Pasar Minyak Bergelora: Harga Minyak Dunia Anjlok Pasca Kenaikan Produksi Agresif dari OPEC+
Ragamutama.com JAKARTA. Pasar minyak dunia kembali bergejolak, ditandai dengan penurunan harga signifikan setelah aliansi produsen minyak OPEC+ secara mengejutkan memutuskan untuk mengerek produksi hingga 411.000 barel per hari efektif Juli 2025. Langkah ini menandai peningkatan produksi besar-besaran untuk bulan ketiga secara beruntun, menambah kekhawatiran akan kelebihan pasokan di pasar global.
Menurut data *Bloomberg* per Senin (9/6) pukul 15.40 WIB, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2025 tercatat di level US$ 66,26 per barel, melorot 0,32% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
Tren serupa juga menghantam harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), yang terkoreksi 0,23% menjadi US$ 64,43 per barel. Tekanan pada WTI bahkan lebih terasa jika dilihat secara *year to date*, di mana komoditas ini telah merosot 11,41% sepanjang tahun ini.
Menanggapi gejolak pasar ini, Chief Analyst Doo Financial Futures, Lukman Leong, memproyeksikan bahwa level *support* kritis untuk minyak mentah WTI berada di US$ 50 per barel, dengan harga rata-rata diperkirakan stabil di kisaran US$ 55 per barel.
Lukman menjelaskan bahwa secara umum, pergerakan harga minyak mentah global akan sangat dipengaruhi oleh kombinasi permintaan yang masih lesu di berbagai belahan dunia, di saat pasokan justru akan meningkat signifikan akibat keputusan produksi agresif dari OPEC+.
“Selain itu, sentimen pasar juga diperparah oleh berbagai faktor geopolitik dan ekonomi global, termasuk perlambatan ekonomi di China, situasi konflik di Gaza, eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina yang disertai sanksi tambahan terhadap Rusia, serta ketidakpastian seputar negosiasi nuklir Iran,” imbuh Lukman kepada *Kontan*, Senin (9/6).