Ragamutama.com – , Jakarta – Museum Nasional Sejarah Dinasti Joseon, perpustakaan sejarah era Joseon, telah dibuka kembali setelah renovasi besar. Terletak di Pyeongchang, Provinsi Gangwon, Korea Selatan, museum yang pertama kali dibuka November 2023 ini kini lebih mudah diakses masyarakat luas.
Sebelum penutupan sementara, Museum Nasional Sejarah Dinasti Joseon telah menarik lebih dari 45.000 pengunjung. Koleksi utamanya adalah warisan dokumen paling berharga Korea: “Joseon Wangjo Sillok” dan “Uigwe”, sebagaimana dilaporkan Korea Times.
Catatan sejarah dinasti Joseon
“Joseon Wangjo Sillok” mencatat secara kronologis 472 tahun sejarah Joseon (1392-1863), menyorot pencapaian para raja, mulai dari Taejo hingga Cheoljong. Berbagai salinan disimpan di berbagai arsip nasional untuk keamanan. “Joseon Wangjo Uigwe”, buku ritual kerajaan yang kaya ilustrasi dan penjelasan, melengkapi koleksi tersebut.
Salah satu tempat penyimpanan penting berada di Gunung Odae, enam kilometer dari museum. Gudang di gunung ini, berdiri sejak 1606, beroperasi hingga sekitar 1910. Namun, pada 1913, di masa awal penjajahan Jepang (1910-1945), dokumen-dokumen di Gunung Odae disita dan dipindahkan ke Universitas Kekaisaran Tokyo. Sayangnya, sebagian besar catatan berharga ini hilang dalam Gempa Bumi Kanto 1923.
Saat ini, 75 catatan sejarah dan 82 protokol kerajaan—yang secara kolektif disebut Edisi Odaesan—telah kembali ke Korea. Pengembalian ini dilakukan bertahap pada tahun 2006, 2011 (Uigwe), dan 2017.
Pembukaan museum
Sejak pembukaan awal November 2023, museum memamerkan sejumlah buku sejarah. Namun, museum ditutup Juli 2024 untuk renovasi besar, menambahkan ruang pameran dan fasilitas untuk interaksi komunitas, terutama anak-anak.
Dikutip dari Korea Heritage Service, pembukaan kembali museum dirayakan dengan pameran khusus bertajuk “Perjalanan ke Arsip Sejarah Nasional Odaesan” (1 Mei – 13 Juli 2025). Pameran ini menampilkan lebih dari 40 artefak yang menceritakan sejarah berdirinya, pengoperasian, dan kemunduran Arsip Sejarah Nasional Odaesan.
Museum Nasional Sejarah Dinasti Joseon. khs.go.kr
Museum juga meluncurkan Museum Anak. Shin Jae-keun, kurator yang terlibat dalam renovasi, menekankan pentingnya relevansi museum bagi anak-anak sebagai generasi penerus.
Hal ini diwujudkan melalui permainan digital bertema hewan dalam sejarah, kolaborasi dengan taman kanak-kanak dan sekolah dasar setempat untuk program pendidikan di ruang khusus museum.
“Anak-anak adalah masa depan kita; mereka harus menganggap tempat ini menarik, terus datang dan membuat museum ini tetap relevan, sehingga kita dapat terus membangun apa yang telah kita capai di sini,” ujar Shin, seperti dikutip Korea Herald.
Museum Nasional Sejarah Dinasti Joseon kini memprioritaskan pembangunan fasilitas penyimpanan bawah tanah yang dikelola para ahli konservasi. Proyek ini diperkirakan memakan waktu lima tahun.
Pihak museum menilai fasilitas bawah tanah sebagai solusi terbaik untuk melindungi koleksi dari kebakaran hutan, ancaman terbesar yang dapat menyebabkan kerusakan tak terpulihkan. Sementara fasilitas bawah tanah dibangun, koleksi disimpan di Museum Istana Nasional Korea di Seoul.
Menarik lebih banyak pengunjung
Untuk menarik lebih banyak pengunjung selama liburan (1-5 Mei), museum menyelenggarakan “Perpustakaan Luar Ruangan” (1-5 Mei), “Bincang-bincang dengan Penulis” (dengan Mujeok Pink, kreator webtoon The Chat of Joseon Dynasty), dan “Pertunjukan Sulap Tradisional” (5 Mei). “Photo Challenge” dengan hadiah khusus juga ditawarkan bagi pengunjung yang mengunggah foto mereka di media sosial.
Masuk ke Museum Nasional Sejarah Dinasti Joseon gratis. Museum tutup setiap Senin. Jam operasional: 09:30-17:00 (musim dingin, November-Februari); 09:30-17:30 (musim panas, Maret-Oktober).
Pilihan editor: Daftar 8 Museum di Dunia yang Dibuka Tahun Ini