JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Siapa sangka, sebuah gerakan tarian tradisional dari Kuantan Singingi, Riau, kini merambah panggung olahraga dunia. Gerakan lincah Rayyan Arkan Dikha, bocah cilik penari di atas perahu Pacu Jalur, telah menginspirasi selebrasi para pembalap kelas dunia dan dikenal luas sebagai “Aura Farming”. Fenomena ini menandai penyebaran budaya lokal Indonesia yang unik hingga ke lintasan balap internasional.
Selebrasi khas ini pertama kali menjadi sorotan ketika Marc Marquez menjuarai MotoGP Jerman di Sachsenring pada Minggu (13/7). Setelah melewati garis finis, pembalap berjuluk ‘The Baby Alien’ itu dengan bangga menirukan gerakan “Aura Farming”, mengayunkan tangan layaknya penari Pacu Jalur, sebuah pemandangan yang segera menjadi viral.
Tak berhenti pada Marquez, inspirasi dari Rayyan Arkan Dikha juga menjalar ke pembalap muda berbakat Indonesia, Veda Ega Pratama. Usai meraih kemenangan impresif di ajang Red Bull Rookies Cup, juga di sirkuit Sachsenring, Veda ikut merayakan keberhasilannya dengan gaya “Aura Farming” yang sama. Aksinya ini semakin mengukuhkan popularitas gerakan Arkan di kancah global.
Penyebaran tren selebrasi ini meluas hingga World Superbike (WSBK) sehari sebelumnya di Donington Park. Pembalap Turki, Toprak Razgatlioglu, menunjukkan gaya serupa setelah finis pertama di Race 1. Bahkan, Stefano Manzi, pembalap Yamaha di kelas Supersport, juga turut mengadopsi gaya Pacu Jalur tersebut untuk merayakan kemenangannya. Lebih dari itu, selebrasi ala Arkan ini sebelumnya juga pernah ditiru oleh atlet Formula 1, Alex Albon, dan bintang American Football, Travis Kelce. Deretan nama besar ini membuktikan bahwa pesona budaya Indonesia memang punya tempat istimewa di kancah internasional.
Laga Ketat, Veda Juara di Tengah Persaingan Panas
Pada balapan Red Bull Rookies Cup, Veda Ega Pratama menampilkan performa gemilang yang penuh strategi. Dalam duel sengit melawan Zen Mitani dari Jepang dan Yaroslav Karpushin, Veda tetap tenang. Ia dengan cerdik menahan dorongan untuk push sejak awal balapan, baru menggeber motornya di detik-detik penentu menjelang lap terakhir, sebuah strategi yang berbuah manis.
“Balapan ini benar-benar gila. Saya sempat memimpin, lalu mencoba mengatur ban dan baru nge-push lagi di tiga lap terakhir. Alhamdulillah bisa finis pertama,” ujar Veda penuh semangat, menggambarkan ketatnya persaingan yang berhasil ia taklukkan.
Sementara itu, di MotoGP Jerman, Marc Marquez tampil dominan dan hampir tanpa perlawanan berarti, hanya bersaing dengan adiknya, Alex Marquez. Dari 18 pembalap yang memulai start, hanya 10 yang berhasil menyentuh garis finis, membuat kemenangan Marquez terasa semakin mudah dan meyakinkan.
