Di sela-sela kesibukan diplomasi dan agenda kenegaraan, terukir momen sederhana namun berkesan yang tak terdokumentasi dalam protokol resmi.
Setelah sesi foto bersama di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menuju Ruang Jepara.
Sinar lampu kristal yang hangat menerangi dinding-dinding putih ruangan. Di salah satu sudut, terpampang lukisan Bung Karno, Proklamator kemerdekaan Indonesia, dengan warna-warna yang seakan masih bergemakan semangat juang “merdeka!”.
Presiden Macron terhenti sejenak, pandangannya tertuju pada lukisan tersebut. Dengan rasa ingin tahu dan kekaguman, ia bertanya kepada Presiden Prabowo sebelum pertemuan bilateral mereka.
“This is yours?” tanya Macron, menunjuk lukisan itu.
Prabowo menjawab dengan bangga.
“Presiden pertama saya, presiden pertama Indonesia. Presiden Soekarno,” jawabnya.
Macron mengangguk, penghormatan terpancar dari matanya. Ia kemudian singkat menyatakan,
“Yeah, really great honor to see that (suatu kehormatan bisa melihatnya),” ucap Macron.
Percakapan singkat itu menjadi simbol pertemuan sejarah kedua bangsa. Lukisan Bung Karno, tanpa suara, menyimpan kisah seorang pemimpin berpeci hitam, dengan tatapan tajam dan cita-cita besar untuk kemerdekaan.