JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Nuansa duka menyelimuti gang sempit di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Jumat (15/8/2025). Bendera kuning bertuliskan nama Nina (Mpok Alpa) binti Niman membentang di sepanjang jalan, menjadi penanda perjalanan terakhir seorang komedian yang dikenal karena tawanya, namun menyimpan perjuangan pilu di balik senyumnya.
Komedian Mpok Alpa, yang melejit setelah video curhatnya viral, meninggal dunia di usia 38 tahun. Kepergiannya ini mengakhiri perjuangan panjang melawan kanker payudara, penyakit yang ia idap bahkan saat mengandung anak kembar pada tahun 2024. Tepat pukul 10.40 WIB, sebuah ambulans hitam yang membawa jenazahnya tiba, diikuti iring-iringan kendaraan dari kerabat yang turut mengantar.
Rumah duka yang terletak di dalam gang tersebut telah dipadati oleh ratusan pelayat. Tetangga, keluarga, awak media, hingga rekan-rekan artis berdesakan untuk memberikan penghormatan terakhir. Raut kesedihan terpancar jelas dari wajah para sahabatnya di dunia hiburan, seperti Raffi Ahmad, Irfan Hakim, dan Wendy Cagur, yang kini harus berpisah dengan Mpok Alpa tanpa canda tawa yang biasa mereka bagi. Sepanjang gang, karangan bunga berjejer rapi, menjadi simbol belasungkawa mendalam dari mereka yang pernah mengenal sosok ceria ini.
Kabar duka Mpok Alpa ini sontak mengejutkan banyak pihak. Selama ini, Mpok Alpa selalu tampil ceria di layar kaca, tanpa ada yang menyangka ia menyimpan rapat penyakitnya selama kurang lebih dua tahun. Bahkan sepupu terdekatnya, Rani Widya, mengaku tidak tahu menahu tentang kondisi kesehatan sang komedian. “Di TV sama dia emang sama, dia mah ngocol. Tau-tau meninggal gitu. Itu kalau enggak dikasih tahu juga saya enggak tahu,” tutur Rani, mengenang bagaimana karakter ceria dan ceplas-ceplos Mpok Alpa seolah menjadi topeng untuk menutupi rasa sakitnya.
Namun, di antara kisah duka itu, tersimpan detail yang begitu menyentuh hati: mobil ambulans hitam yang mengantar jenazahnya ke peristirahatan terakhir. Kendaraan itu ternyata adalah ambulans yang ia wakafkan untuk masjid di dekat rumahnya. Rohani, salah seorang tetangga dekat, mengungkapkan bahwa ambulans tersebut adalah wujud nyata dari doa sederhana sang ibu Mpok Alpa, bertahun-tahun sebelum putrinya meraih popularitas. Rohani mengisahkan percakapan di depan rumah, ketika Nina muda masih seorang biduan dangdut yang rajin berlatih. Sang ibu pernah berkata, “‘Biarin Nina aja nyanyi apa kek,’ jawab sang ibu kala itu, seperti dituturkan kembali oleh Umi Rohani. ‘Yang penting katanya nanti bisa beli ambulans.'” Ketika ditanya Rohani untuk apa ambulans, sang ibu menjawab mulia, “Buat ini, beli ambulans buat nanti kalau ditaruh di masjid, katanya bisa sedekah.” Doa yang terkabul, meski dengan cara yang tak terduga.
Mpok Alpa memang dikenal sebagai sosok yang tak pernah lupa akan asal-usulnya dan selalu dekat dengan masyarakat. Halaman depan rumah lamanya sering ia izinkan untuk digunakan warga, mulai dari acara 17 Agustusan hingga sekadar tempat parkir. Bahkan setelah pindah ke rumah yang lebih baik, ia tetap sering mengundang tetangga dan kerabat untuk bersilaturahmi dan mencicipi masakannya. Hanya satu rencananya yang belum sempat terwujud: menyewa bus untuk mengajak seluruh keluarga besar dan tetangganya berwisata bersama.
Setelah jenazah dimandikan, suasana pilu semakin terasa. Suaminya, Aji, tak kuasa menahan tangis. Ia terlihat lemas dan berkali-kali nyaris pingsan, harus dibantu oleh kerabat untuk mengenakan baju koko dan naik ke atas motor demi mengiringi jenazah ke masjid.
Bagi rekan-rekan kerjanya, Mpok Alpa adalah profesional sejati dan pejuang keluarga, seperti yang diungkapkan oleh presenter Melaney Ricardo. Ali Zainal juga mengenangnya sebagai partner terbaik di dunia hiburan. Di balik citra cerianya, Mpok Alpa menyimpan satu keinginan sederhana yang sering ia utarakan kepada orang terdekatnya. ”Dia selalu bilang pengin meninggal di hari Jumat,” ungkap Tika, asisten pribadinya. Doa itu pun terkabul. Mpok Alpa menghembuskan napas terakhirnya di hari Jumat, hari yang ia dambakan.
Kini, tawa Mpok Alpa memang telah tiada, namun kebaikan, ketulusan, dan semangat juangnya akan selalu menjadi kenangan manis bagi setiap orang yang pernah mengenalnya. Selamat jalan Mpok Alpa…