Merauke Lumpuh: Internet Mati, Pengusaha & Ojol Gigit Jari!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 24 Agustus 2025 - 09:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gangguan jaringan internet yang berulang kali terjadi di Merauke, Papua Selatan, memicu demonstrasi yang berujung ricuh pada Kamis (21/08). Warga dan sejumlah pelaku usaha mengaku merugi akibat kerusakan kabel bawah laut dan jaringan internet ini.

Jaringan internet 4G Telkomsel di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, kembali mengalami gangguan serius akibat kerusakan pada kabel Sistem Komunikasi Kabel Laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SKKL-SMPCS) di ruas Sorong-Merauke. Gangguan yang melumpuhkan ini telah berlangsung sejak Sabtu, 16 Agustus 2025, menambah daftar panjang masalah konektivitas di wilayah tersebut.

Masalah jaringan internet di Merauke bukanlah fenomena baru. Insiden serupa telah sering terjadi sejak 2016, dengan gangguan terparah tercatat pada tahun 2023 lalu, di mana internet lumpuh selama lebih dari dua bulan. Setelah sempat pulih pada September 2023, layanan internet kembali “down” pada awal Januari 2024, menimbulkan frustrasi dan kerugian yang tak terhitung bagi masyarakat dan pelaku usaha.

Dampak dari kerusakan kabel bawah laut dan jaringan internet yang terjadi baru-baru ini sangat merugikan, menyebabkan lumpuhnya berbagai usaha berbasis daring di Kota Merauke.

‘Selama jaringan internet mati, saya rugi’

Angelbertus Farel, seorang pengemudi ojek daring di Merauke, mengungkapkan bahwa akibat gangguan internet ini, aktivitas layanan ojek daring lumpuh total, mengakibatkan pendapatan ekonominya nihil.

“Pendapatan kami justru tidak ada sama sekali selama jaringan internet mati, dari hari pertama sampai saat ini. Kita tidak ada pemasukan,” keluh Farel kepada wartawan Emanuel Riberu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Jumat (22/08).

Farel menegaskan bahwa masalah gangguan internet ini bukan kali pertama terjadi, dan setiap kali muncul, ia kehilangan pendapatan. Akibatnya, ia terpaksa beralih pekerjaan sementara waktu, membantu di bengkel motor kenalannya, dengan penghasilan yang tidak menentu.

“Kalau ojek, saya bisa dapat Rp100.000 sampai Rp200.000, biasanya juga ada bonus dari aplikasi. Tapi kalau jaringan mati begini, kami tidak ada pendapatan,” jelasnya. “Sementara saya kerja di bengkel, paling sehari biasa dapat Rp30.000, kadang Rp50.000. Kita berharap jaringan segera diperbaiki.”

Senada, Sisilia Weni, yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual makanan siap saji secara daring, juga mengaku sangat merugi. “Selama jaringan [internet] mati, saya rasa rugi karena selama ini saya ada jualan makanan secara online melalui Facebook,” ujar Sisilia.

“Saya jual makanan katering. Matinya jaringan internet ini menghambat pekerjaan saya,” tambahnya. Sisilia mengaku penghasilannya dari menjual makanan siap saji daring rata-rata di atas Rp3 juta tiap bulan, namun anjlok drastis saat gangguan internet terjadi, memaksanya menjual dagangan secara tatap muka.

“Kalau jaringan mati begini, penghasilan menurun, kadang Rp500.000, kadang Rp600.000. Karena jaringan mati, saya jual secara offline,” tuturnya. “Kita berharap Telkom segera memperbaiki, dan ke depannya tidak terulang lagi.”

Elisabeth Kartini, seorang ibu rumah tangga sekaligus pembuat konten, juga merasakan dampak serupa. Ia merugi karena tidak dapat memperoleh penghasilan dari konten video, vlog, atau siaran langsung yang biasa dibagikan di media sosial.

“Saya konten kreator, sehari-hari sering membagikan video, vlog atau siaran langsung di Facebook,” kata Kartini. “Saat jaringan mati begini, kita tidak bisa apa-apa. Lumayan pendapatannya, ada sedikit pemasukan. Saat jaringan internet mati begini, tentu macet.”

Protes gangguan internet berakhir ricuh

Imbas dari gangguan internet yang berkepanjangan dan tak kunjung tuntas, sekitar 1.000 orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Masyarakat Kabupaten Merauke, Papua Selatan, melancarkan aksi unjuk rasa di Kantor Telkom Indonesia Daerah Merauke pada Kamis (21/08).

Baca Juga :  Misteri Kematian Diplomat RI ADP: Kapolri Janji Penyelidikan Mendalam

Sepanjang perjalanan menuju Kantor Telkom, massa meneriakkan yel-yel “Bakar Telkom,” menunjukkan puncak kemarahan mereka. Begitu tiba di Jalan Postel, situasi langsung memanas. Pedemo, yang marah karena masalah putusnya jaringan internet terjadi berulang kali, menghujani Kantor Telkom Indonesia Daerah Merauke dengan batu, kayu, dan botol. Beberapa di antaranya bahkan melemparkan molotov dan ban kendaraan yang telah dibakar ke arah bangunan Telkom.

Massa juga membakar ban di halaman Kantor Telkom, namun api dapat segera dipadamkan oleh pihak berwenang. Meskipun demikian, massa semakin beringas, terus melempari kantor Telkom hingga hampir semua kaca jendela hancur, dan berupaya membakar bangunan tersebut. Situasi kian memanas ketika terjadi bentrok singkat antara salah satu aparat dengan sejumlah pedemo, yang kemudian berhasil diredam oleh kepolisian dan koordinator aksi.

Puncaknya pada siang hari, massa yang tidak mendapat jawaban dan kepastian dari pihak Telkom mengenai layanan internet, kembali beringas. Bentrokan tidak terelakkan antara pedemo dengan aparat keamanan yang mengawal aksi tersebut. Pedemo melempari polisi dengan batu, botol, dan kayu. Sebaliknya, aparat melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa. Akhirnya, polisi secara paksa membubarkan aksi massa pada sore hari. Beberapa pendemo dan aparat polisi dilaporkan mengalami cedera ringan akibat demonstrasi yang berujung ricuh ini.

Tuntut kompensasi kepada pengguna yang terdampak

Koordinator aksi, Andika Labobar, mengemukakan sejumlah tuntutan utama pengunjuk rasa. Mereka mendesak agar Telkom segera melakukan pemulihan jaringan internet, berkomitmen membangun jalur cadangan, transparan dalam pengelolaan anggaran PT Telkom, dan agar pemerintah memfasilitasi masuknya provider lain di Merauke.

“Kami juga menuntut agar Telkom memberikan kompensasi kepada pengguna Indihome dan data Telkomsel di Merauke yang terdampak,” tegas Andika.

Andika menjelaskan bahwa aksi unjuk rasa yang diwarnai pembakaran ban dan perusakan Kantor Telkom tersebut merupakan puncak kekecewaan dan kemarahan masyarakat Merauke. Menurutnya, sejak 2016, telah terjadi delapan kali penurunan kualitas layanan internet tanpa adanya evaluasi serius dari pihak Telkom maupun pemerintah.

“Pemerintah seakan tutup telinga terkait masalah ini,” tegas Andika. “Delapan kali terjadi gangguan, tapi pemerintah tidak punya langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah internet di Papua Selatan, seperti memfasilitasi provider lain.”

“Kami tidak ingin ada bentrok antara massa aksi dengan keamanan, namun yang terjadi hari ini di luar kendali, masyarakat terlalu kecewa karena telah delapan kali terjadi gangguan internet,” pungkasnya. Menanggapi hal tersebut, Kapolres Merauke, AKBP Leonardo Yoga, berjanji akan memanggil pimpinan Telkom Merauke untuk dimintai klarifikasi dan keterangan terkait tuntutan massa.

“Kami akan memanggil pimpinan Telkom untuk dimintai keterangan terkait aspirasi hari ini,” kata Yoga.

Apa reaksi warga soal demonstrasi gangguan internet?

Elizabeth Kartini, ibu rumah tangga sekaligus pembuat konten, merespons positif aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat terkait gangguan jaringan internet pada Kamis lalu. Menurutnya, tindakan tersebut perlu dilakukan, mengingat masalah jaringan internet di Merauke sudah berulang kali terjadi.

“Masalah jaringan ini bukan baru satu kali terjadi, tapi sudah berulang sejak 2016. Kita masyarakat tentu rugi. Kalau tidak didemo, Telkom bisa seenaknya,” ujar dia. Kartini berharap, dengan adanya desakan publik melalui aksi unjuk rasa ini, Telkom segera melakukan pemulihan jaringan internet di Merauke dan pemerintah dapat menyikapi persoalan internet di sana dengan mendorong masuknya provider lain.

Baca Juga :  TNI AD Pastikan Keamanan Lokasi Pemusnahan Amunisi di Garut

“Kalau jaringan tidak ada begini, kami mencari tempat yang masih ada jaringan 4G atau ke tempat yang ada Starlink. Biasanya bayar voucher, 1 jam Rp10 ribu,” katanya. “Kita harus keluarkan uang, tapi mau tidak mau, karena kita juga butuh jaringan untuk berkomunikasi dengan keluarga.”

Sementara itu, Sisilia Weni, penjual makanan daring, juga berpendapat bahwa protes perlu dilakukan agar pihak Telkom melakukan evaluasi menyeluruh dan memastikan gangguan internet tidak terulang di Kabupaten Merauke. “Selama jaringan mati, kami biasa ke tempat-tempat yang menyediakan Starlink. Itu kita bayar satu jam Rp10.000,” katanya.

“Masalah jaringan ini juga menghambat komunikasi kami dengan keluarga, sehingga kami harap secepatnya diperbaiki,” tambahnya.

Perbaikan gangguan ditargetkan rampung September

PT Telkom Indonesia menyatakan saat ini pihaknya tengah berupaya keras memulihkan gangguan pada Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi-Maluku-Papua Cable System #2 (SMPCS#2) ruas Sorong-Merauke. Gangguan ini berdampak signifikan pada penurunan kualitas layanan di sejumlah wilayah Papua bagian selatan, termasuk Merauke, Timika, dan Kaimana.

EVP Telkom Regional V, Amin Soebagyo, menjelaskan bahwa gangguan berupa double shunt fault teridentifikasi pada dua titik, yaitu di sekitar Sorong dan Merauke, dengan kedalaman bervariasi antara 50 meter hingga 500 meter. Sumber penyebab gangguan masih dalam tahap investigasi mendalam.

“Kami memahami betapa pentingnya layanan komunikasi digital bagi masyarakat, khususnya di wilayah Papua bagian selatan,” ujar Amin dalam keterangan tertulis, Jumat (22/08). “Seluruh tim kami bekerja maksimal untuk mempercepat pemulihan layanan agar pelanggan dapat kembali menikmati konektivitas dengan optimal,” tegasnya.

Sebagai langkah awal, Amin menambahkan, pihaknya telah menyiapkan jalur cadangan dengan kapasitas terbatas dan menerapkan pengaturan prioritas layanan (Quality of Service/QoS) untuk memastikan konektivitas penting seperti panggilan suara dan pesan singkat tetap berfungsi. Selain itu, perusahaan milik negara ini juga menyiapkan langkah pemulihan jangka panjang, termasuk pengaturan lalu lintas data (traffic), penambahan kapasitas melalui jaringan Palapa Ring Timur dan satelit, serta persiapan kapal khusus untuk pekerjaan perbaikan teknis SKKL.

Menurut Amin, seperti dikutip Tempo.co, tahap pertama perbaikan yang bersifat temporer ditargetkan akan dilakukan pada minggu pertama September 2025. “Kami tengah mempersiapkan peralatan dan kapal dijadwalkan akan tiba di titik koordinat pada awal September, diharapkan setelah selesai perbaikan bersifat temporer ini seluruh layanan komunikasi bisa normal,” ujarnya.

“Setelah itu pada pertengahan September 2025 kembali dilakukan tahap dua perbaikan yang sifatnya permanen di sistem Kabel Laut Ruas Sorong-Merauke tersebut,” lanjutnya. Amin menambahkan, dalam proses perbaikan permanen akan menyebabkan terjadinya degradasi layanan sebanyak dua kali, yakni pada awal kegiatan selama satu hari dan akhir kegiatan selama dua hari. “Seluruh rangkaian perbaikan permanen ini diharapkan akan selesai di minggu ketiga September,” pungkasnya.

Reportase oleh wartawan di Merauke, Emanuel Riberu

  • Benarkah jaringan internet di Papua terputus akibat faktor alam?
  • PTUN Jakarta putuskan pemblokiran internet di Papua dan Papua Barat ‘melanggar hukum’
  • Blokir internet di Papua dan Papua Barat, ‘merugikan perekonomian daerah’ dan ‘memicu masalah’

Berita Terkait

OTT KPK Wamenaker Immanuel Ebenezer: Kronologi Lengkap & Fakta Terbaru
Kasus Arya Daru: Keluarga Desak Polisi Rekonstruksi & Autopsi Ulang
Immanuel Ebenezer Menangis Terborgol: Ada Apa Sebenarnya?
Korupsi Sertifikasi K3: Kecelakaan Kerja Meningkat, Nyawa Terancam!
Menteri & Wamen Terjaring OTT KPK: Immanuel Ebenezer Terbaru?
KPK: Wamenaker Noel Sehat, Foto Noel Terkapar Dipasangi EKG Bukan di KPK
Immanuel Ebenezer, Sertifikasi K3, dan KPK: Ada Apa?
Gempa Bekasi M 4.9: Kondisi Karawang Terkini, Info Terbaru!

Berita Terkait

Minggu, 24 Agustus 2025 - 09:47 WIB

Merauke Lumpuh: Internet Mati, Pengusaha & Ojol Gigit Jari!

Minggu, 24 Agustus 2025 - 07:47 WIB

OTT KPK Wamenaker Immanuel Ebenezer: Kronologi Lengkap & Fakta Terbaru

Minggu, 24 Agustus 2025 - 06:44 WIB

Kasus Arya Daru: Keluarga Desak Polisi Rekonstruksi & Autopsi Ulang

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 08:34 WIB

Immanuel Ebenezer Menangis Terborgol: Ada Apa Sebenarnya?

Jumat, 22 Agustus 2025 - 21:37 WIB

Korupsi Sertifikasi K3: Kecelakaan Kerja Meningkat, Nyawa Terancam!

Berita Terbaru

sports

Kiper Timnas Indonesia Bikin Pelatih AC Milan Frustrasi

Minggu, 24 Agu 2025 - 13:23 WIB

Public Safety And Emergencies

Merauke Lumpuh: Internet Mati, Pengusaha & Ojol Gigit Jari!

Minggu, 24 Agu 2025 - 09:47 WIB

technology

Fitur Baru Reels Instagram Rilis! Kreator Wajib Tahu!

Minggu, 24 Agu 2025 - 09:26 WIB