Ragamutama.com – , Jakarta – Peristiwa ledakan yang melibatkan amunisi milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menjadi sorotan. Insiden terkini terjadi di Garut, Jawa Barat, saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa, mengakibatkan 13 korban jiwa. Berikut adalah rekapitulasi beberapa kejadian ledakan amunisi TNI yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
1. Insiden di Gudang Amunisi Daerah
Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya TNI AD yang berlokasi di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengalami ledakan dahsyat pada tanggal 30 Maret 2024. Kronologi kejadian bermula ketika seorang prajurit melihat kepulan asap yang berasal dari Gudang Nomor 6. Temuan tersebut segera dilaporkan kepada petugas piket yang kemudian menginformasikan kepada masyarakat sekitar mengenai potensi bunyi ledakan yang mungkin terjadi dari arah gudang.
Ledakan pertama terdengar sekitar pukul 18.30 WIB, yang kemudian disusul dengan kebakaran hebat. Kebakaran dan serangkaian ledakan terus berlangsung selama kurang lebih tiga jam setelah ledakan pertama. Warga yang tinggal di sekitar gudang dievakuasi sementara ke lokasi yang lebih aman. Aparat keamanan tidak dapat segera mendekat ke lokasi kejadian karena kondisi yang belum stabil. Diperkirakan sekitar 160.000 amunisi berbagai jenis, dengan total berat mencapai 65 ton, terbakar dalam insiden tersebut.
Api berhasil dipadamkan menjelang subuh, tepatnya pada hari Ahad, 31 Maret 2024. Proses pemadaman melibatkan petugas pemadam kebakaran dari Kabupaten Bogor dan Bekasi, yang dibantu oleh tim dari DKI Jakarta. Selain itu, anggota TNI dan Polri turut serta dalam upaya pemadaman dan evakuasi warga. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam ledakan amunisi di Gudmurah tersebut.
2. Ledakan Truk Amunisi di Jalan Tol
Sebuah truk yang mengangkut amunisi milik Satuan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengalami ledakan dan kebakaran di kilometer (KM) 774 ruas Tol Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, menuju arah Probolinggo pada Senin malam, 5 Mei 2025.
Komandan Kodim 0819/Pasuruan, Letnan Kolonel Arhanud Noor Iskak, menjelaskan bahwa truk tersebut merupakan bagian dari iring-iringan empat truk yang membawa perlengkapan dan personel Brigade Infanteri (Brigif) 509/Kostrad Jember dari Surabaya menuju Jember. Truk yang meledak, yang berada di urutan kedua dalam iring-iringan, mengangkut amunisi berupa granat tangan dan peluru kaliber kecil.
“Rombongan terdiri dari empat truk yang mengangkut perlengkapan dan anggota Brigif 509/Kostrad Jember, yang sebelumnya bertugas di Papua,” ungkap Iskak saat memberikan keterangan kepada media di Pasuruan, Jawa Timur, pada hari Selasa.
Lebih lanjut, Iskak mengonfirmasi bahwa satu anggota meninggal dunia dalam insiden ini. Namun, ia menekankan bahwa kematian anggota tersebut bukan disebabkan oleh ledakan atau percikan api, melainkan akibat terjatuh dari ketinggian saat berusaha menyelamatkan diri dengan melompati tembok pagar pembatas tol. Anggota yang berinisial U tersebut berada di truk urutan ketiga.
3. Tragedi Ledakan Amunisi di Garut
Ledakan memilukan terjadi saat Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di wilayah pantai Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada hari Senin, 12 Mei 2025, sekitar pukul 09.30 WIB. Kejadian tersebut merenggut nyawa 13 orang, yang terdiri dari empat prajurit TNI AD dan sembilan warga sipil.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, mengonfirmasi terjadinya insiden tragis tersebut. Kristomei menyatakan bahwa TNI saat ini fokus pada penyelidikan penyebab ledakan tersebut. “Kami akan mendalami secara detail apa yang menjadi penyebab di balik ledakan ini,” ujar Kristomei dalam siaran langsung wawancara TV di Jakarta, Senin.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan kronologi ledakan yang dipicu oleh meledaknya detonator dalam proses pemusnahan amunisi di Garut. “Pada awal kegiatan, sesuai prosedur, telah dilakukan pengecekan terhadap personel maupun aspek-aspek terkait lokasi peledakan, dan semuanya dinyatakan aman,” jelas Wahyu dalam keterangan pers yang dikutip Antara, Selasa, 13 Mei 2025.
Selanjutnya, personel membuat dua lubang sumur untuk menampung amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan. Setelah lubang selesai dibuat, amunisi dimasukkan dan kemudian diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator. “Peledakan di kedua sumur berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman,” kata Wahyu.
Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya digunakan untuk meledakkan dua lubang sumur. Menurut Wahyu, detonator tersebut dimasukkan ke dalam lubang untuk dimusnahkan dengan cara yang sama seperti pemusnahan amunisi sebelumnya. “Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang,” pungkas Wahyu.
Raden Putro, Yudono Yanuar, dan Dani Aswara turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Kontroversi di Balik Kehadiran Warga Sipil Saat Proses Pemusnahan Amunisi TNI AD
