Ragamutama.com Di balik kengeriannya di ring tinju, Mike Tyson diklaim sangat takut pada petinju yang pernah kalah KO dari Muhammad Ali, George Foreman.
Kisah mengejutkan ini pertama kali diungkap oleh promotor tinju kawakan, Bob Goodman, pada tahun 2005. Goodman mengingat bagaimana Don King, promotor kondang yang kerap menangani duel-duel besar, berulang kali berusaha mempertemukan Tyson dengan Foreman di atas ring.
King melihat peluang besar dalam duel ini. Menurutnya, George Foreman sudah tidak lagi muda saat Mike Tyson berada di puncak dominasinya. Kemenangan bagi “Si Leher Beton” dianggap hampir pasti dan akan menjanjikan keuntungan finansial yang sangat besar. Namun, terlepas dari segala keunggulan yang ditawarkan, Tyson sama sekali tidak tertarik untuk menghadapi Foreman.
Goodman menuturkan, ketidakminatan Tyson begitu kuat hingga ia justru menantang balik Don King untuk menghadapi George Foreman sendiri. “Saya ada di sana ketika Don berusaha keras mewujudkan pertarungan itu,” kenang Goodman, dikutip dari Secondsout.com. “Ia terus mengatakan kepada Tyson bahwa duel melawan Foreman akan menghasilkan banyak uang, apalagi dia sudah tua dan lambat, seharusnya tidak menjadi masalah.”
Namun, respons Mike Tyson jauh dari dugaan. Dengan amarah yang meledak, Tyson sontak berdiri dan berteriak, “Saya tak mau melawan hewan itu. Kalau Anda benar-benar menyukainya, silakan Anda saja yang melawan dia!” Penolakan keras ini menggarisbawahi rasa gentar yang tak biasa dari sosok “Iron Mike” terhadap George Foreman.
Lantas, mengapa Mike Tyson yang ditakuti dunia justru gentar menghadapi George Foreman? Sepanjang kariernya, George Foreman memang tercatat telah melakoni total 81 pertarungan di kelas berat. Ia berhasil meraih sejumlah sabuk juara bergengsi, termasuk WBA dan WBC, menunjukkan dominasinya di divisi tersebut.
Puncak ketenarannya terjadi pada tahun 1974, saat ia berhadapan dengan Muhammad Ali dalam duel ikonik “Rumble in the Jungle”. Kala itu, Foreman datang sebagai petinju tak terkalahkan dengan rekor 40 kemenangan beruntun. Namun, ia harus mengakui keunggulan Ali setelah kalah KO di ronde kedelapan, sebuah momen legendaris dalam sejarah tinju dunia.
Meski sempat dikalahkan Ali, Foreman menunjukkan daya tahan luar biasa dengan mencatat 24 kemenangan beruntun setelahnya. Tren positif ini baru terhenti pada tahun 1991, ketika ia menghadapi petinju legendaris lainnya, Evander Holyfield. George Foreman akhirnya memutuskan untuk gantung sarung tinju pada tahun 1997, setelah kekalahan dari Shannon Briggs. Kala itu, usianya sudah mendekati setengah abad, menunjukkan betapa panjang dan tangguhnya perjalanan karier “Big George” di dunia tinju.