Terganjal Kendala Ekspor Anak Usaha, BRI Danareksa Revisi Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC) Jadi ‘Hold’
Prospek saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) kini berada di bawah pengawasan ketat, menyusul keputusan BRI Danareksa Sekuritas yang menurunkan rekomendasi investasinya menjadi ‘hold’ atau tahan. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran terkait potensi kendala ekspor konsentrat tembaga yang dihadapi oleh anak usahanya, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).
Dampak langsung dari situasi ini telah terlihat dalam laporan keuangan kuartal I/2025, di mana AMMN membukukan rugi bersih signifikan sebesar US$138,76 juta. Kerugian tersebut tak terhindarkan akibat nihilnya volume penjualan pada periode ini. Kondisi ini, sebagaimana diungkapkan oleh analis BRI Danareksa Sekuritas, Timothy Wijaya dan Naura Reyhan, menjadi faktor utama yang mendorong penyusutan laba bersih Medco Energi hingga 76% secara *year-on-year*. Mereka menegaskan bahwa ketidakmampuan AMMN untuk mengekspor konsentrat tembaga merupakan imbas dari proses *commissioning* smelter katoda tembaganya yang belum tuntas.
Tak hanya dari sisi AMMN, kinerja keuangan MEDC juga terpengaruh oleh penurunan penjualan migas sebesar 10% secara *quarter-on-quarter* (QoQ). Produksi minyak dan gas perseroan tercatat 143 mboepd, dipengaruhi oleh melemahnya permintaan gas akibat faktor musiman serta adanya kegiatan pemeliharaan terjadwal di Lapangan Senoro. Meskipun demikian, biaya produksi kas per unit tetap terkendali di level US$8,4/boe.
Menanggapi serangkaian tantangan tersebut, BRI Danareksa Sekuritas melakukan revisi signifikan terhadap perkiraan kinerja MEDC. Para analis kini memproyeksikan laba bersih perseroan sepanjang 2025 menjadi US$190 juta, sekaligus menurunkan proyeksi produksi migas MEDC dari 150 mboepd menjadi 146 mboepd. Kontribusi laba AMMN terhadap MEDC juga dipangkas drastis menjadi US$65 juta, merefleksikan keterlambatan *commissioning* smelter dan ketidakpastian izin ekspor pada tahun 2025.
Sebagai konsekuensi dari proyeksi yang direvisi, BRI Danareksa Sekuritas menetapkan target harga saham MEDC yang lebih rendah, yaitu Rp1.320. Penyesuaian target harga ini terutama dipengaruhi oleh estimasi kontribusi laba AMMN yang jauh berkurang bagi MEDC sepanjang tahun 2025, serta bayang-bayang risiko fluktuasi harga minyak mentah global yang senantiasa menjadi perhatian bagi kinerja MEDC.
Di sisi lain, untuk memperkuat posisi keuangannya di tengah dinamika pasar, Medco Energi (MEDC) telah mengambil langkah proaktif. Pada 26 Mei 2025, perseroan berhasil memperoleh fasilitas pinjaman senilai Rp8 triliun dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI). Sekretaris Perusahaan Medco Energi, Siendy K. Wisandana, menjelaskan dalam keterbukaan informasi bahwa pinjaman berjangka 120 bulan ini merupakan bagian dari strategi pendanaan jangka menengah hingga panjang perseroan dan/atau grup untuk mendukung kinerja di masa mendatang.
—
*Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Penulis dan penerbit tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.*