Operasi Sindoor India Berdarah: 26 Tewas, Pakistan Balas Dendam

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 8 Mei 2025 - 09:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Situasi di perbatasan India dan Pakistan meningkat tajam pada hari Rabu (7/5) ketika India melancarkan serangan di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.

Pemerintah India mengumumkan bahwa operasi tersebut diberi nama Operasi Sindoor.

Operasi Sindoor dipicu oleh insiden tragis pembantaian wisatawan India di Kashmir pada bulan April. India menuding Pakistan memberikan dukungan kepada kelompok radikal yang bertanggung jawab atas aksi keji tersebut. Tuduhan ini dengan tegas dibantah oleh Pakistan.

Dalam pernyataan resminya, pihak India mengklaim bahwa Operasi Sindoor berhasil menghantam sembilan target strategis.

25 Menit Operasi Sindoor

Kolonel Sofiya Qureshi, seorang pejabat militer India, menjelaskan bahwa Operasi Sindoor merupakan tindakan yang terpaksa diambil karena kegagalan Pakistan dalam memberantas kelompok yang dicap sebagai radikal oleh India.

“Serangan militer yang ditujukan ke Pakistan menyasar lokasi yang diduga sebagai ‘infrastruktur’ milik Lashkar-e-Tayyiba, setelah Pakistan dianggap gagal mengambil tindakan terhadap kelompok yang berbasis di wilayahnya, yang dituduh mendalangi pembantaian wisatawan di Kashmir,” ungkap Qureshi, seperti dikutip dari CNN.

“Operasi tersebut berlangsung selama 25 menit, dimulai dari pukul 01.05 hingga 01.30 pagi waktu setempat,” lanjutnya.

Selama Operasi Sindoor berlangsung, sembilan target di wilayah Kashmir Pakistan menjadi sasaran serangan India.

Pernyataan ini disampaikan Kolonel Qureshi dalam konferensi pers khusus bersama sejumlah pejabat tinggi India. Namun, tidak ada komentar yang diberikan mengenai klaim dari pihak Pakistan yang menyatakan telah menembak jatuh tiga pesawat tempur India.

Serang Markas Kelompok Bersenjata Pakistan

Sumber dari pihak pertahanan India mengungkapkan bahwa serangan tersebut menargetkan markas kelompok bersenjata di wilayah Pakistan.

Informasi ini disampaikan kepada kantor berita Reuters. Markas yang menjadi sasaran adalah milik kelompok Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba.

Kementerian Pertahanan India belum memberikan keterangan resmi terkait serangan ini. Mereka hanya menyatakan bahwa serangan tersebut diluncurkan ke target teroris yang terkait dengan serangan di Kashmir beberapa waktu lalu.

“India telah menunjukkan tingkat pengendalian diri yang luar biasa dalam pemilihan target dan metode pelaksanaan,” demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan India, seperti yang dikutip oleh Reuters.

Pakistan Membalas

Baca Juga :  Sabtu Pagi, Pramono Anung Tinggalkan Rumah Dikawal Patwal

Pemerintah Pakistan dengan tegas menyatakan akan membalas serangan yang dilancarkan oleh India. Bahkan, mereka mengklaim telah berhasil menembak jatuh tiga pesawat tempur milik India.

“Semua tindakan ini diambil sebagai respons defensif,” kata juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry.

“Pakistan tetap menjadi negara yang bertanggung jawab. Namun, kami akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk melindungi kehormatan, integritas, dan kedaulatan Pakistan, dengan segala cara yang memungkinkan,” tegasnya.

Pihak Pakistan juga membantah klaim bahwa korban yang jatuh adalah anggota kelompok teroris. Mereka bersikeras bahwa korban adalah warga sipil.

Korban Tewas Meroket

Jumlah korban jiwa akibat serangan India ke wilayah Pakistan mengalami peningkatan yang signifikan. Serangan ini menandai meningkatnya ketegangan antara kedua negara bertetangga, yang dipicu oleh pembantaian wisatawan lokal di Kashmir.

“Hingga saat ini, 26 warga sipil tak berdosa telah menjadi martir akibat serangan ini,” kata juru bicara militer Pakistan, seperti dikutip dari AFP.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dari laporan awal yang disampaikan oleh Pakistan, yang menyebutkan delapan orang tewas.

Apa Makna Operasi Sindoor?

Dilansir dari CNN pada hari Rabu (7/5), istilah ‘Sindoor’ mengacu pada bubuk atau pewarna merah terang yang umumnya digunakan oleh wanita Hindu di dahi mereka setelah menikah.

Pembantaian wisatawan di wilayah Kashmir, India, pada bulan April lalu, menyebabkan banyak wanita menjadi janda.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, sebuah foto seorang wanita yang terbaring di samping jenazah suaminya menjadi viral, menjadi simbol dari kesedihan mendalam dan patah hati yang dirasakan oleh para korban.

Baik Menteri Pertahanan maupun Menteri Luar Negeri India memposting gambar bubuk merah di platform X (sebelumnya Twitter), yang mengindikasikan nama operasi tersebut.

“Dunia harus menunjukkan sikap nol toleransi terhadap terorisme,” tegas Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, di X.

“Kemenangan untuk India,” seru Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, dalam bahasa Hindi.

KBRI New Delhi Minta WNI Lapor Diri

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi terus memantau secara seksama perkembangan situasi terkini setelah India melancarkan Operasi Sindoor.

Baca Juga :  Fakta-fakta Rekonstruksi Anggaran Kementerian Tahun 2025

Sehubungan dengan hal tersebut, KBRI mengeluarkan imbauan penting bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada, tinggal, atau sedang berkunjung ke India.

KBRI mengimbau agar para WNI terus memantau perkembangan situasi melalui grup WhatsApp WNI atau grup Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).

“Senantiasa mengikuti perkembangan situasi keamanan melalui media, menjaga komunikasi antar WNI melalui grup WhatsApp WNI dan PPI, serta memantau media sosial resmi KBRI New Delhi dan KJRI Mumbai,” demikian pernyataan KBRI New Delhi melalui akun Instagram resmi mereka, @indonesiainnewdelhi, pada hari Rabu (7/5).

Selain itu, KBRI juga meminta agar WNI yang menetap di India melakukan pelaporan diri melalui situs Peduli WNI di alamat https://peduliwni.kemlu.go.id/beranda.html .

KBRI juga mengimbau agar WNI yang berada di India menghindari kerumunan dan selalu mematuhi protokol keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah India.

Kemlu Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Kashmir

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menyatakan bahwa KBRI New Delhi dan KBRI Islamabad telah menjalin komunikasi intensif dengan komunitas Indonesia di wilayah yang terdampak konflik. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban.

“KBRI Islamabad mencatat terdapat 74 WNI yang berada di wilayah yang terkena dampak serangan (Kashmir). Sementara itu, KBRI New Delhi mencatat ada 11 WNI yang tinggal di Kashmir, dua di antaranya adalah anak-anak. Sebagian besar WNI di kedua wilayah tersebut adalah mereka yang menikah dengan warga setempat. Sejauh ini, seluruh WNI merasa aman dan nyaman tinggal bersama keluarga mereka,” jelas Judha dalam keterangannya pada hari Rabu (7/5).

Judha mengimbau agar WNI yang berdomisili di daerah perbatasan meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti perkembangan informasi terbaru.

“Menjauhi lokasi yang berpotensi menjadi sasaran konflik dan menghindari bepergian ke luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak,” pesannya.

Ia juga mengimbau kepada WNI yang berencana melakukan perjalanan ke wilayah Kashmir yang berbatasan dengan India dan Pakistan untuk menunda rencana perjalanan mereka.

Berita Terkait

Riezky Aprilia Ungkap Perlawanan Terhadap Hasto Soal Penggantian Caleg oleh Harun Masiku
Ahmad Dhani Minta Maaf: Kontroversi dan Klarifikasi Marga Pono
Kardinal Suharyo: Cerminan Keramahan Indonesia di Konklaf Vatikan
Dedi Mulyadi Luruskan Isu Vasektomi Wajib untuk Bansos Jawa Barat
ASN Jakarta Siap-Siap Kena Sanksi Jika Tak Naik Angkutan Umum!
Serangan India di Kashmir: Masjid Jadi Sasaran, Warga Pakistan Meradang
Bill Gates Diajak Pemerintah Jadi Penasihat Dana Abadi Danantara
Konklaf Pemilihan Paus: Proses, Durasi, dan Tahapan Lengkapnya

Berita Terkait

Kamis, 8 Mei 2025 - 17:20 WIB

Riezky Aprilia Ungkap Perlawanan Terhadap Hasto Soal Penggantian Caleg oleh Harun Masiku

Kamis, 8 Mei 2025 - 11:48 WIB

Ahmad Dhani Minta Maaf: Kontroversi dan Klarifikasi Marga Pono

Kamis, 8 Mei 2025 - 10:39 WIB

Kardinal Suharyo: Cerminan Keramahan Indonesia di Konklaf Vatikan

Kamis, 8 Mei 2025 - 09:20 WIB

Operasi Sindoor India Berdarah: 26 Tewas, Pakistan Balas Dendam

Kamis, 8 Mei 2025 - 06:11 WIB

Dedi Mulyadi Luruskan Isu Vasektomi Wajib untuk Bansos Jawa Barat

Berita Terbaru

entertainment

Nagita Slavina: Awal Mula Cinta Luna Maya dan Maxime Bouttier?

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:39 WIB

entertainment

Tissa Biani & Bima Azriel: Kisah HTS Unik di Film Terbaru!

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:27 WIB