Megawati Hangestri: Gyselle Silva Lebih Unggul, Bukan Sekadar Opposite Terbaik

- Penulis

Rabu, 16 April 2025 - 16:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

Ragamutama.comgawati Hangestri Pertiwi agaknya tak terlalu ambil pusing dengan penghargaan opposite terbaik Liga Voli Korea yang bukan miliknya. Lebih dari sekadar titel individu, warisan yang ditinggalkannya justru terasa lebih bernilai.

Daftar Best 7, yang merupakan susunan pemain impian Liga Voli Korea musim 2024-2025, sempat memicu perdebatan.

Pasalnya, nama Megawati tidak tercantum dalam daftar yang diumumkan dalam seremoni penghargaan pada Senin (14/4/2025) di Seoul, Korea Selatan itu.

Posisi opposite terbaik akhirnya disematkan kepada Gyselle Silva, penyerang utama tim GS Caltex Seoul KIXX.

Gyselle Silva Merasa Terhormat Usai Kalahkan Megawati Jadi Opposite Terbaik, Kapten Red Sparks Sampaikan Terima Kasih

Memang, secara statistik, Silva unggul sebagai opposite paling produktif di musim reguler Liga Voli Korea dengan raihan 1.008 poin, mengungguli Megawati yang mengumpulkan 803 poin (peringkat ketiga).

Pemain asal Kuba itu juga unggul dalam catatan service ace, sementara Megawati menunjukkan performa terbaik dalam rasio serangan sukses.

Penting untuk dicatat bahwa Best 7 Liga Voli Korea ditentukan berdasarkan performa pemain sepanjang musim reguler. Proses voting juga dilakukan setelah musim reguler berakhir.

Namun, perbedaan pendapat bisa dipahami, mengingat unsur subjektivitas cukup besar karena 60 persen penilaian berasal dari hasil voting.

TOLOK UKUR OPPOSITE TERBAIK LIGA VOLI KOREA Metode Rincian Porsi

Statistik

(40%)

Total Poin 15% Rasio Serangan Sukses 15% Service Ace 10%

Voting

(60%)

Media 40% Ahli 10% Pelatih dan Kapten Tim Peserta 10% Sumber: Federasi Bola Voli Korea (KOVO)

Di luar angka-angka statistik, Megawati memiliki keunggulan lain dibandingkan Silva.

Pertama, pencapaian Megawati bersama Red Sparks (peringkat 3 dan rekor 13 kemenangan beruntun) lebih gemilang dibandingkan Silva dan GS Caltex (peringkat 6 dan 14 kekalahan beruntun).

Kedua, Megawati menunjukkan konsistensi yang lebih baik, dengan dua kali meraih penghargaan pemain terbaik di putaran pertandingan, sementara Silva hanya sekali, dan itu pun di putaran terakhir, ketika Red Sparks mulai mengistirahatkan pemain inti.

Seperti yang dilaporkan oleh Kompas.com, pemain yang berasal dari klub Bank Jatim ini memilih untuk tidak terlalu memikirkannya.

“Ya, itu kan rezeki, kita tidak tahu rezeki kita yang mana. Saya juga tidak tahu, jadi ikhlas saja,” kata Mega setelah bertemu dengan Bupati Jember, Muhammad Fawait, pada Selasa (15/4/2025).

Meskipun tidak dinobatkan sebagai opposite terbaik atau pemain terbaik, perjalanan Megawati di musim keduanya di Korea Selatan tetap membanggakan.

Baca Juga :  Red Sparks Siap Taklukkan Final Liga Voli Korea: Park Hye-min Jadi Andalan!

Perkembangan performa Megawati semakin mengubah pandangan publik Korea terhadap kuota khusus pemain Asia yang sebelumnya diragukan.

Setelah berhasil menghapus keraguan di musim pertamanya, ledakan performa Megawati di musim kedua memunculkan opini baru bahwa pemain kuota Asia kurang dihargai dalam hal gaji.

“Tidak Adil Pemain Kuota Asia Hanya Menerima Setengah Gaji Pemain Asing dan Setengah Gaji 10 Pemain Lokal Terbaik,” demikian judul berita di media Korea, Segye, pada 23 Januari lalu.

Dalam artikelnya, Segye menulis, “Performa Mega adalah yang terbaik di antara pemain lokal, asing, dan pemain kuota khusus Asia dalam hal rasio gaji dan nilai yang diberikan.”

Standar gaji pemain kuota khusus Asia dan pemain asing memang telah diatur dalam regulasi Liga Voli Korea, sehingga tidak ada ruang untuk negosiasi.

Dorongan untuk mengubah aturan perekrutan pemain asing semakin kuat, termasuk untuk level kompetisi yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas pemain bagi tim nasional Korea sendiri.

Salah satu gagasan yang muncul adalah penerapan skema Free Agent, atau bebas transfer, seperti yang dinikmati oleh pemain lokal Korea.

Tidak perlu undian untuk memilih pemain, tidak perlu seleksi untuk menarik lebih banyak pemain, dan satu-satunya batasan adalah aturan pembatasan pengeluaran tim untuk gaji seluruh pemain.

Warisan berharga Megawati lainnya adalah kenangan tak terlupakan atas perjuangan luar biasa untuk menaklukkan hal yang dianggap mustahil bersama Red Sparks.

Tim asuhan Ko Hee-jin berhasil berjuang hingga akhir, tidak hanya lolos ke babak final, tetapi juga memaksanya berlanjut hingga pertandingan kelima yang menentukan.

Padahal, mereka seperti melawan satu negara karena harus menghadapi Incheon Heungkuk Life Pink Spiders yang diperkuat ikon voli Korea, Kim Yeon-koung, yang ingin meraih gelar juara sebelum pensiun.

Selain itu, badai cedera yang menerpa tim sejak putaran terakhir musim reguler memaksa hampir semua pemain Red Sparks untuk bermain sambil menahan rasa sakit, tetapi semua itu berhasil mereka lewati.

Red Sparks hanya berjarak 2 poin dari sebuah dongeng, karena laga penentuan berakhir dengan skor 15-13 di set kelima.

Megawati? Dia menjadi pencetak poin terbanyak di babak final, meskipun lututnya bengkak dan membuatnya harus bermain hingga akhir dalam kondisi yang sempat diragukan.

Ko Hee-jin, pelatih Red Sparks, tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.

Baca Juga :  Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Timnas U-17 Meski Tersingkir

Sosok yang terlihat tegas saat mendampingi anak asuhnya itu bahkan menangis saat mengantar pemain andalannya pulang ke Indonesia.

Berat Hati Pelatih Red Sparks Saat Ditinggal Opposite Terbaik, Ko Hee-jin Menangis Lagi Saat Antar Megawati ke Bandara

Megawati lebih dari sekadar diterima untuk tetap bermain di Liga Voli Korea, setelah membuktikan kualitasnya sebagai pemain yang bisa diandalkan.

Awalnya lebih disorot karena hijabnya, Mega membuktikan bahwa opposite Asia mampu bersaing dengan opposite dari Amerika/Eropa/Afrika yang dianggap lebih berbahaya karena lebih bertenaga.

Idola Megawati, Kim Yeon-koung, juga terkenal karena alasan yang sama, yaitu gebrakan yang dilakukannya hingga menjadi pemain Asia pertama yang menjadi MVP di Liga Champions Eropa.

Megawati memberi sinyal bahwa dia tidak akan berhenti di Liga Voli Korea. Dia ingin terus mengasah kemampuannya untuk bersaing di level kompetisi yang lebih tinggi.

“Sebenarnya sedih karena setiap pertemuan pasti ada perpisahan, apalagi pelatih Ko Hee-jin juga yang menemukan saya saat (Draft Kuota Asia) 2023 itu,” ujar Mega.

“Jadi mungkin di hati kecilnya dia juga sedih karena harus berpisah, padahal kami sudah memiliki chemistry di sana.”

“Tapi ya mau bagaimana lagi, kan aku juga bilang ke Ko Hee-jin bahwa aku punya kehidupan yang lain. Aku harus melanjutkan hidupku juga, supaya aku enggak stuck (berhenti) di sini saja.”

“Mungkin aku akan coba ke negara-negara lain.”

Saat ini, rencana Megawati adalah mengganti waktu yang hilang bersama keluarganya setelah dua tahun hampir tidak pernah berhenti bertanding, baik di Korea maupun di Indonesia.

Mega juga ingin memulihkan kondisi fisiknya setelah diforsir.

Publik harus bersabar setelah disuguhi rangkaian penampilan luar biasa dari Mega. Apa pun keputusan yang akan diambil oleh atlet berusia 25 tahun ini, kita harus menghormatinya.

Dengan jalan dan optimisme yang telah dibukanya, harapan yang realistis adalah agar momentum bagus ini tidak berhenti di Megawati.

Bola voli Indonesia membutuhkan Megatron-Megatron berikutnya untuk membawa bendera Merah Putih terbang lebih jauh dari sekadar menjadi jagoan di kawasan ASEAN saja.

Rekap Draft Kuota Asia Liga Voli Korea – 10 Pemain Indonesia Tidak Tembus, Pengalaman Lebih Dicari, Korban Bhayangkara Jadi Bukti

“`

Berita Terkait

Indonesia Tertinggal 0-1 dari Denmark di Piala Sudirman 2025: Rinov/Gloria Takluk
Barcelona vs Inter Milan: Hujan Gol, Skor Imbang 6-6!
Ruben Amorim: Pemainnya Boleh ke Man United, Tapi Harus Siap Risiko Besar Ini
Kekalahan Inter Milan di Camp Nou: Lautaro Martinez Jadi Korban, Inzaghi Ragukan Kesembuhan
Persib Bandung Menuju Juara Liga 1: Kabar Baik Mengalir Terus
Kode Keras AC Milan untuk Jay Idzes: Update Transfer Naturalisasi Timnas Indonesia
Lamine Yamal Pecahkan Rekor Mbappe: Gol Spektakuler Guncang Liga Champions!
Gol Kilat Dembele Antar PSG Kalahkan Arsenal, Ini Kata Enrique!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:39 WIB

Indonesia Tertinggal 0-1 dari Denmark di Piala Sudirman 2025: Rinov/Gloria Takluk

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:11 WIB

Barcelona vs Inter Milan: Hujan Gol, Skor Imbang 6-6!

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:07 WIB

Ruben Amorim: Pemainnya Boleh ke Man United, Tapi Harus Siap Risiko Besar Ini

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:03 WIB

Kekalahan Inter Milan di Camp Nou: Lautaro Martinez Jadi Korban, Inzaghi Ragukan Kesembuhan

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:19 WIB

Persib Bandung Menuju Juara Liga 1: Kabar Baik Mengalir Terus

Berita Terbaru

politics

Sejarah dan Makna Peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:27 WIB

Family And Relationships

Lisa Mariana Minta Maaf ke Istri Ridwan Kamil: Melaney Ricardo Beri Saran Bijak

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:15 WIB