptasi dari buku anak karya legenda musik dunia, Paul McCartney, film ini dijadwalkan akan menyapa layar lebar pada tahun 2027. Sebuah kabar yang sontak memicu antisipasi besar di kalangan penggemar animasi dan musik.
Keterlibatan McCartney dalam proyek ini tidak hanya sebatas sumbangsih ide cerita. Musisi ikonik ini juga turut ambil bagian sebagai pengisi suara salah satu karakter utama dan bahkan menciptakan 13 lagu orisinal yang akan mengisi jiwa film *High in the Clouds*. Ini menjanjikan pengalaman sinematik yang kaya dengan sentuhan musikal khas McCartney.
Daya tarik *High in the Clouds* semakin bertambah dengan jajaran pengisi suara bertabur bintang. McCartney akan beradu akting suara dengan sejumlah musisi dan aktor ternama, termasuk rekan seperjuangannya di The Beatles, Ringo Starr; diva pop internasional, Céline Dion; serta ikon musik, Lionel Richie. Nama-nama besar ini dipastikan akan membawa kedalaman dan karisma pada setiap karakter.
Di balik layar, *High in the Clouds* digarap oleh sutradara Toby Genkel dan diawasi secara kreatif oleh Christian De Vita. Film animasi ini adalah buah dari kerja sama panjang yang terjalin selama delapan tahun bersama studio Gaumont, sebuah perjalanan yang disebut-sebut penuh dengan tantangan namun juga dilandasi oleh kecintaan mendalam terhadap seni animasi.
Alur cerita *High in the Clouds* mengajak penonton mengikuti petualangan seekor tupai muda pemberani bernama Wirral (disuarakan oleh Himesh Patel). Ia memiliki misi mulia untuk mengembalikan suara sang ibu, Sugartail (Céline Dion), yang telah dicuri oleh diva tiran kejam bernama Gretsch (Hannah Waddingham). Gretsch, dalam kekuasaannya yang lalim, telah memberlakukan larangan total terhadap segala bentuk musik dan ekspresi bebas di seluruh dunia hewan.
Untuk mewujudkan misinya, Wirral harus menemukan kembali anggota band lama ibunya: McKenzie si walrus (Paul McCartney), Roy si burung (Ringo Starr), dan Gladstone si bison (Lionel Richie). Kebersamaan mereka perlahan memicu revolusi musikal, membawa pesan yang kuat dan relevan tentang pentingnya kebebasan dan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan.
Meskipun *High in the Clouds* tidak murni bergenre musikal, film ini secara mendalam menyoroti kekuatan transformatif musik. Semakin istimewa dengan kehadiran Michael Giacchino, komposer pemenang Oscar di balik mahakarya seperti *Up* dan *The Incredibles*, yang bertanggung jawab menggarap musik latar film ini, menjamin kualitas audio yang luar biasa.
Lebih dari sekadar tontonan animasi keluarga biasa, *High in the Clouds* juga berani menyentuh tema-tema berat nan universal seperti perjuangan, kehilangan, dan harapan yang tak pernah padam. Secara emosional, Paul McCartney juga mengungkapkan bahwa karakter Wirral terinspirasi dari mendiang sahabat karibnya, John Lennon. Sementara itu, sosok Sugartail didedikasikan untuk mendiang istrinya tercinta, Linda McCartney.
Dengan perpaduan pesan mendalam, visual memukau, dan musik yang kuat, *High in the Clouds* diprediksi akan menjadi salah satu film animasi paling dinanti dan berkesan saat tayang di bioskop nanti. Ini bukan hanya sebuah tontonan, melainkan sebuah pengalaman yang siap menyentuh hati banyak orang.