Misteri kematian diplomat Kemlu di rumah kos, apa yang diketahui?

Avatar photo

- Penulis

Senin, 14 Juli 2025 - 09:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di rumah kos di Jakarta Pusat memicu banyak spekulasi liar soal penyebabnya: apakah bunuh diri atau terkait dengan kasus tindak pidana perdagangan orang.

Dari tempat kejadian perkara, polisi menemukan sejumlah fakta, semisal korban meninggal dalam kondisi kepala tertutup lakban dan hanya ada sidik jari korban pada lakban yang membungkus wajahnya.

Hal lain, tidak ditemukan indikasi kekerasan dan tak ada barang-barang pribadi milik korban yang hilang.

Terlepas dari apapun sebab kematiannya, Ketua Bidang Pengembangan Keilmuan dan Penelitian di pengurus pusat Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor-Himpsi), Fathul Lubabin Nuqul, berkata perkara ini penting untuk diungkap karena “kematian satu orang pun sudah terbilang banyak”.

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menjanjikan kesimpulan atas penyebab kematian korban akan rampung dalam waktu seminggu.

Apa yang sudah diketahui seputar kematian diplomat berinisial ADP?

Apa saja temuan penyelidikan polisi?

  • Korban tak bisa dihubungi oleh sang istri

Diplomat muda berinisial ADP ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (08/07) pagi.

Mulanya, istri ADP yang berada di Yogyakarta, meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar suaminya sejak 7 Juli tengah malam, karena ponsel korban tidak bisa dihubungi.

Pengecekan pertama—yang terekam kamera CCTV—berlangsung pada pukul 00.27 WIB atau dini hari. Penjaga kos yang mengenakan baju dan sarung nampak memegang ponsel seolah-olah sedang berbicara dengan seseorang. Ia sempat berhenti sembari menengok ke arah kamar ADP.

Pengecekan kedua—yang juga terekam kamera CCTV—terjadi sekitar jam 05.26 WIB atau Selasa (08/07) pagi. Namun, lantaran tak ada jawaban dari dalam kamar, penjaga kos yang ditemani oleh tetangga korban mencongkel jendela kamar kos ADP.

Salah satu dari mereka merekam proses tersebut menggunakan ponsel sebagai dokumentasi.

Setelah jendela berhasil dibuka, penjaga kos mencoba memasukkan tubuhnya melalui celah untuk menjangkau kunci dari dalam.

Tapi, upaya itu gagal karena pintu kamar menggunakan sistem smart lock yang hanya bisa diakses oleh ADP. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya berhasil membuka pintu dari dalam.

“Itu sudah sepengetahuan pemilik kos dan istri korban untuk mengetahui korban di dalam itu gimana keadaannya. Makanya meminta izin untuk dibuka paksa,” ujar Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, kepada wartawan.

Begitu masuk, mereka langsung keluar dalam kondisi panik dan langsung mencari bantuan.

  • Kepala korban terlilit lakban

Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, berkata ADP ditemukan meninggal dalam kondisi kepala terlilit lakban dan tubuh terbungkus selimut.

Sidik jari ADP juga terdeteksi pada permukaan lakban.

Selain lakban, polisi juga menemukan barang bukti berupa kantong plastik, dompet, bantal, sarung, celana, hingga pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan.

Ada juga obat-obatan ringan yang diduga obat sakit kepala dan obat lambung.

  • Tidak ada tanda-tanda kekerasan

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, polisi juga menyebut tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada jasad korban.

Tak cuma itu, kata polisi, barang-barang pribadi milik ADP juga tidak ada yang hilang.

Namun berdasarkan keterangan sang istri, korban diketahui memiliki riwayat penyakit gerd atau asam lambung dan kolesterol.

  • Dua kamera CCTV diperiksa

Polisi telah menyita dua kamera CCTV di sekitar lokasi kamar indekos ADP.

Merujuk pada rekaman CCTV yang diperoleh Kompas.com, menunjukkan ADP keluar dari kamarnya pada Senin sekitar pukul 23.24 WIB.

Baca Juga :  Mahasiswa ITB Geruduk, Desak Polisi Bebaskan Pembuat Meme Prabowo-Jokowi

Ia terlihat membawa kantong kresek hitam di tangan kiri, lantas membungkuk mengambil sandal sebelum kembali masuk ke dalam kamar.

ADP yang masih mengenakan kemeja lengan pendek tampak menyusuri lorong indekosnya menuju sebuah pintu di ujung koridor.

Pada 23.25 WIB, ADP kembali terekam kamera tanpa membawa kantong plastik dan kembali masuk ke kamar sekitar pukul 23.26 WIB.

  • Polisi periksa saksi-saksi

Sejauh ini polisi telah memeriksa lima orang saksi, mulai dari istri korban, penjaga kos, tetangga sekitar, hingga rekan-rekan korban.

Sementara itu, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk dilakukan autopsi.

Mendiang telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Sunthen, Jomblangan, Banguntapan, Bantul, pada Rabu (09/07).

Apa yang sedang dilakukan polisi?

Untuk mengurai dan mengungkap penyebab kematian korban, Polda Metro Jaya mengambil alih kasus tersebut.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mengatakan jajarannya masih mendalami semua hal yang terkait dengan kasus meninggalnya diplomat muda Kemlu hingga sepekan ke depan.

Ia menjanjikan, dalam waktu seminggu akan diperoleh kesimpulan.

“Bukti-bukti masih dipelajari oleh tim forensik, mulai dari CCTV, hasil autopsi, sampai barang digital seperti laptop. Mudah-mudahan seminggu lagi sudah ada kesimpulan,” ujar Karyoto di Jakarta, Jumat (11/07).

“Dari forensik [digital] nanti bisa ditelusuri, handphonenya siapa yang terakhir dikontak, jam berapa, dia bicara dengan siapa. Itu bisa jadi petunjuk penting,” sambungnya.

Merujuk pada penjelasan Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, “komunikasi terakhir korban berlangsung sekitar pukul 21.00 WIB kepada istrinya”.

Temuan itu, klaim Rezha, juga dikuatkan oleh keterangan istri ADP.

Mengapa kasus ini menarik perhatian publik?

Peristiwa meninggalnya diplomat muda Kemlu ini menyedot atensi masyarakat hingga memicu banyaknya spekulasi liar: apakah ADP bunuh diri atau kematiannya terkait dengan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO)?

Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, pun buka suara.

Ia membenarkan bahwa mendiang pernah menjadi saksi dalam sidang kasus TPPO di Jepang.

Hanya saja, Judha meminta agar hal itu tidak dikait-kaitkan dengan meninggalnya sang diplomat muda.

“Kita tunggu hasil penyelidikan dari polisi, jangan berspekulasi,” mintanya.

Selama berdinas, ADP dikenal aktif menangani perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah seperti Iran dan Turki.

ADP juga, sambung Judha, sangat andal menjalankan tugasnya di bidang diplomasi.

Beberapa penugasan pernah mendiang lakukan, misalnya di Kedubes RI Yangon, berpindah ke Dili, dan Buenos Aires. Mendiang terakhir bertugas di Direktorat Perlindungan WNI Kemlu.

Ketua Bidang Pengembangan Keilmuan dan Penelitian di pengurus pusat Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor-Himpsi), Fathul Lubabin Nuqul, mengatakan kasus kematian ADP membetot perhatian publik lantaran ada temuan “lakban yang melilit kepala” korban.

Petunjuk itu, menurutnya, tidak biasa apalagi polisi menyebut “tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain di tempat kejadian perkara”.

“Itu kan jadi tambah misterius,” cetusnya.

Apa penyebab kematian ADP?

Fathul Lubabin Nuqul memaparkan ketika ada peristiwa kematian yang tidak wajar, kepolisian biasanya akan melaksanakan dua hal: memeriksa tempat kejadian perkara untuk mencari barang bukti dan melakukan autopsi psikologi.

Autopsi psikologi adalah upaya psikologi forensik untuk menyelidiki penyebab kematian seseorang. Metodenya, melakukan analisa terhadap perilaku korban yang berkaitan dengan emosi dan aktivitas sebelum kematian.

Baca Juga :  Kasus Diplomat Arya Daru: Polda Metro Jaya Ambil Alih!

Jika bersandar pada tempat kejadian perkara yang “bersih” dari kerusakan, menurut Fathul, maka kecil kemungkinan ada keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut.

Kalaupun ada, katanya, maka orang tersebut adalah seseorang yang dikenal baik oleh korban.

“Secara teori kalau ada orang asing masuk, kita akan mengusirnya. Tapi orang bisa masuk ke area privat, kalau orang itu dikenal,” jelasnya kepada BBC News Indonesia, Minggu (13/07).

“Itu kenapa penyelidikan akan melihat apakah ada saksi yang melihat orang yang dikenal korban masuk?” ungkapnya.

Langkah selanjutnya, polisi akan berpegang pada hasil autopsi jasad korban untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Kemudian, menggali perilaku korban lewat autopsi psikologi.

“Intinya untuk mengetahui siapa korban ini? Karena prinsipnya perilaku orang tidak muncul tiba-tiba. Ada relasi, tekanan mental, motivasi, pasti ada motif.”

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, polisi atau ahli akan menganalisa perilaku, aktivitas, maupun kebiasaan korban sebelum kematiannya.

Termasuk mengembangkan profil korban ke keluarga dan rekan-rekannya.

Kalau ada indikasi keterlibatan orang lain dalam kematian korban, seperti dugaan kasus TPPO, maka akan dicari tahu dengan siapa saja dia berkonflik.

“Mungkin dia pernah cerita soal pekerjaannya? Pernah mengeluh sesuatu? Pernah merasa tidak puas dengan orang lain? Itu kan bisa kita lihat dari rekan kerja korban.”

Namun, jika terdapat petunjuk yang mengarah pada bunuh diri, maka arahnya mencari tahu sisi personal korban.

“Apakah dia sering melakukan itu [menutup wajah dengan benda]? Karena membungkus kepala bukan hal yang lazim,” paparnya.

“Selain itu bisa ditelusuri, mungkin dia pernah cerita pada orang lain soal kebiasaannya itu? Atau apakah dia terinspirasi oleh sesuatu?”

“Tapi cara paling gampang [menelusuri] lewat handphone atau laptop. Karena sekarang, handphone itu merekam semua percakapan, aktivitas, apa yang dia lihat, apa yang dia baca, kemana saja, itu bisa dilacak dari handphone.”

Dalam beberapa kasus bunuh diri, ungkapnya, ada kecenderungan didahului oleh sikap murung, menyendiri, tidak membangun relasi baik dengan orang lain, atau mengatakan sesuatu bertema kematian tanpa sengaja.

Ketua Bidang Pengembangan Keilmuan dan Penelitian di pengurus pusat Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor-Himpsi), Fathul Lubabin Nuqul, berkata kasus kematian ADP penting untuk segera diungkap karena bagaimanapun “kematian satu orang pun sudah terbilang banyak”.

“Kita tidak bicara statistik ya, tapi satu kasus itu sudah banyak. Maka saya kira polisi harus cepat mengungkap kasus ini. Ini kasus apa, pembunuhan atau bunuh diri?” ujarnya.

  • Kasus makan siang maut di Australia – Perempuan paruh baya ‘terbukti racuni kerabatnya dengan jamur mematikan’
  • Misteri kematian aktor Gene Hackman dan istrinya berhasil dipecahkan
  • Viral ‘bungkus kain jarik’ mahasiswa Surabaya, Universitas Airlangga terima belasan laporan
  • Polisi ungkap identitas terduga pelaku pembunuhan ibu-anak di Jakarta Barat – Lima fakta mulai motif hingga kedok menjadi dukun
  • Kasus pembunuhan serial terparah di Thailand: Perempuan dituduh bunuh 14 teman memakai racun sianida
  • Kasus pembunuhan dan mutilasi di Padang Pariaman, ‘femisida’ terhadap tiga perempuan – ‘Saya berharap jenazah anak saya bisa segera dikebumikan’
  • ‘Operasi rahasia’ 20 tahun untuk melenyapkan ilmuwan-ilmuwan nuklir top Iran
  • Teka-teki kasus pembunuhan selama 30 tahun yang terungkap berkat puntung rokok
  • Misteri kematian aktor Gene Hackman dan istrinya berhasil dipecahkan

Berita Terkait

Diplomat Muda Kemenlu Tewas: CCTV Ungkap Fakta Sebenarnya!
Misteri Kematian: Vina, Diplomat Kemenlu, dan Tanya Tak Terjawab
TPNPB-OPM Mengaku Bunuh Anggota TNI di Papua Tengah
CCTV Ungkap Detik-Detik Terakhir Arya Daru Sebelum Meninggal
Tawuran Kramat Raya: 9 Pemuda Diciduk Polisi!
Kembali Jadi Tersangka, Zarof Ricar Diduga Terima Suap Rp 1 Miliar Tangani Sengketa Warisan
Ahmad Dhani Geram: Lita Gading Layak Ditangkap, Polisi Harus Bertindak!
Ayah Anak Korupsi Minyak Mentah Pertamina: Ironi Keluarga di Pusaran Hukum

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 15:23 WIB

Diplomat Muda Kemenlu Tewas: CCTV Ungkap Fakta Sebenarnya!

Senin, 14 Juli 2025 - 14:05 WIB

Misteri Kematian: Vina, Diplomat Kemenlu, dan Tanya Tak Terjawab

Senin, 14 Juli 2025 - 09:58 WIB

TPNPB-OPM Mengaku Bunuh Anggota TNI di Papua Tengah

Senin, 14 Juli 2025 - 09:40 WIB

Misteri kematian diplomat Kemlu di rumah kos, apa yang diketahui?

Minggu, 13 Juli 2025 - 23:28 WIB

CCTV Ungkap Detik-Detik Terakhir Arya Daru Sebelum Meninggal

Berita Terbaru

politics

Prabowo di Paris! Hadiri Bastille Day, Ada Apa?

Senin, 14 Jul 2025 - 18:46 WIB

technology

iPhone 15 Pro Max iBox: Harga Terbaru Hari Ini di Indonesia!

Senin, 14 Jul 2025 - 18:29 WIB

sports

Cole Palmer: Rahasia Chelsea Hancurkan Mimpi PSG!

Senin, 14 Jul 2025 - 18:10 WIB

Uncategorized

Visa Schengen: Panduan Lengkap Jenis, Syarat, dan Cara Mendapatkan

Senin, 14 Jul 2025 - 17:47 WIB