Istilah saham blue chip mungkin terdengar kurang familiar bagi sebagian masyarakat awam, sehingga tidak semua orang memahami makna sebenarnya. Namun, di kalangan pelaku pasar modal, khususnya para trader dan investor saham, istilah ini sangat populer dan sering kali menjadi incaran.
Popularitas saham blue chip di dunia investasi seringkali memunculkan rasa ingin tahu. Untuk memahami lebih dalam, mari kita simak ulasan lengkap mengenai saham blue chip berikut ini.
7 Hal Penting Yang Wajib Diketahui Para Investor Tentang Saham Aktif
7 Hal Penting Yang Wajib Diketahui Para Investor Tentang Saham Aktif
1. Pengertian
Saham blue chip merujuk pada saham dari perusahaan-perusahaan besar yang telah mapan, dengan kondisi keuangan yang solid, reputasi yang terpercaya, dan kinerja yang konsisten dari waktu ke waktu. Perusahaan-perusahaan ini umumnya memimpin di sektor industrinya dan memiliki kapitalisasi pasar yang signifikan. Selain itu, mereka dikenal secara rutin membagikan dividen kepada para pemegang saham, bahkan dalam kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan.
Asal mula istilah “blue chip” sendiri berasal dari permainan poker, di mana chip berwarna biru memiliki nilai nominal tertinggi. Oleh karena itu, saham blue chip juga dianggap sebagai aset investasi yang bernilai tinggi dan relatif aman untuk investasi jangka panjang.
2. Ciri-ciri
Berikut adalah karakteristik utama yang membedakan saham blue chip:
- Kapitalisasi pasar yang besar: Umumnya termasuk dalam daftar indeks LQ45 atau IDX30 di pasar saham Indonesia.
- Reputasi yang kuat: Diakui sebagai pemimpin pasar atau market leader dalam sektor industrinya.
- Stabilitas keuangan: Menunjukkan pendapatan dan laba bersih yang stabil selama periode waktu bertahun-tahun.
- Pembagian dividen rutin: Secara konsisten memberikan dividen kepada investor sebagai bentuk pembagian keuntungan.
- Likuiditas tinggi: Aktif diperdagangkan di pasar, sehingga relatif mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai.
- Manajemen yang berpengalaman: Dikelola oleh tim manajemen profesional yang memiliki visi jangka panjang yang jelas.
3. Contohnya di Indonesia
Beberapa contoh saham blue chip yang populer dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain:
- BBCA – Bank Central Asia: Bank swasta terbesar di Indonesia yang menawarkan layanan perbankan digital terdepan.
- BBRI – Bank Rakyat Indonesia: Fokus pada penyediaan pembiayaan untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan jaringan cabang yang luas.
- TLKM – Telkom Indonesia: Perusahaan telekomunikasi terkemuka yang menyediakan layanan internet, data, dan jaringan.
- UNVR – Unilever Indonesia: Produsen barang-barang konsumsi yang dikenal dengan merek-merek populer seperti Rinso, Lifebuoy, dan Sunsilk.
- ASII – Astra International: Konglomerasi yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari otomotif, agribisnis, hingga jasa keuangan.
Apa Itu Saham Beredar dan Apa Saja Hal-hal yang Terkait di Dalamnya?
Apa Itu Saham Beredar dan Apa Saja Hal-hal yang Terkait di Dalamnya?
4. Kelebihan
Berinvestasi pada saham blue chip menawarkan sejumlah keuntungan, di antaranya:
- Relatif aman dan stabil: Karena berasal dari perusahaan yang besar dan mapan, saham ini cenderung lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi.
- Dividen yang teratur: Saham blue chip seringkali memberikan dividen yang menarik sebagai sumber pendapatan pasif bagi investor.
- Likuiditas tinggi: Saham ini mudah dibeli dan dijual karena tingginya minat dari investor institusi maupun ritel.
- Landasan portofolio jangka panjang yang solid: Cocok sebagai bagian penting dari portofolio investasi jangka panjang karena potensi pertumbuhan nilai yang berkelanjutan.
5. Kekurangan
Meskipun dianggap relatif aman, saham blue chip juga memiliki beberapa kekurangan:
- Potensi pertumbuhan yang tidak terlalu cepat: Karena perusahaan sudah mencapai skala besar, pertumbuhan harga sahamnya cenderung lebih lambat dibandingkan saham-saham dari perusahaan yang lebih kecil (second liner).
- Harga saham yang relatif mahal: Saham blue chip umumnya memiliki harga yang lebih tinggi, sehingga memerlukan modal yang lebih besar untuk memulai investasi.
- Kurang cocok untuk trading jangka pendek: Kurangnya fluktuasi harga yang signifikan membuatnya kurang menarik bagi para trader harian yang mencari keuntungan cepat.
6 Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen, Apa Saja?
6 Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen, Apa Saja?
6. Fakta unik
1. Asal usul nama “blue chip” dari dunia poker
- Istilah blue chip diambil dari permainan poker, di mana chip berwarna biru memiliki nilai tertinggi dibandingkan chip warna lainnya.
- Analogi ini kemudian diadopsi di pasar saham untuk menggambarkan perusahaan dengan nilai tinggi dan tingkat kredibilitas yang sangat baik.
2. Lebih resisten terhadap krisis ekonomi
- Saham blue chip telah terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi, seperti pandemi COVID-19 atau krisis keuangan global tahun 2008.
- Investor institusional seringkali menjadikan saham ini sebagai pilihan utama untuk diversifikasi risiko dalam portofolio mereka.
3. Sering menjadi bagian dari indeks saham utama
- Di Indonesia, saham blue chip umumnya tergabung dalam indeks LQ45, IDX30, atau MSCI Indonesia Index.
- Di pasar saham internasional, contohnya saham blue chip sering masuk dalam perhitungan Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500.
4. Menjadi indikator kinerja pasar
- Kinerja saham-saham blue chip seringkali digunakan sebagai tolok ukur untuk mengukur performa pasar saham secara keseluruhan, karena mencerminkan kekuatan ekonomi suatu negara.
- Jika mayoritas saham blue chip mengalami kenaikan harga, hal ini biasanya mengindikasikan sentimen pasar yang positif.
5. Didominasi oleh sektor keuangan dan konsumsi
- Di Indonesia, saham blue chip didominasi oleh perusahaan-perusahaan dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan barang konsumsi.
- Hal ini mencerminkan kebutuhan dasar masyarakat dan tingkat stabilitas yang tinggi dari sektor-sektor tersebut.
6. Diminati oleh investor global
- Banyak investor asing yang berinvestasi di pasar modal Indonesia memilih saham blue chip karena dianggap sebagai aset yang aman dan berisiko rendah.
- Saham-saham ini seringkali mendapatkan alokasi yang signifikan dalam reksa dana dan dana pensiun.
7. Tersedia untuk dibeli secara fraksional
- Saat ini, investor dapat membeli saham blue chip dalam jumlah kecil atau bahkan hanya 1 lot saham melalui fitur saham fraksional yang ditawarkan oleh beberapa platform sekuritas digital.
8. Seringkali merupakan “dividen aristokrat”
- Beberapa saham blue chip dikenal sebagai “dividend aristocrat” karena memiliki rekam jejak yang panjang dalam memberikan dividen secara rutin selama puluhan tahun.
- Contoh di pasar saham global adalah Coca-Cola dan Johnson & Johnson.
7. Perbedaan saham blue chip dan saham gorengan
1. Kualitas perusahaan
- Blue chip: Diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang mapan dan memiliki fundamental keuangan yang sangat kuat.
- Gorengan: Biasanya berasal dari perusahaan kecil yang kurang dikenal dan memiliki fundamental yang lemah atau bahkan merugi.
2. Pergerakan harga
- Blue chip: Pergerakan harga relatif stabil dan tidak mengalami fluktuasi ekstrem dalam waktu singkat.
- Gorengan: Harga dapat naik dan turun secara tajam dalam waktu singkat karena adanya spekulasi atau manipulasi pasar.
3. Volume dan likuiditas
- Blue chip: Sangat likuid (mudah diperjualbelikan) dengan volume transaksi yang tinggi setiap hari.
- Gorengan: Volume transaksi seringkali tidak stabil. Volume dapat melonjak tinggi saat “digoreng,” kemudian meredup setelahnya.
4. Tujuan investor
- Blue chip: Cocok untuk investasi jangka panjang karena dianggap aman dan berpotensi menghasilkan dividen yang stabil.
- Gorengan: Biasanya diburu oleh para trader untuk trading jangka pendek dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat.
5. Risiko investasi
- Blue chip: Risiko investasi relatif rendah, terutama bagi investor konservatif atau pemula.
- Gorengan: Risiko investasi sangat tinggi. Investor berpotensi mendapatkan keuntungan besar, tetapi juga berisiko mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.
6. Dividen
- Blue chip: Biasanya secara rutin membagikan dividen setiap tahun.
- Gorengan: Jarang membagikan dividen karena perusahaan umumnya belum menghasilkan laba yang signifikan.
7. Minat investor institusi
- Blue chip: Diminati oleh investor institusi, investor asing, dan manajer investasi karena kredibilitasnya yang tinggi.
- Gorengan: Jarang dilirik oleh investor besar. Pergerakan harga sahamnya seringkali didorong oleh spekulan ritel.
8. Contoh saham
- Blue chip (Indonesia): BBCA (BCA), BBRI (BRI), TLKM (Telkom), UNVR (Unilever), ASII (Astra).
- Gorengan: Biasanya saham dengan harga murah (di bawah Rp500), diterbitkan oleh emiten yang kurang dikenal, dan seringkali mengalami suspensi oleh BEI.
Pengertian dan Sejarah Saham Biasa Serta Hal-hal yang Terkait
Pengertian dan Sejarah Saham Biasa Serta Hal-hal yang Terkait