Misteri Kehadiran Jokowi di Pemakaman Paus: Misi Rahasia Prabowo?

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 26 April 2025 - 07:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menunjuk Presiden Joko Widodo sebagai perwakilan Indonesia dalam pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan pada Sabtu, 26 April 2025, telah memicu beragam reaksi dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh partai politik hingga para analis politik.

Pilihan Editor:Anak-anak Korban Ganda Jajanan Halal Mengandung Unsur Babi

Berikut beberapa poin penting dan kontroversi seputar penunjukan Jokowi oleh Prabowo:

Alasan Prabowo Memilih Jokowi

Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menjelaskan alasan di balik penunjukan Jokowi. Ia menekankan pertemuan langsung antara Jokowi dan Paus Fransiskus saat kunjungan apostolik Paus pada awal September 2024. Saat itu, Jokowi masih menjabat presiden. Muzani menyatakan bahwa Prabowo menilai pentingnya kehadiran seorang mantan kepala negara dalam acara tersebut.

“Sehingga Pak Prabowo merasa tingkatnya adalah tingkat kepala negara ketika itu. Itu sebabnya yang diminta adalah Pak Jokowi untuk menghadiri dan mewakili pemerintah dan rakyat serta bangsa Indonesia di Vatikan,” jelas Muzani di Kompleks MPR/DPR/DPD pada Jumat, 25 April 2025.

Selain Jokowi, rombongan delegasi Indonesia juga mencakup Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Baca Juga :  Bebaskan Ijazah Warga Jakarta yang 'Tersandera', Pramono Utamakan Pendidikan daripada Pemutihan Pajak Mobil

Pertanyaan dari Politisi PDIP: Mengapa Bukan Wakil Presiden?

Politisi PDIP, Aria Bima, mempertanyakan keputusan Prabowo untuk tidak menunjuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia berpendapat bahwa Gibran memiliki posisi yang strategis untuk mewakili pemerintah dalam menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus.

“Saya mempertanyakan kenapa enggak Wakil Presiden yang berangkat?” ujar Aria Bima saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Kamis, 24 April 2025.

Pakar Komunikasi Politik: Jokowi sebagai Strategi Meredam “Matahari Kembar”

Hendri Satrio, pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina Jakarta, mengemukakan bahwa beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Inggris juga seringkali mengirimkan mantan pemimpin negara mereka ke acara pemakaman Paus.

“Itu biasa dilakukan Amerika Serikat dan Inggris,” katanya saat dihubungi, Kamis, 24 April.

Hendri berpendapat bahwa langkah Prabowo ini bertujuan untuk mengklarifikasi dan menegaskan posisi Prabowo sebagai presiden saat ini, dengan Jokowi sebagai perwakilan.

Direktur PARA Syndicate: Sebuah Blunder Politik

Virdika Rizky Utama, Direktur Eksekutif PARA Syndicate, menilai keputusan Prabowo mengutus Jokowi sebagai sebuah kesalahan politik. Ia menyinggung masuknya Jokowi dalam nominasi tokoh terkorupsi 2024 oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

Baca Juga :  Hasan Hasbi: Bina Mahasiswa ITB Cintai Demokrasi, Jangan Hukum!

Virdika berpendapat bahwa rekam jejak Jokowi telah tercatat dalam catatan politik internasional. Meskipun hanya nominasi, reputasi Jokowi terkait korupsi dapat merusak citra Indonesia. “Mengutus Jokowi seperti mengirim pesan blunder. Indonesia mengirim figur yang dicurigai publik global ke ruang yang dijaga ketat secara moral. Ini bukan soal hukum, ini soal pesan politik,” jelasnya saat dihubungi, Kamis, 24 April 2025.

Virdika menambahkan, pemakaman Paus Fransiskus bukan hanya acara kenegaraan, tetapi juga panggung etika global. Persepsi internasional, menurutnya, lebih berpengaruh daripada fakta hukum. Penggunaan figur dengan citra kontroversial akan merusak kredibilitas diplomasi Indonesia.

Lebih lanjut, Virdika menyayangkan hilangnya momentum bagi Prabowo untuk menunjukkan empati kepada umat Katolik di Indonesia, mengingat acara pemakaman tersebut memiliki makna sakral bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.

“Dengan memilih mengutus Jokowi, figur yang dipertanyakan integritas moral dan etikanya di ruang publik, Prabowo seolah mengabaikan suasana kebatinan umat Katolik sendiri,” katanya.

Hendrik Yaputra dan Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Berita Terkait

Geger G7, Trump Cabut! Konflik Iran-Israel Jadi Biang Kerok?
Trump Kejar Kesepakatan Nuklir Iran, Menhan AS Ungkap Strateginya?
Samsat Keliling Bali, Selasa 17 Juni: Jadwal & Lokasi Terbaru!
Prabowo Bertemu Presiden Singapura, Santap Siang Bahas Apa?
Geger, Netanyahu Ungkap Iran 2 Kali Incar Trump!
Polemik Pulau Aceh-Sumut: Kemendagri Serahkan Temuan ke Prabowo, Apa Isinya?
Iran Klaim Bobol Pertahanan Israel, Saling Serang Memanas!
Konflik Israel-Iran Memanas, Trump: AS Bisa Terlibat!

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 16:17 WIB

Geger G7, Trump Cabut! Konflik Iran-Israel Jadi Biang Kerok?

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:57 WIB

Trump Kejar Kesepakatan Nuklir Iran, Menhan AS Ungkap Strateginya?

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:37 WIB

Samsat Keliling Bali, Selasa 17 Juni: Jadwal & Lokasi Terbaru!

Selasa, 17 Juni 2025 - 08:57 WIB

Prabowo Bertemu Presiden Singapura, Santap Siang Bahas Apa?

Senin, 16 Juni 2025 - 22:42 WIB

Geger, Netanyahu Ungkap Iran 2 Kali Incar Trump!

Berita Terbaru

Society Culture And History

Tampil Beda, Seragam Tissa Biani & Syifa Hadju Curi Atensi di Nikahan Al

Selasa, 17 Jun 2025 - 17:52 WIB

travel

Hiking Impian: 10 Kota Terbaik Dunia, Brasil Juara!

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:57 WIB

finance

IHSG Bangkit! ANTM, AMMN Terbang Tinggi, Investor Cuan?

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:47 WIB

politics

Geger G7, Trump Cabut! Konflik Iran-Israel Jadi Biang Kerok?

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:17 WIB