Megawati Dinilai Terlalu Emosional

- Penulis

Jumat, 21 Februari 2025 - 11:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Peneliti senior Citra Institute Efriza menilai Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlalu emosional terkait perintah agar kepala daerah dari partainya menunda ikut retreat di Magelang.

Hal itu diputuskan Megawati seusai Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Ini adalah sikap Megawati yang menunjukan emosional dirinya sedang tidak stabil,” kata Efriza kepada RAGAMUTAMA.COM.com, Jumat (21/2).

Efrizal berpendapat begitu lantaran Megawati di hari yang sama punya dua arahan.

Pertama, berpesan kepada pasangan kepala daerah terpilih DKI Jakarta Pramono-Rano untuk tidak mengabaikan arahan Presiden Prabowo sekaligus menjelaskan pemerintah daerah adalah representatif pusat.

Menurut dia, arahan pertama itu menunjukan pemahaman Megawati terhadap konstitusi.

“Bahwa kader PDIP harus memahami hubungan pusat dan daerah, sehingga kepatuhan kepada pemerintah pusat yakni Presiden adalah hal utama yang harus dijalani sebagai pemimpin daerah,” tuturya.

Namun, di hari yang sama, Presiden kelima RI itu malah menginstruksikan agar kepala daerah dari PDIP tidak mengikuti retret yang dilakukan oleh Presiden Prabowo.

Baca Juga :  Canda Presiden Prabowo Buat Erick Thohir Tertawa: Menteri BUMN Tapi Selalu Ditanya Sepak Bola

Efriza menilai, Megawati mengarahkan kepala daerah dari PDIP untuk tidak lagi mematuhi Prabowo dan melupakan bahwa kepala daerah adalah representatif pusat.

Selain itu, Efriza memandang sikap Ketum PDIP melalui instruksi tidak hadir di acara retret, juga dapat di nilai tidak tepat.

Menurutnya, Hasto jadi tersangka dan ditahan adalah masalah personal Hasto yang terindikasi berperilaku korup dengan institusi KPK.

‘Tak ada hubungannya kasus Hasto yang pribadinya sebagai politisi yang buruk dengan agenda pemerintah pusat,” tuturnya.

Efriza menyebutkan tidak ada hubungan antara kerja KPK memberantas korupsi dan menahan Hasto dengan agenda pemerintah pusat melakukan retret.

“Sangat disayangkan atas sikap Ketua Umum PDIP yang tak konsisten ini dalam memberikan arahan kepada kadernya sebagai kepala daerah,” tuturnya.

Dia menyebutkan Megawati selaku ketua umum malah memberikan ‘noda’ kepada organisasi partai politiknya dengan membela satu politisi yang terindikasi berperilaku korup. 

Baca Juga :  Prabowo Perintahkan Kabinet Atasi Regulasi Penghambat Investasi Pasca Tarif Trump

“Padahal, dia selalu berbicara tentang kadernya harus bekerja untuk rakyat, jangan cari duit, maupun berperilaku buruk, sayangnya arahan akan nilai-nilai baik ini diabaikannya untuk membela Hasto yang berperilaku negatif,” pungkas Efriza.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memerintahkan seluruh kepala dan wakil kepala daerah dari partai berlambang Banteng moncong putih tidak mengikuti retret oleh Presiden Prabowo Subianto.

Hal demikian seperti tertuang dalam instruksi harian dengan nomor 7294/IN/DPP/II/2025 tertanggal 20 Februari 2025.

Megawati menandatangani langsung surat tersebut yang ditujukan ke kepada para kepala dan wakil kepala daerah dari PDIP.

“Kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menunda perjalanan yang akan mengikuti retret Magelang pada 21-28 Februari 2025,” demikian tertulis dalam instruksi harian yang ditandatangani Megawati, Kamis (20/2).(mcr8/jpnn)

Berita Terkait

Aksi May Day 2025: Ribuan Buruh Padati Monas Merayakan Hari Buruh
Menhan Sjafrie Tegaskan: UU TNI Final, Tidak Ada Revisi
Jenderal Soeharto: Layakkah Jadi Pahlawan Nasional Tahun Ini?
Mensesneg Ungkap Prabowo Berpeluang Tolak Pengunduran Diri Hasan Nasbi
Sejarah Hari Buruh Nasional: Dari Soekarno hingga Era Reformasi
KPK Ancam Jemput Paksa Dua Anggota DPR Terkait Kasus Dana CSR BI
Mutasi TNI Terbaru: Panglima Agus Subiyanto Rombak 237 Jabatan Strategis
Hasan Nasbi Mundur dari PCO: Komunikasi Prabowo Jadi Sorotan Utama?

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:03 WIB

Aksi May Day 2025: Ribuan Buruh Padati Monas Merayakan Hari Buruh

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:56 WIB

Menhan Sjafrie Tegaskan: UU TNI Final, Tidak Ada Revisi

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:28 WIB

Jenderal Soeharto: Layakkah Jadi Pahlawan Nasional Tahun Ini?

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:16 WIB

Mensesneg Ungkap Prabowo Berpeluang Tolak Pengunduran Diri Hasan Nasbi

Kamis, 1 Mei 2025 - 06:47 WIB

Sejarah Hari Buruh Nasional: Dari Soekarno hingga Era Reformasi

Berita Terbaru

sports

Barcelona vs Inter Milan: Hujan Gol, Skor Imbang 6-6!

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:11 WIB