Ragamutama.com Marc Marquez merasa beruntung bergabung dengan Ducati yang membuat ambisinya bisa lebih terkontrol dalam balapan.
Keberhasilan Marc Marquez untuk menjadi Juara Dunia berulang kali dan menuju kesembilan di semua kelas MotoGP tidak terlepas dari mentalitas juaranya.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Marquez tidak mau berkompromi dengan hasil sedang-sedang saja kendati motornya bukan yang terbaik di lintasan.
Musim ini, kemenangan telah menjadi sesuatu yang normal bagi Marquez.
Sensasi kuat di atas Desmosedici GP25 makin membuatnya digadang-gadang akan meledak menjelang seri balap ke-11 MotoGP Jerman 2025.
Sachsenring yang menjadi arena lomba telah menjadi sirkuit yang paling sering dimenangi pembalap dengan enam gelar juara dunia di kelas utama.
Rekor 11 kemenangan beruntun dengan 8 di kelas MotoGP pada 2010-2021 telah menjadi bukti bahwa sirkuit anti-clockwise tersebut memang menonjolkan kedigdayaan Marquez.
Setelah kemenangan di GP Belanda beberapa pekan lalu, Marquez sudah sangat siap untuk kembali mengoleksi kemenangan menuju MotoGP Jerman 2025.
MotoGP Jerman 2025 – Luca Marini Resmi Kembali Balapan di Sachsenring
“Di Sachsenring, saya akan berusaha menyerang,” kata Marc Marquez seperti dikutip BolaSport dari Paddock-GP.
“Saya akan mengambil 37 poin,” ucapnya merujuk poin maksimal yang bisa diraih jika memenangi Sprint dan balapan utama dalam satu akhir pekan.
“Namun saya harus memahami jika ada pembalap lain yang lebih cepat, ya maka mereka akan lebih cepat,” tandasnya menjaga ekspektasi.
Kepiawaian Marquez menjinakkan Desmosedici GP25 patut diacungi jempol mengingat para rider lain dengan motor yang sama malah merana.
Rekan setimnya, Francesco Bagnaia, dan Fabio Di Giannantonio (Pertamina Enduro VR46) tidak secemerlang Marquez hingga kewalahan untuk sekadar finis tiga besar.
Lebih dari itu, ada sesuatu hal nonteknis yang ternyata membuat Marquez jauh lebih merasa kuat ketika disenjatai motor pabrikan Borgo Panigale.
Pembalap berusia 32 tahun itu menerima dukungan moral dan sejumlah saran berharga yang membuat dirinya tetap terkendali.
Marquez menyadari bahwa gaya balapannya begitu agresif.
Namun bersama Ducati, dia mampu mengelolanya dengan lebih bijak sehingga tidak banyak melakukan kesalahan.
“Saya senang untuk diri saya sendiri dan untuk Ducati,” kata Marquez.
“Mereka membantu saya mengendalikan diri saya sendiri dan insting saya. Saya berusaha tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang sama.”
“Kelihatannya kami sedikit mengubah keseimbangan motornya. Tim ini banyak membantu saya dan saya merasa lebih nyaman baik pada lap pertama maupun lap terakhir (balapan).”
Musim ini Marquez memang bukannya tanpa cela kendati mengoleksi 15 kemenangan (sprint dan race) serta raihan 3 podium dari 20 balapan yang sudah berjalan.
Pada balapan GP Americas yang berlangsung di sirkuit ‘kiri’ lainnya, COTA, misalnya. Marquez malah terjatuh setelah sudah meninggalkan lawan-lawannya.
Pun demikian saat balapan GP Inggris, Marquez hampir saja gigit jari karena terjatuh dari posisi pertama. Beruntung bagi dia, balapan diulang.
Ditambah kecelakaan lain yang dialami pada balapan GP Spanyol, Marquez menghadapi zona kritis pada beberapa lap pertama.
Kini lebih tenang di awal untuk menekan kemudian, Marquez mengukuhkan posisi di puncak klasemen MotoGP 2025 dengan 307 poin.
Pundi-pundi poinnya sangat jauh dari para rival termasuk pesaing terdekat yang juga adik sendiri Alex Marquez (Gresini) yang terpaut 68 poin.
“Kami bahkan belum sampai paruh musim. Masih banyak seri yang belum dijalani,” katanya soal mengunci gelar juara dunia kesembilan.
“Namun kami harus mulai sedikit mengendalikannya,” kata Marquez.
Bos Ducati Tahu Pengembangan Motor Mentok di GP24, Marc Marquez Jadi Juru Selamat yang Berhasil untuk Potensi Bencana