Pakar Sepak Bola Vietnam, Quang Huy, Membuka Strategi Komprehensif Vietnam untuk Mengejar Ketertinggalan dari Indonesia Melalui Undang-Undang Naturalisasi Pemain.
Pemerintah Vietnam baru saja mengesahkan Undang-Undang Naturalisasi terbaru, sebuah langkah signifikan yang bertujuan untuk mempermudah proses bagi para pemain keturunan Vietnam dalam memperoleh kewarganegaraan. Keputusan ini merupakan respons atas lambatnya proses naturalisasi yang berlaku sebelumnya, yang dinilai menghambat perkembangan sepak bola nasional.
Naturalisasi kini dipandang sebagai salah satu alternatif strategis yang paling efektif bagi tim nasional untuk mencapai target tinggi di kancah sepak bola internasional. Setelah sekian lama mempertahankan idealisme terhadap pemain lokal yang tidak selalu membuahkan hasil maksimal, Vietnam akhirnya melakukan perubahan besar ini, meskipun diakui terbilang terlambat.
Perubahan mendasar dalam UU Naturalisasi ini juga tak lepas dari kenyataan pahit yang dialami Vietnam di lapangan hijau. Mereka sempat dibuat tak berdaya oleh Malaysia dalam Kualifikasi Piala Asia 2027, dan yang paling menohok, dikalahkan secara telak oleh Indonesia yang diperkuat oleh sejumlah pemain naturalisasi keturunan dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026. Kekalahan-kekalahan ini memicu kesadaran akan urgensi perubahan.
Dengan disahkannya UU Naturalisasi yang baru, Timnas Vietnam diharapkan dapat menjadi kekuatan yang lebih tangguh di masa mendatang. “Ketika UU Naturalisasi baru disahkan, sepak bola Vietnam dapat memiliki lebih banyak pemain berkualitas. Para pemain yang membantu kekuatan Timnas Vietnam terus bertumbuh secara signifikan,” demikian laporan Soha.vn, mencerminkan optimisme yang meluas di kalangan publik sepak bola Vietnam.
Pakar sepak bola Vietnam, Quang Huy, secara rinci menjelaskan sebuah “kombinasi” atau pendekatan strategis yang ia yakini dapat digunakan Vietnam untuk mengejar ketertinggalan, bahkan “membalas” persaingan ketat dengan Indonesia dan Malaysia. Menurutnya, ada tiga pilar utama untuk memaksimalkan implementasi Undang-Undang baru ini.
Pertama, ia menekankan pentingnya fokus pada pembinaan pemain muda di dalam negeri. Investasi pada talenta lokal sejak dini harus menjadi prioritas utama. Kedua, adalah dengan membuka keran lebih lebar bagi pemain-pemain keturunan Vietnam yang berdomisili di luar negeri. Meskipun saat ini sudah ada upaya, VFF (Federasi Sepak Bola Vietnam) di masa depan dapat lebih proaktif dengan membentuk panitia khusus. Panitia ini bertugas mencari dan mengidentifikasi pemain-pemain asal Vietnam yang bermain di luar negeri agar tidak kehilangan potensi bakat.
Ketiga, Quang Huy menyarankan untuk membuka pintu naturalisasi bagi pemain asing yang telah lama bermain di liga domestik Vietnam dan menunjukkan keinginan kuat untuk berkontribusi. “Jika memenuhi persyaratan, harus menciptakan kondisi agar mereka dapat dinaturalisasi lebih awal,” ujarnya. Dengan mempermudah proses bagi para pemain ini, tim nasional dapat diperkuat secara instan dan signifikan.
Quang Huy optimis bahwa dengan menerapkan strategi multi-pronged ini, Vietnam tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga mengatasi ketertinggalan dari rival seperti Indonesia dan Malaysia. Ia menyadari bahwa hanya mengandalkan kekuatan internal dari pemain lokal saja tidak lagi cukup di era sepak bola modern. “Kalau tidak, kita berisiko tertinggal dari Indonesia atau Malaysia yang sudah lebih dulu melakukan naturalisasi pemain. Padahal, sebagian besar tim sepak bola saat ini sudah ada pemain yang dinaturalisasi. Kalau hanya mengandalkan kekuatan internal (pemain lokal), akan sangat sulit bersaing,” pungkas Quang Huy, menegaskan urgensi perubahan mentalitas dan strategi ini demi kemajuan sepak bola Vietnam.