Legenda MotoGP Dennis Noyes Ungkap Keretakan Ducati: Marc Marquez dan Francesco Bagnaia Terimbas Pasca-MotoGP Inggris
Dunia MotoGP dihebohkan dengan pernyataan mengejutkan dari legenda balap motor, Dennis Noyes. Menurut Noyes, performa Marc Marquez dan Francesco Bagnaia pada balapan MotoGP Inggris baru-baru ini menjadi indikasi kuat adanya masalah serius di dalam tim Ducati. Masalah ini, ungkap Noyes, bahkan sudah tercium sejak sesi tes pramusim.
Noyes menyoroti keluhan Francesco Bagnaia yang semakin sering mengatakan kesulitan menemukan ‘feel’ atau sensasi berkendara yang pas. Sebagai juara dunia MotoGP dua kali dengan reputasi sangat sensitif terhadap motornya, Bagnaia saat ini dilaporkan belum menemukan kepercayaan diri dalam pengereman maupun sensasi pada bagian depan motor. “Ia bahkan mengatakan bahwa ia tidak dapat merasakan perbedaan antara ban lunak dan ban medium. Itu adalah poin kuat bagi pembalap MotoGP,” kata Noyes kepada MotoSan.
Lebih lanjut, Noyes melihat Marc Marquez pun mulai merasakan hal serupa seiring berjalannya musim. “Di Prancis, ia kurang percaya diri. Sekarang, setelah GP Inggris, ia mengatakan bahwa ia mulai merasakan kurangnya feel pada bagian depan,” jelas Noyes, mengindikasikan bahwa masalah ini bukan hanya dialami oleh satu pembalap.
Untuk memperkuat argumennya, Noyes memberikan data komparatif dari GP Inggris. Jika pada tahun sebelumnya Alex Marquez menjadi pembalap yang paling banyak tertinggal sekitar 0,4 detik, kini Marc Marquez dalam sprint tertinggal 0,3 detik, sementara Bagnaia 0,2 detik lebih lambat dari catatan tahun lalu. Situasi ini menunjukkan adanya kemunduran performa di beberapa area krusial. Meskipun demikian, Noyes percaya bahwa Ducati akan terus bekerja keras pada pengembangan motor GP25. “Mereka mungkin tidak akan berhenti menjadi lebih unggul, tetapi itu akan sulit,” tuturnya.
Terlepas dari tantangan Ducati, Noyes juga menganalisis persaingan sengit Marc Marquez di puncak klasemen. Sirkuit Silverstone sendiri, menurut Noyes, merupakan salah satu trek yang kurang bersahabat bagi Marc, di mana ia hanya memenangkan balapan sekali dan jarang menjadi yang tercepat. Namun, perhatian kini tertuju ke Aragon, sirkuit di mana Marc memiliki rekam jejak yang mengesankan.
Noyes memetakan siapa saja pesaing utama Marc Marquez dan menempatkan Alex Marquez sebagai yang pertama. “Saya pikir yang pertama dari mereka masih saudaranya Alex. Ia tahu lebih banyak tentang Alex daripada siapa pun,” ungkap Noyes, seraya menambahkan bahwa Marc mengamati telemetri Alex dan melihat adiknya mampu melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka capai dengan GP25. Hubungan persaudaraan di antara mereka diyakini akan tetap kuat apapun hasilnya.
Pesaing berikutnya yang patut diwaspadai adalah Fabio Quartararo dari Monster Energy Yamaha. Potensi torehan poin Quartararo bisa menguntungkan Yamaha agar tidak kehilangan konsesi di akhir musim. Marc Marquez sendiri, sejak 2019, dilaporkan telah melakukan segala cara untuk mengendalikan pembalap Prancis itu. “Marc menghormatinya, dan ini berarti dia sedikit takut padanya, dan itu logis,” kata Noyes.
Francesco Bagnaia, di mata Noyes, tetap menjadi rival tangguh. “Pecco tetap menjadi rival karena dia adalah pembalap yang mengembangkan Ducati,” ujarnya. “Jika dia mendapatkan kembali perasaan yang dia miliki tahun lalu, dia bisa menjadi rival lagi.” Selain itu, Franco Morbidelli juga disebut sebagai pembalap yang patut diperhitungkan di lintasan, meskipun mungkin bukan rival untuk kejuaraan.
Marc Marquez sendiri memahami bahwa membuat pilihan yang tepat di tengah situasi ini akan sangat menentukan perebutan gelar MotoGP. Ia kini memuncaki klasemen, unggul 24 poin dari saudaranya, Alex Marquez. Situasi unik dua saudara kandung yang bersaing di posisi teratas kejuaraan ini menjadi sorotan. Bagaimana mereka menjaga ikatan di masa yang unik ini, atau membiarkan ketegangan menghalangi, dapat menentukan siapa yang akan membawa pulang trofi di akhir musim.
“Sekarang sudah menjadi hal yang normal tetapi tidak normal,” kata Marc kepada TNT Sports mengenai persaingan mereka. “Kami adalah saudara yang berjuang untuk kejuaraan MotoGP, kami berada di posisi pertama dan kedua dalam kejuaraan. Kami sudah berada di balapan ketujuh. Kami saling bertarung, ini tidak normal, kami menikmatinya.” Marc menambahkan, “Ketika Anda mengalami situasi ini, Anda punya dua pilihan dalam hubungan. Menjadi lebih erat dari sebelumnya, atau menjauh. Sekarang, kami lebih erat dari sebelumnya. Kami tahu saya tidak bisa menyakitinya dan dia tidak bisa menyakiti saya. Kami menginginkan yang terbaik untuk satu sama lain. Ini membuat ibu dan ayah kami bahagia.” Persaingan di MotoGP musim ini tak hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang adaptasi motor, strategi tim, dan ikatan kekeluargaan yang diuji di puncak kompetisi.