Berikut adalah artikel berita yang telah ditingkatkan:
*
Kekecewaan Mendalam Pelatih Jepang Hajime Moriyasu: Kekalahan dari Australia Tak Termaafkan Meski Sudah Lolos Piala Dunia 2026
Jakarta** – Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas kekalahan 0-1 dari Australia dalam laga kesembilan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Meskipun Tim Samurai Biru telah memastikan diri lolos otomatis ke putaran final, Moriyasu menegaskan bahwa hasil minor ini adalah kekalahan memilukan yang tak termaafkan.
Moriyasu diketahui melakukan perombakan signifikan pada sebagian besar skuadnya saat menghadapi Australia. Namun, ia menolak menjadikan rotasi tersebut sebagai alasan. “Siapa pun yang bermain, kami diharapkan meraih kemenangan. Adalah tanggung jawab kami untuk menghadirkan kemenangan kepada masyarakat Jepang, membawa kegembiraan, dan menginspirasi kebanggaan nasional melalui penampilan kami di lapangan,” tegas Moriyasu, seperti dikutip dari *JFA*.
Lebih lanjut, Moriyasu menuntut para pemainnya untuk bertanggung jawab penuh atas kemajuan sepak bola Jepang dan berjuang meraih kemenangan sebagai sebuah tim yang solid. Meski memanfaatkan laga-laga tersisa sebagai ajang eksperimen, ia tak bisa membenarkan kekalahan yang dialami oleh dirinya maupun para pemain. “Kami tidak boleh selalu bergantung pada pemain inti hanya karena takut kalah. Saya ingin para pemain menggunakan pengalaman pahit ini sebagai motivasi kuat untuk terus berkembang,” ucapnya.
Saat menjamu Australia, Timnas Jepang memang tampil dengan wajah baru. Moriyasu membuat 14 perubahan dalam susunan pemain. Ia memanggil sejumlah debutan seperti Yu Hirakawa, Kota Tawaratsumida, dan Hiroki Sekine. Tak hanya itu, pemain lapis kedua seperti Koki Machida, Tsuyoshi Watanabe, Yuki Ohashi, Kaishu Sano, dan Yuito Suzuki, juga diberikan kesempatan tampil dalam sebelas pemain utama. “Saya ingin para pemain yang baru dipanggil dan kembali tidak hanya mendapatkan pengalaman dari bangku cadangan, tetapi juga menunjukkan kemampuan mereka dalam persaingan ketat di babak akhir kualifikasi ini,” jelas Moriyasu.
Dalam pertandingan yang berlangsung sengit itu, Jepang tampil dengan formasi 3-4-2-1. Australia memilih bermain bertahan, sementara Jepang mendominasi penguasaan bola hingga 70 persen. Namun, dominasi itu tak mampu mencegah kekalahan setelah Aziz Behich mencetak gol tunggal pada menit ke-90. Gol tersebut memastikan Tim Samurai Biru menelan kekalahan perdana mereka pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Frustrasi serupa juga dirasakan penyerang Timnas Jepang, Daichi Kamada, yang kini merumput untuk klub Liga Inggris Crystal Palace. Ia mengungkapkan bahwa sebelum pertandingan, seluruh pemain telah bersepakat untuk bermain sebagai satu tim dan berhasil mempertahankan penguasaan bola. “Kami melakukan apa yang seharusnya kami lakukan. Itulah mengapa kami sangat frustrasi kebobolan di menit-menit akhir,” kata Kamada.
Kamada menambahkan, ia yakin setiap pemain telah menunjukkan kemampuan terbaik mereka, khususnya dalam situasi satu lawan satu dan kemampuan untuk melepaskan diri dari kawalan lawan. “Namun, kami pasti dapat meningkatkan kualitas permainan kami di sepertiga akhir lapangan. Jadi, itu adalah sesuatu yang perlu kami perbaiki sebagai sebuah tim,” ujar pemain bernomor punggung 10 tersebut.
Di sisi lain, pemain debutan Kota Tawaratsumida menilai dirinya perlu lebih aktif dalam menciptakan peluang dan gol. Ia menyadari pentingnya belajar lebih banyak dari rekan setimnya untuk terus berkembang. Tawaratsumida juga memahami betapa besarnya tanggung jawab untuk mewakili Jepang di kancah internasional. “Kecepatan permainan benar-benar berbeda dengan yang biasa saya lakukan, tetapi saya pikir saya menunjukkan agresivitas yang diperlukan,” ungkapnya.
Menariknya, Moriyasu mengisyaratkan pendekatan serupa akan ia terapkan saat Timnas Jepang menghadapi Indonesia di laga berikutnya. “Saya ingin melihat apa yang dapat mereka (para pemain yang tidak berpengalaman) lakukan saat menghadapi lawan yang kuat dalam situasi yang sangat sulit. Kami harus terus meningkatkan dan memperdalam kedalaman skuad kami,” pungkas Moriyasu, menandakan tekadnya untuk membangun tim yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan global.
***