AC Milan kembali menghadapi dilema di bursa transfer musim panas ini. Strategi keuangan yang sangat hati-hati membuat Rossoneri kerap beralih ke opsi kedua, setelah target utama mereka terganjal harga yang melambung tinggi.
Fenomena ini bukanlah hal baru bagi Il Diavolo Rosso. Dalam beberapa musim terakhir, AC Milan, yang kini tidak lagi berstatus klub raksasa dengan kantong tebal, terkenal sangat cermat dalam mengeluarkan dana untuk belanja pemain. Mereka bahkan sempat dijuluki spesialis dalam merekrut pemain pinjaman atau mereka yang kontraknya telah berakhir.
Seringkali, ambisi Milan untuk mendapatkan pemain incaran terhambat oleh biaya transfer yang dinilai terlalu tinggi. Akibatnya, manajemen Rossoneri terpaksa mengalihkan fokus ke opsi yang lebih terjangkau. Pepatah “ada uang ada barang” memang relevan di pasar transfer sepak bola, dan hal ini seringkali berujung pada rekrutan opsi kedua yang gagal memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan performa tim.
Kini, kekhawatiran serupa membayangi manuver transfer Tim Merah Hitam di musim panas ini. Sempat muncul harapan bahwa Milan akan lebih agresif di pasar transfer, terutama setelah pada 3 Juli lalu mereka dengan sigap meresmikan pembelian Samuele Ricci dari Torino senilai hampir 25 juta euro (sekitar 477 miliar rupiah). Namun, setelah investasi besar tersebut, Milan tampak kembali ke pola lama mereka.
Setelah Ricci, Setan Merah segera mengamankan Luka Modric dan Pietro Terracciano yang direkrut secara gratis usai kontrak mereka habis di klub sebelumnya. Pervis Estupinan, yang didatangkan dari Brighton, juga menjadi bukti kebijakan opsi kedua ini. Namanya mencuat belakangan, setelah sebelumnya Milan dikaitkan dengan Fran Garcia (Real Madrid) atau Marc Pubill, mantan pemain Almeria yang kini telah berlabuh di Atletico Madrid. Indikasi bahwa rombongan pemain opsi kedua akan terus berdatangan semakin kuat, mengingat Milan cenderung mengurungkan niat jika harga target utama dinilai kemahalan.
Contoh nyata terlihat pada pencarian bek kanan. Pelatih Massimiliano Allegri disebut-sebut menginginkan Guela Doue dari Strasbourg. Namun, banderol 30 juta euro yang ditetapkan membuat Milan mundur teratur dan mengalihkan perhatian ke Zachary Athekame, bek Young Boys. Athekame jelas lebih ekonomis; Young Boys diprediksi hanya meminta 10 juta euro, sementara Milan dilaporkan telah mengajukan tawaran sebesar 7 juta euro.
Pengejaran Ardon Jashari juga terancam bernasib sama akibat permintaan harga yang terlalu tinggi. Manajemen klub dikabarkan akan mengadakan pertemuan pada Senin (4/8) untuk memutuskan apakah pengejaran Jashari akan dilanjutkan atau dihentikan. Club Brugge, klub pemilik Jashari, menginginkan setidaknya 40 juta euro termasuk bonus, memaksa Milan untuk mempertimbangkan kembali tawaran mereka. Jika akhirnya mundur dari target utama ini, Milan sudah menyiapkan opsi kedua: Javi Guerra, yang bisa didapatkan dengan banderol sekitar 25 juta euro.
Impian AC Milan untuk memboyong striker Juventus, Dusan Vlahovic, juga nampaknya akan sulit terwujud. Juventus mematok harga 25 juta euro, jauh di atas tawaran Milan yang hanya berkisar 10-15 juta euro. Rossoneri pun telah menyiapkan alternatif untuk posisi ujung tombak. Nama-nama seperti Rasmus Hojlund (Manchester United), yang berpotensi didatangkan dengan status pinjaman, serta Armand Kalimuendo (Rennes) dengan banderol 22 juta euro, menjadi pilihan yang lebih realistis dan ekonomis.