Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, melontarkan kritik pedas kepada FIFA menyusul serangkaian insiden penundaan pertandingan dalam ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Puncak kekesalan Maresca terjadi setelah laga babak 16 besar yang mempertemukan Chelsea dan Benfica pada Minggu (29/6/2025) dini hari WIB, yang berlangsung di Stadion Bank of America, Charlotte, Carolina Utara.
Pertandingan krusial tersebut diwarnai drama luar biasa, di mana total durasi laga dari awal hingga akhir mencapai 4,5 jam. Chelsea sempat unggul di menit ke-64 melalui tendangan bebas akurat dari Reece James, membawa mereka di ambang kemenangan. Namun, keunggulan itu harus tertahan ketika wasit menghentikan pertandingan hanya empat menit jelang waktu normal berakhir, dipicu oleh peringatan cuaca buruk di sekitar stadion.
Meskipun tidak ada hujan yang turun langsung di area stadion, kewaspadaan terhadap potensi sambaran petir memaksa penerbangan di sekitar kota Charlotte pun turut ditunda. Penundaan pertandingan ini berlangsung selama dua jam penuh, di mana para pemain Chelsea harus menghabiskan waktu dengan menjaga kebugaran menggunakan sepeda statis di ruang ganti pemain.
Ironisnya, setelah laga dilanjutkan kembali, Benfica berhasil menyamakan kedudukan lewat gol penalti yang dieksekusi dengan dingin oleh Angel Di Maria pada menit ke-90+5. Di tengah drama tersebut, Gianluca Prestianni dari Benfica juga diusir keluar lapangan setelah diganjar kartu merah. Dengan skor imbang 1-1, pertandingan pun terpaksa berlanjut ke babak tambahan waktu. Di fase ini, Chelsea menunjukkan dominasinya dengan mencetak tiga gol tambahan dalam rentang sembilan menit melalui Christopher Nkunku, Pedro Neto, dan Kiernan Dewsburry-Hall, mengunci kemenangan telak 4-1.
Pasca pertandingan yang penuh gejolak ini, Enzo Maresca tak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia Klub 2025. Mantan pelatih Leicester City itu mengungkapkan rasa tidak puasnya atas penundaan laga Benfica kontra Chelsea selama dua jam yang dinilainya sangat tidak masuk akal.
“Itu lelucon, itu bukan sepak bola,” tegas Maresca. “Saya paham penghentian waktu dilakukan demi keselamatan, tapi mungkin ini bukan tempat yang tepat untuk memainkan sepak bola. Menunda laga selama dua jam itu bukanlah sepak bola. Saya senang dengan hasil akhir, tapi ada hal-hal yang sulit Anda pahami,” tambahnya.
Maresca menambahkan bahwa meskipun Piala Dunia Klub 2025 adalah kompetisi yang luar biasa, banyaknya penundaan laga menunjukkan kurangnya persiapan matang dari FIFA untuk ajang berskala internasional ini. “Ketika enam, tujuh pertandingan ditangguhkan, ada sesuatu yang tidak berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Laporan dari The Athletic memperkuat pernyataan Maresca, menyebutkan bahwa sudah tercatat setidaknya enam pertandingan dalam turnamen ini yang mengalami penundaan dengan alasan serupa, yakni cuaca buruk seperti badai petir dan suhu ekstrem. Sebagai contoh, duel antara Ulsan HD melawan Mamelodi Sundowns ditunda lebih dari satu jam, sementara pertandingan RB Salzburg melawan Pachuca ditunda selama 97 menit. Teranyar, laga Benfica versus Chelsea menjadi pertandingan dengan penundaan waktu terlama, yakni lebih dari dua jam, menyoroti tantangan signifikan dalam manajemen jadwal turnamen ini.