Dalam dunia bisnis, kegiatan audit merupakan praktik standar. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan laporan audit yang komprehensif. Penting untuk diingat bahwa audit internal umumnya dilaksanakan oleh entitas bisnis itu sendiri, sementara audit eksternal dijalankan oleh lembaga pemerintah yang independen.
Audit menjadi bagian tak terpisahkan dari operasional perusahaan. Oleh karena itu, artikel ini dari RAGAMUTAMA.COM akan mengupas tuntas pengertian audit, berbagai jenis opini audit, fungsi pentingnya, serta tahapan-tahapan yang terlibat.
1. Pengertian Laporan Audit
Laporan audit adalah dokumen yang memuat opini auditor, dihasilkan setelah pemeriksaan mendalam terhadap laporan keuangan perusahaan. Proses audit melibatkan verifikasi laporan keuangan dan pencocokan catatan dengan data aktual.
Penerbitan laporan audit didasarkan pada serangkaian kriteria yang telah ditetapkan. Misalnya, seorang auditor dapat melakukan audit terhadap laporan keuangan klien untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar akuntansi yang berlaku. Dalam hal ini, auditor wajib memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara akurat dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Standar akuntansi yang digunakan bisa berupa IFRS, PSAK, atau PABU. Setelah pengujian selesai, auditor akan menerbitkan laporan audit yang berisi opini mereka mengenai laporan keuangan perusahaan.
2. Jenis Opini Audit
Opini audit terdiri dari lima jenis utama. Opini ini dikeluarkan oleh auditor sebagai tanggapan terhadap laporan keuangan. Setiap opini mengandung makna dan pesan khusus yang disampaikan auditor kepada para pengguna laporan keuangan. Berikut adalah kelima jenis opini audit tersebut:
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian
Opini ini diberikan ketika auditor tidak menemukan kesalahan material dalam penyajian laporan keuangan setelah melakukan pemeriksaan. Ini mengindikasikan bahwa laporan keuangan disusun secara akurat dan wajar, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Jika laporan keuangan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian, ini menandakan bahwa entitas telah menyajikan laporan keuangan yang baik dan terpercaya bagi semua pemangku kepentingan. Status ini dapat dilihat pada paragraf opini dalam laporan audit.
2. Opini Wajar dengan Pengecualian
Opini ini dikeluarkan jika auditor menemukan bukti yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan adanya kesalahan penyajian material secara individual. Opini ini juga dikeluarkan jika auditor tidak memperoleh bukti yang cukup akurat untuk mendukung opininya secara penuh.
3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
Opini ini diberikan berdasarkan kondisi tertentu yang tidak secara langsung memengaruhi opini auditor. Beberapa faktor yang dapat memicu opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan meliputi:
- Sebagian pendapat auditor didasarkan pada pendapat auditor lain.
- Ketidakjelasan aturan yang menyebabkan penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku.
- Ketidakpastian yang signifikan terkait peristiwa di masa depan yang sulit diprediksi.
4. Opini Tidak Wajar
Opini tidak wajar diberikan jika auditor menemukan bukti yang tepat dan cukup yang mengindikasikan adanya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. Kesalahan ini sering kali disebabkan oleh individu yang terlibat langsung dalam penyusunan laporan keuangan.
5. Opini Tidak Menyatakan Pendapat
Opini ini dikeluarkan ketika auditor tidak dapat menyimpulkan dampak kesalahan penyajian material terhadap laporan keuangan.
3. Fungsi Audit
Laporan audit digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk manajemen, pemegang saham, direksi, investor, dan lembaga pemerintah. Laporan audit biasanya diterbitkan setiap periode, atau setiap 12 bulan. Fungsi-fungsi penting dari laporan audit meliputi:
- Bagi investor, laporan audit berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan posisi keuangan perusahaan, membantu dalam pengambilan keputusan investasi.
- Bagi lembaga pemerintah, laporan audit digunakan untuk memverifikasi kelengkapan dan keakuratan laporan pajak perusahaan.
- Bagi pemegang saham dan dewan direksi, laporan audit membantu menilai integritas manajemen dan transparansi laporan keuangan perusahaan.
4. Tahapan Audit
Proses penyusunan laporan audit melibatkan beberapa tahapan penting:
Tahap 1: Menyiapkan Laporan Keuangan
Tahap pertama adalah mempersiapkan semua dokumen keuangan yang relevan, seperti laporan laba rugi, rekening bank, kuitansi, dan buku besar.
Tahap 2: Mempersiapkan Rencana Audit
Auditor kemudian menyusun rencana audit yang merinci bagaimana mereka akan memeriksa informasi dalam dokumen dan melaksanakan audit.
Tahap 3: Menjadwalkan Rapat Terbuka
Rapat terbuka diadakan untuk membahas ruang lingkup audit yang akan dilaksanakan oleh auditor.
Tahap 4: Melakukan Audit
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari rapat terbuka untuk melakukan audit, termasuk berbicara dengan staf, meninjau prosedur, dan memeriksa kembali proses yang ada.
Tahap 5: Menyusun Laporan
Tahap terakhir adalah menyusun laporan audit yang berisi opini auditor. Laporan ini akan mengidentifikasi potensi kesalahan dalam laporan keuangan dan merekomendasikan tindakan korektif yang perlu diambil.
8 Tahap Perencanaan dalam Proses Audit Laporan Keuangan
8 Tahap Perencanaan dalam Proses Audit Laporan Keuangan