Ragamutama.com, Jakarta – Operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali membuahkan hasil, dengan penemuan tiga jenazah pada hari kelima upaya evakuasi. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengonfirmasi bahwa ketiga korban tersebut ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh tim SAR gabungan.
Penemuan ini menambah daftar korban tewas menjadi sepuluh orang, setelah sebelumnya tujuh penumpang lain juga ditemukan tidak bernyawa. Namun, fokus pencarian masih tinggi karena 25 korban lainnya dilaporkan masih hilang pasca-insiden tragis tersebut.
Dalam upaya memperluas jangkauan penyelamatan, tim investigasi gabungan telah mengembangkan area pencarian korban hingga radius 10 mil dari titik perkiraan tenggelamnya kapal. Dudy Purwagandhi, dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 7 Juli 2025, menyatakan harapannya bahwa perluasan area ini akan meningkatkan peluang penemuan lebih banyak korban.
Untuk mendukung misi ini, tim SAR juga berencana mengerahkan teknologi canggih berupa ROV (Remotely Operated Vehicle) guna melakukan deteksi bawah air secara lebih efektif. Penggunaan ROV diharapkan dapat membantu menemukan bangkai kapal, meskipun tim harus tetap mempertimbangkan kondisi arus dan kedalaman laut yang menjadi tantangan di Selat Bali.
Sebagai informasi, KMP Tunu Pratama Jaya diketahui karam saat dalam pelayaran rutin dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Insiden nahas ini terjadi pada Rabu, 2 Juli 2025, ketika kapal tersebut mengangkut total 65 individu, yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 anak buah kapal, serta membawa 22 unit kendaraan.
Berdasarkan data dari Basarnas, hingga saat ini tercatat 30 orang berhasil selamat dari insiden tersebut. Dari jumlah itu, 21 korban selamat telah diserahkan kembali kepada keluarga mereka di Ketapang, sementara sembilan lainnya berada di Gilimanuk. Dengan ditemukannya sepuluh korban meninggal, masih ada 25 orang yang berstatus korban hilang dan terus menjadi prioritas tim Basarnas dalam upaya pencarian mereka.
Fokus utama pencarian korban terkonsentrasi di perairan Selat Bali, meliputi area dari utara hingga selatan. Untuk memaksimalkan jangkauan, tiga tim rescue unit (SRU) udara dikerahkan untuk menyisir wilayah perairan dari berbagai arah. Sementara itu, tim SRU darat bertugas memantau dan menyisir sepanjang garis pantai, baik di sisi Ketapang maupun Gilimanuk.
Sebelumnya, pada Sabtu, 5 Juli 2025, sebuah temuan penting berhasil dicatat oleh tim SAR gabungan dari Dinas Navigasi Kementerian Perhubungan. Mereka berhasil mendeteksi sebuah objek di dasar laut pada kedalaman antara 40 hingga 60 meter. Objek tersebut sangat kuat diduga merupakan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya, yang ditemukan sekitar 800 meter dari titik awal kapal tersebut mengalami insiden.
Menanggapi skala musibah ini, Kepala Basarnas Marsekal Madya Mohammad Syafii mengungkapkan pengerahan besar-besaran personel. Sebanyak 600 personel tim SAR dikerahkan untuk mencari para korban. Selain itu, Basarnas juga melibatkan 10 penyelam berkemampuan khusus bawah air dan 18 unit kapal dalam misi penyelamatan ini. Syafii menambahkan bahwa operasi ini akan diperkuat lebih lanjut dengan dukungan dari TNI Angkatan Laut dan Kepolisian, yang memiliki kapabilitas krusial di lapangan.
Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Berulang Celaka Bus Pariwisata