Mengenal Ngupati, Tradisi 4 Bulanan Adat Jawa untuk Ibu Hamil

- Penulis

Senin, 3 Februari 2025 - 12:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bunda, pernah dengar tentang tradisi Ngupati? Dalam budaya Jawa, saat kehamilan memasuki usia empat bulan, ada sebuah tradisi yang dilakukan sebagai bentuk syukur sekaligus doa untuk calon bayi dan ibunya. Ngupati bukan sekadar ritual, tapi juga penuh filosofi dan nilai spiritual yang masih dijaga hingga kini. Yuk, kita kenali lebih dalam Bunda!

Ngupati: Simbol doa dan harapan

Dalam bahasa Jawa, ‘Ngupati’ berasal dari kata papat, yang berarti empat—merujuk pada usia kandungan yang telah menginjak empat bulan. Pada tahap ini, menurut kepercayaan masyarakat Jawa, janin mulai diberi ruh oleh Tuhan. Inilah yang membuat momen ini dianggap spesial dan perlu dirayakan dengan doa-doa baik.

Menurut penelitian dari Universitas Sangga Buana YPKP Bandung, tradisi ini sebenarnya merupakan hasil akulturasi budaya dan agama. Walaupun berasal dari kepercayaan lokal, pelaksanaannya tetap selaras dengan ajaran Islam, yang juga mengenal momen penting di usia empat bulan kehamilan, saat ruh ditiupkan ke janin. Jadi, Ngupati bukan sekadar ritual adat, tapi juga sarana pendidikan spiritual dan tauhid, lho Bunda!

Baca Juga : 7 Potret Syukuran 4 Bulanan Kehamilan Pertama Aaliyah MassaidProsesi Ngupati: Apa saja yang dilakukan?

Meski tiap daerah punya cara yang sedikit berbeda, secara umum prosesi Ngupati mencakup beberapa tahapan berikut:

Baca Juga :  Rasakan Liburan dengan Rumah Perpaduan Eksotis dan Modern

1. Doa bersama

Doa dipanjatkan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar bayi yang dikandung tumbuh sehat dan persalinan kelak berjalan lancar. Do’a dipimpin oleh sesepuh atau tokoh agama.

2. Siraman (mandi dengan air kembang tujuh rupa)

Ibu hamil dimandikan dengan air bunga untuk melambangkan penyucian dan harapan agar bayi lahir dalam keadaan baik.

3. Penyediaan makanan khas

Salah satu ciri khas dalam Ngupati adalah sajian berupa makanan berbahan dasar ketan, pisang, dan bubur merah putih. Makanan ini memiliki makna simbolis, ketan melambangkan harapan agar bayi memiliki kelekatan emosional dengan keluarganya, pisang sebagai perlambang kesuburan dan keberlanjutan keturunan, sementara bubur merah putih melambangkan keseimbangan hidup serta perlindungan dari marabahaya.

4. Pembagian ketupat (kupat)

Nah, ini yang paling khas Bunda! Ketupat dibagikan kepada keluarga dan tetangga sebagai simbol doa baik. Maknanya? Agar ibu dan bayi selalu dalam perlindungan serta mendapat rezeki yang cukup.

Ngupati dalam kehidupan modern

Jika dahulu ritual ini melibatkan banyak orang dengan penyajian makanan khas seperti ketupat, bubur merah putih, dan telur rebus, kini beberapa keluarga memilih untuk melakukannya secara lebih privat, hanya di lingkungan keluarga inti. Ada yang menggantinya dengan pengajian atau syukuran kecil bersama keluarga.

Doa bersama yang dulu dilakukan secara langsung di rumah kini juga dapat dilakukan melalui media digital seperti video call atau live streaming, memungkinkan partisipasi anggota keluarga yang tinggal berjauhan.

Baca Juga :  Profil Yolla Yuliana,Pevoli Wanita Asal Indonesia yang Kini Berkiprah di Tokyo Sunbeams Jepang

Selain itu, dalam konteks kesehatan modern ya Bunda, Ngupati tetap memiliki nilai yang penting. Meskipun ritual ini bersifat simbolis, banyak keluarga kini mengombinasikannya dengan pendekatan medis, seperti melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil sebelum atau setelah acara syukuran. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menyelaraskan tradisi dengan pengetahuan ilmiah agar memberikan manfaat yang lebih luas.

Yang menarik, penelitian oleh Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto,  juga menunjukkan bahwa Ngupati memiliki nilai pendidikan yang tinggi, terutama dalam mengajarkan rasa syukur, kebersamaan, serta doa yang tulus untuk Si Kecil dalam kandungan. Jadi, meskipun Bunda tidak menjalankan seluruh ritualnya, momen empat bulanan ini bisa tetap dirayakan dengan cara sederhana namun penuh makna.

Pilihan Redaksi

  • Makna Syukuran 4 Bulan Kehamilan Menurut Islam seperti yang Dilakukan Nikita Willy
  • Unik, Ini Cara Keluarga Kerajaan Mengumumkan Kehamilan selama Bertahun-tahun
  • 5 Potret Tasyukuran 7 Bulan Kehamilan Bunda Seleb, Terbaru Velove Vexia

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Berita Terkait

Mengapa SMAN 6 Depok Tetap Berangkat Study Tour meski Dilarang Dedi Mulyadi?
CERITA Awal Mula Nama Angkringan SULTAN di Mangunan,Dlingo,Bantul
Living Heritage, Kearifan Lokal di Tengah Moderenisasi Tambang
Kunci Jawaban Kelas 12 Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Halaman 131: Profil Aija Mayrock
Razman: Sampai Liang Lahad, Saya Akan Tetap Hadapi Hotman!
Sejarah dan Legenda Gunung Tidar, Tempat Retret Kepala Daerah
Air Mata Abah Bongkeng, Seruan Menyelamatkan Gunung dari Sampah
Merayakan dan Merekatkan Solo Melalui Festival Jenang

Berita Terkait

Rabu, 19 Februari 2025 - 09:47 WIB

Mengapa SMAN 6 Depok Tetap Berangkat Study Tour meski Dilarang Dedi Mulyadi?

Selasa, 18 Februari 2025 - 10:47 WIB

CERITA Awal Mula Nama Angkringan SULTAN di Mangunan,Dlingo,Bantul

Selasa, 18 Februari 2025 - 10:16 WIB

Living Heritage, Kearifan Lokal di Tengah Moderenisasi Tambang

Selasa, 18 Februari 2025 - 09:17 WIB

Kunci Jawaban Kelas 12 Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Halaman 131: Profil Aija Mayrock

Selasa, 18 Februari 2025 - 08:57 WIB

Razman: Sampai Liang Lahad, Saya Akan Tetap Hadapi Hotman!

Berita Terbaru