Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Nissan Motor Corp. sedang mempertimbangkan untuk menutup dua pabrik perakitan mobil di Jepang. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemangkasan biaya besar-besaran untuk mengatasi struktur bisnis yang mahal dan kapasitas produksi berlebih.
Dua fasilitas yang dipertimbangkan adalah pabrik Oppama di Yokosuka dan pabrik Shonan milik Nissan Shatai di Hiratsuka. Keduanya berada di Prefektur Kanagawa.
Pabrik Oppama mulai beroperasi pada 1961 dan menjadi yang pertama memproduksi Leaf, mobil listrik massal pertama di dunia. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 240 ribu unit dan mempekerjakan sekitar 3.900 pekerja per Oktober 2024.
Sementara itu, pabrik Shonan yang memproduksi van komersial memiliki kapasitas 150 ribu unit per tahun. Pabrik ini mempekerjakan sekitar 1.200 orang.
“Jika pabrik Oppama benar-benar ditutup, ini akan menjadi penutupan pabrik besar pertama Nissan di Jepang sejak penutupan fasilitas Murayama di Tokyo pada 2001,” tulis The Japan Times.
1. Nissan tertekan kelebihan kapasitas dan turunnya produksi domestik
Saat ini Nissan mengoperasikan lima pabrik di dalam negeri yang tersebar di Kanagawa, Tochigi, dan Fukuoka. Total kapasitas produksi dari seluruh pabrik mencapai 1,2 juta unit per tahun. Namun, sepanjang tahun fiskal 2024, produksi domestik hanya mencapai 640 ribu unit, jauh di bawah kapasitas ideal, dikutip dari Yomiuri Shimbun, Minggu (17/5).
Khusus pabrik Oppama dan Shonan, keduanya hanya beroperasi pada tingkat 40 persen. Angka ini jauh di bawah titik impas ideal yang berada di kisaran 70 hingga 80 persen kapasitas. Ketimpangan antara kapasitas dan realisasi produksi ini menjadi sorotan utama dalam rencana perampingan perusahaan.
Sebagai respons, manajemen mulai menyusun strategi jangka panjang untuk memangkas beban operasional. Langkah ini dipandang sebagai koreksi dari ekspansi agresif yang dilakukan sebelumnya.
Nissan Mau PHK 10 Ribu Karyawan Lagi Secara Global, Ini Biang Keroknya
Nissan Mau PHK 10 Ribu Karyawan Lagi Secara Global, Ini Biang Keroknya
2. Penutupan global akan kurangi tujuh dari 17 pabrik Nissan
Secara global, Nissan berencana menutup tujuh dari total 17 fasilitas produksinya pada tahun fiskal 2027. Perusahaan juga menargetkan pengurangan tenaga kerja sekitar 15 persen dan menyisakan hanya 10 pabrik aktif di seluruh dunia. Langkah ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran.
Di luar Jepang, Nissan mempertimbangkan untuk menghentikan produksi kendaraan di Afrika Selatan, India, dan Argentina. Selain itu, dua pabrik di Meksiko juga akan ditutup, dengan produksi model Frontier dan Navara akan dipusatkan di satu lokasi di pabrik Civac, dikutip dari CNBC Internasional, Sabtu (17/5/2025).
Renault, mitra aliansi Nissan dari Prancis, telah mengumumkan pada Maret lalu, mereka akan membeli seluruh saham Nissan di perusahaan patungan mereka di India, RNAIPL. Langkah ini mempertegas pemisahan arah strategi dari kedua belah pihak.
3. Kerugian besar dan CEO baru picu arah baru Nissan
Untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, Nissan mencatat kerugian bersih sebesar 670,8 miliar yen (sekitar Rp75 triliun). Kinerja buruk ini disebabkan oleh lemahnya penjualan di China dan Amerika Serikat.
Perusahaan juga terbebani oleh lini produk yang usang, insentif diler yang berlebihan, utang besar, dan kekhawatiran terhadap tarif otomotif yang akan diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Rencana restrukturisasi ini dipimpin oleh CEO baru Ivan Espinosa yang mulai menjabat sejak April. Ia mengambil arah yang kontras dengan pendahulunya, Makoto Uchida, yang sebelumnya enggan menutup pabrik domestik dan lebih memilih ekspansi global.
“Rencana ini bertujuan untuk mengatur ulang ukuran perusahaan dan menyelamatkan Nissan tanpa bergantung pada mitra luar,” kata Espinosa.
Di sisi lain, pihak Nissan dan anak perusahaannya, Nissan Shatai, menyebut laporan penutupan pabrik belum berdasarkan informasi resmi. Pernyataan perusahaan menyebut kabar tersebut bersifat spekulatif dan menegaskan komitmen untuk tetap transparan kepada para pemangku kepentingan.
Nissan Batalkan Proyek Pabrik Baterai EV Rp18,1 Triliun di Jepang
Nissan Batalkan Proyek Pabrik Baterai EV Rp18,1 Triliun di Jepang