Ragamutama.com: Masa Depan Luca Marini di Honda MotoGP – Aman atau Terancam?
Sorotan kini tertuju pada Luca Marini, bukan hanya karena performanya di lintasan, melainkan juga spekulasi seputar kelanjutan kariernya di MotoGP.
Kontraknya dengan Honda akan berakhir di pengujung musim ini, menjadikan kursinya sebagai target incaran banyak pembalap papan atas.
Sempat dipandang sebelah mata, Honda kini mulai menunjukkan geliat kebangkitan dan kembali menjadi daya tarik.
Musim ini, tanda-tanda positif mulai terlihat, dengan para rider Honda RC213V, khususnya Johann Zarco, semakin mudah menembus jajaran 10 besar.
Setelah beberapa kali nyaris meraih podium, rider tim satelit Castrol Honda LCR tersebut akhirnya mengakhiri penantian panjang Honda selama 2 tahun dengan merebut podium tertinggi di GP Prancis akhir pekan lalu.
Honda juga menunjukkan keseriusannya untuk kembali ke puncak dengan merekrut direktur teknis (Romano Albesiano), pembalap (Aleix Espargaro), dan kepala kru (Antonio Jimenez) dari Aprilia untuk memperkuat tim pengembangan.
Berbeda dengan Joan Mir yang kontraknya baru akan berakhir tahun depan, masa depan Marini di Honda menjadi pertanyaan besar.
Antara Warisan Valentino Rossi dan Rekor Marc Marquez: Drama MotoGP Terus Berlanjut
Johann Zarco menjadi kandidat terkuat pengganti Marini, berkat konsistensinya sebagai pembalap Honda terdepan sejak awal musim 2024.
Rumor perpanjangan kontrak Zarco telah beredar luas menjelang GP Prancis. Pertanyaan utamanya adalah: apakah ia akan naik ke tim pabrikan atau tetap di tim satelit?
Selain Zarco, nama-nama lain seperti Juara Dunia WorldSBK Toprak Razgatlioglu, bintang muda MotoGP Pedro Acosta, dan bahkan juara bertahan MotoGP Jorge Martin juga masuk dalam bursa kandidat.
Acosta dan Martin, yang kebetulan memiliki manajer yang sama, dikabarkan tidak betah dengan tim mereka saat ini.
Acosta merasa frustrasi dengan penurunan performa KTM di awal musim, yang diduga akibat krisis finansial yang hampir membuat pabrikan asal Mattighofen itu bangkrut.
Sementara itu, secara mengejutkan, Martin dikabarkan mengajukan permintaan untuk keluar dari Aprilia lebih awal dari kontraknya yang seharusnya berlangsung hingga 2026.
Aprilia juga mengalami kesulitan, dengan para pembalapnya kesulitan untuk sekadar finis di posisi lima besar.
Posisi Marini semakin tertekan. Namun, adik Valentino Rossi tersebut tetap tenang, terutama setelah isu perceraian Martin dan Aprilia mencuat.
“Kami sudah memulai pembicaraan, tetapi kami akan memanfaatkan waktu yang ada. Khawatir (dengan masa depan saya)? Tidak pernah,” kata Marini pada Kamis (8/5/2025), seperti dikutip dari GPone.com.
Marini memiliki alasan untuk tetap optimis.
Pembalap yang dikenal memiliki kemampuan analisis yang tinggi ini mendapatkan apresiasi atas kontribusinya dalam peningkatan performa Honda musim ini.
Selain memberikan umpan balik berkualitas, ia juga cermat dalam pendekatan dan hampir selalu menyelesaikan balapannya. Hal ini sangat penting dalam proses pengumpulan data untuk pengembangan.
Menurut laporan dari The-Race pada pertengahan bulan lalu, kemampuan Marini inilah yang sangat dihargai oleh manajer tim Honda, Alberto Puig.
Keunggulan Marini dalam pengembangan motor akan sangat krusial bagi Honda menjelang penerapan regulasi teknis baru pada tahun 2027.
Namun, kemungkinan besar Marini tidak akan bertahan di tim pabrikan Honda. Menurut The-Race, solusinya adalah dengan turun ke tim satelit.
Turun ke tim satelit Honda tidak akan terlalu merugikan Marini, karena LCR mendapatkan dukungan berupa paket motor spesifikasi pabrikan dari Honda.
Sementara itu, Honda dikabarkan tidak akan memberikan tawaran resmi kepada Jorge Martin sampai masalah kontrak sang juara bertahan dengan Aprilia selesai.
Dari Air Susu Dibalas Air Tuba: Benarkah Jorge Martin Seorang Oportunis di MotoGP?