Ragamutama.com – , Jakarta – Kabar bahagia akhirnya tiba! Luna Maya dan Maxime Bouttier resmi menjadi suami istri setelah melangsungkan akad nikah dengan mahar berupa logam mulia seberat 7,5 gram dan uang tunai sejumlah 2.025 USD. Prosesi sakral tersebut berlangsung pada hari Rabu, 7 Mei 2025, dan dihadiri oleh sejumlah pesohor Tanah Air yang merupakan kerabat dekat dan sahabat dari kedua mempelai.
“Saya terima nikah dan kawinnya Luna Maya Sugeng binti almarhum Uut Bambang Sugeng dengan mas kawin tersebut 7,5 gram Logam Mulia dan uang $ 2.025 dibayar tunai,” ucap Maxime dengan lantang di hadapan Tipi Jabrik, kakak kandung Luna, yang bertindak sebagai wali nikah menggantikan almarhum ayahanda Luna yang telah berpulang.
Ikatan suci antara Luna dan Maxime ini telah lama dinantikan oleh para penggemar, keluarga, serta sahabat dari kedua belah pihak. Sejak tanggal 6 Mei 2025, linimasa media sosial diramaikan dengan antusiasme warganet yang menantikan momen bersejarah ini melalui siaran langsung di kanal YouTube. Tak sedikit yang berpendapat bahwa Luna menikah di usia yang relatif matang, memicu perbincangan mengenai keinginan memiliki buah hati. Namun, Luna telah mengambil langkah antisipatif dengan melakukan pembekuan sel telur sebagai persiapan untuk program bayi tabung.
Luna Maya dan Keputusan Pembekuan Sel Telur
Meski kerap menjadi sorotan publik terkait usia pernikahannya yang dianggap tidak lagi muda, Luna sebelumnya telah menyatakan bahwa dirinya tidak merasa terbebani dengan stigma tersebut. Baginya, pernikahan dan kehadiran anak adalah sesuatu yang akan ia wujudkan ketika telah menemukan sosok yang benar-benar tepat untuk mendampingi hidupnya.
Luna menyadari bahwa perempuan memiliki batasan usia biologis, namun aktris dan model ternama ini tidak menjadikan hal tersebut sebagai penghalang untuk segera menikah dan hamil. Keputusannya untuk membekukan sel telur merupakan wujud persiapan matangnya dalam merencanakan masa depan, termasuk kemungkinan menjalani program bayi tabung.
Memahami Lebih Dalam tentang Pembekuan Sel Telur untuk Bayi Tabung
Menurut informasi dari Mayo Clinic, pembekuan sel telur, yang secara teknis dikenal sebagai mature oocyte cryopreservation, adalah sebuah prosedur inovatif yang bertujuan untuk menjaga potensi seorang perempuan untuk hamil di kemudian hari.
Dalam proses ini, sel telur yang diambil dari ovarium akan dibekukan tanpa melalui proses pembuahan. Setelah dibekukan, sel telur tersebut akan disimpan secara khusus hingga saatnya pemiliknya siap untuk memiliki keturunan. Sel telur beku ini dapat dicairkan dan dipertemukan dengan sperma di laboratorium untuk kemudian ditanamkan kembali ke dalam rahim melalui proses fertilisasi in vitro (IVF), atau yang lebih dikenal dengan program bayi tabung. Prosedur bayi tabung ini seringkali menjadi solusi bagi perempuan berusia di atas 40 tahun yang mengalami masalah infertilitas.
Berbeda dengan pembekuan embrio (kriopreservasi embrio) yang melibatkan sel telur yang telah dibuahi, pembekuan sel telur tidak memerlukan kehadiran sperma karena sel telur belum mengalami proses pembuahan sebelum dibekukan.
Prosedur pembekuan sel telur semakin populer di kalangan perempuan yang ingin menunda pernikahan atau kehamilan karena berbagai alasan. Selain Luna, sejumlah pesohor Hollywood seperti Kim Kardashian dan Paris Hilton juga diketahui telah menjalani prosedur medis ini.
Selain keinginan untuk menunda memiliki anak, terdapat beberapa faktor lain yang mendorong seorang perempuan untuk mempertimbangkan pembekuan sel telur. Beberapa perempuan mungkin mengalami kondisi medis yang dapat memengaruhi kesuburan, seperti anemia sel sabit, penyakit autoimun seperti lupus, atau bahkan transisi gender.
Dengan melakukan pembekuan sel telur, seorang perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar di masa depan untuk menjalani program bayi tabung, yang pada gilirannya dapat meningkatkan peluang keberhasilan untuk memiliki buah hati. Alasan lain yang mendasari keputusan untuk membekukan sel telur adalah adanya rencana pengobatan kanker atau penyakit serius lainnya, di mana perawatan medis tertentu, seperti radiasi atau kemoterapi, berpotensi mengganggu kesuburan.
Istiqomatul Hayati dan Naomy A. Nugraheni turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.Pilihan editor: Sosok Tipi Jabrik Kakak Luna Maya Ternyata Bukan Orang Sembarangan