Pameran China Home Life Indonesia: Jembatan Bisnis Internasional dan Harapan Karier di Tengah Ketatnya Persaingan
Jakarta – Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran kembali menjadi tuan rumah bagi perhelatan akbar pameran dagang China Home Life Indonesia. Berlangsung pada 4 hingga 7 Juni 2025, acara ini tak hanya berfungsi sebagai jembatan penting untuk perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok, tetapi juga secara tak terduga dimanfaatkan sebagai arena pencarian peluang kerja di tengah persaingan ketat pasar tenaga kerja domestik.
Di antara ribuan pengunjung yang didominasi oleh pelaku bisnis dan pembeli, Hanifah, seorang mahasiswi asal Bekasi, memiliki niat yang berbeda. Ditemui *Tempo* di lokasi pada hari terakhir pameran, Sabtu, 7 Juni 2025, Hanifah datang bukan untuk berbelanja produk atau menjajaki kebutuhan bisnis, melainkan untuk membangun koneksi kerja. “Saya juga lagi coba cari-cari peluang, terutama yang ada kaitannya sama kesempatan di luar negeri,” ungkapnya. Hanifah berharap menemukan informasi atau bertemu perwakilan perusahaan yang dapat menjembatani dirinya ke peluang kerja atau program magang di kancah internasional. “Karena kalau cuma mengandalkan di sini saja, rasanya agak kurang optimistis, ya.”
Kekhawatiran Hanifah bukan tanpa alasan. Baginya, pemandangan *job fair* yang membeludak di Cikarang adalah cerminan nyata dari kondisi pasar tenaga kerja yang sesungguhnya. “Bagi saya, itu cerminan,” tegasnya. Selain itu, ia menyoroti ketidakseimbangan antara jumlah lulusan baru atau *fresh graduate* yang membanjiri pasar dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. “Jadi, persaingannya memang berat sekali di sini,” tambahnya, merujuk pada antrean pelamar yang mengular di berbagai bursa kerja di Indonesia sebagai pemandangan umum yang merefleksikan ketatnya bursa kerja.
Pameran China Home Life Indonesia sendiri merupakan ajang berskala besar yang menghadirkan 2.000 pemasok dari Cina dengan total 99.000 jenis produk. Ragam produk yang dipamerkan meliputi peralatan rumah tangga, elektronik, bahan bangunan, hingga tekstil. Pagelaran yang dijadwalkan berlangsung dua kali pada tahun 2025 ini (4-7 Juni dan 26-29 November) memang berorientasi utama pada perdagangan *business-to-business* (B2B), dengan target transaksi dagang signifikan antara pelaku usaha lokal dan *supplier* Cina.
Skala dan potensi pameran ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk sektor logistik. Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia bahkan berencana menindaklanjuti acara ini dengan konferensi khusus. “Selain itu kami dari logistik akan mengadakan conference, mengenai topik tentang industri dan *supply chain* yang tentunya berkaitan dengan industri tersebut, di situ nanti kita akan bertukar bagaimana produk bisa mengglobal,” demikian pernyataan Asosiasi Logistik Indonesia melalui media sosial China Home Life.
Pada hari terakhir pameran, Sabtu, 7 Juni 2025, suasana di Pagelaran China Homelife Indonesia di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, terpantau masih ramai dan padat pengunjung. Dibuka sejak Rabu lalu, China Homelife Indonesia berlangsung bersamaan dengan International Industrial Week Indonesia serta Indonesia Trade Fair yang dipersembahkan oleh Departemen Perdagangan Provinsi Zhejiang, Cina. Di area Hall D1-D2, ribuan barang tekstil, mesin, perlengkapan rumah tangga, bangunan, dan elektronik dari Negeri Tirai Bambu dipamerkan dan ditawarkan kepada para pengunjung. Manajemen acara mengklaim bahwa kegiatan ini berhasil menghadirkan 2.000 *supplier* dengan 99.000 produk.
Lebih lanjut, perwakilan panitia penyelenggara menyatakan bahwa 1.200 perusahaan dari China dan kawasan Asia turut terlibat dalam pameran ini. Panitia juga mencatat setidaknya 70.000 pembeli telah mendaftar bahkan sebelum acara dibuka pada Rabu lalu. “Ini secara menyeluruh memenuhi pasar industri 4.0 di Indonesia,” kata perwakilan panitia dalam keterangan resmi. Keberhasilan acara ini juga tidak lepas dari dukungan penuh pemerintah Indonesia dan berbagai asosiasi, termasuk Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta asosiasi terkait lainnya.
Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.