Lorenzo Kagumi Rossi: Ungkap Sifat Asli Sang Legenda MotoGP

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 31 Juli 2025 - 20:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam sebuah pengakuan yang mengejutkan, mantan pembalap MotoGP kenamaan, Jorge Lorenzo, baru-baru ini melayangkan pujian setinggi langit kepada salah satu rival terbesarnya di lintasan, Valentino Rossi. Pernyataan ini muncul dalam wawancara di podcast Andrea Migno, membuka kembali lembaran persaingan sengit antara dua legenda balap tersebut.

Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi dikenal sebagai duo yang tak hanya bersaing ketat sebagai rival, tetapi juga pernah berbagi garasi sebagai rekan setim di tim pabrikan Yamaha. Rivalitas mereka seringkali menjadi bumbu penyedap yang memanaskan atmosfer balapan MotoGP di era emas mereka.

Salah satu momen epik yang diulas kembali oleh Lorenzo adalah pertarungan di MotoGP Barcelona 2009. Balapan tersebut dikenang sebagai salah satu duel paling ikonik dalam sejarah MotoGP, di mana kedua pembalap saling sikut hingga lap terakhir. Lorenzo mengenang intensitas persaingan sejak sesi latihan bebas hingga balapan utama. “Kami berdua bersaing ketat sepanjang akhir pekan, dari FP1 hingga pemanasan. Balapan yang luar biasa. Tak satu pun dari kami bisa lolos. Itulah niat kami, baik dia maupun saya,” ungkap Lorenzo.

Di akhir balapan yang mendebarkan itu, Valentino Rossi, yang dijuluki ‘The Doctor’, berhasil keluar sebagai pemenang. Lorenzo dengan lapang dada mengakui keunggulan Rossi pada hari itu. “Dan dia menang karena, menurut saya, dia yang terbaik,” tambahnya, menegaskan dominasi Rossi kala itu.

Baca Juga :  Alex Marquez Kuasai Hari Ketiga Tes MotoGP Sepang, Yamaha dan Honda Beneran Bangkit

Lebih dari sekadar hasil balapan, Lorenzo juga menyoroti kecerdasan dan kemampuan improvisasi Rossi. Menurutnya, Rossi bukan hanya piawai di lintasan, tetapi juga cerdas di berbagai aspek kehidupan. “Dia yang paling kuat dalam improvisasi. Dia sangat cerdas, sangat, sangat luwes. Dia tahu bagaimana berimprovisasi di setiap langkah. Dia tidak tertutup. Dia sangat terbuka. Wajar saja, sangat cerdas. Tidak hanya di ‘lantai dansa’, tetapi di semua bidang kehidupan,” jelas Lorenzo, memberikan perspektif mendalam tentang karakter rivalnya itu.

Lorenzo kemudian menganalisis perbedaan gaya balap mereka yang krusial, terutama dalam melewati tikungan. “Dia selalu keluar (dari tikungan) lebih lambat daripada saya, karena dia juga memiliki gaya balap seperti itu. Tidak seperti saya, dia jauh lebih lancar dalam pengereman lebih awal. Dan alih-alih membuka lebih awal dalam balapan. Jadi, dalam hal itu, kami saling berlawanan,” papar Lorenzo. Ia mengakui bahwa perbedaan ini menempatkannya pada posisi yang kurang menguntungkan saat memasuki tikungan terakhir, terutama karena kecepatan Rossi yang luar biasa.

“Dan di atas semua itu, dia sangat cepat. Sangat cepat. Saya agak naif. Dan karena saya selalu membalap di jalur yang sama selama 25 putaran, saya tidak ingin mengubah jalur saya tanpa mengujinya terlebih dahulu,” aku Lorenzo. Ia percaya bahwa keengganannya untuk beradaptasi dengan cepat pada strategi Rossi di tikungan terakhir itulah yang akhirnya membuatnya kalah di Barcelona.

Baca Juga :  Marquez vs Bagnaia: Panggilan Race Direction Usai MotoGP Italia 2025

Kekalahan di MotoGP Barcelona 2009 ternyata membawa dampak lebih besar bagi Jorge Lorenzo. Ia mengklaim bahwa balapan tersebut tidak hanya membuatnya kehilangan kemenangan, tetapi juga memengaruhi perebutan gelar juara dunia. “Hal ini membuat saya kalah dalam balapan itu. Dan mungkin juga gelar juara, karena sejak saat itu dia berkembang, dan saya kehilangan kepercayaan diri. Setelah itu, saya membuat dua atau tiga kesalahan yang menyebabkan saya terjatuh. Kemudian dia memenangkan Kejuaraan Dunia,” terang Lorenzo, merujuk pada rentetan peristiwa pasca-Barcelona.

Pada akhirnya, Valentino Rossi memang berhasil merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2009, sementara Jorge Lorenzo harus puas di posisi kedua dalam klasemen akhir. Duel Barcelona 2009, sebagaimana diakui Lorenzo, menjadi salah satu penentu di balik dominasi ‘The Doctor’ pada musim tersebut.

Berita Terkait

Hokky Caraka Hengkang, Dominikus Dion Sendirian di Liga 2!
STY Bertemu Andre Rosiade: 2 Poin Penting Terungkap!
Pelatih Tersukses Sepanjang Masa: Trofi Terbanyak, Raja Liga Inggris!
Hokky Caraka Ungkap Mimpi Eropa! Liga Belanda Jadi Incaran Usai Dilepas PSS
El Clasico Legenda di GBK! Real Madrid vs Barcelona, Catat Tanggalnya!
Ronal Surapradja Buka Suara: Alasan Sebenarnya Cabut dari The Prediksi
Fabregas Senang! Como Punya Bek Duel Udara Rp 43 Miliar
Pundit Vietnam Bongkar Biang Kerok Timnas U-23 Gagal Juara ASEAN!

Berita Terkait

Jumat, 1 Agustus 2025 - 16:56 WIB

Hokky Caraka Hengkang, Dominikus Dion Sendirian di Liga 2!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 16:42 WIB

STY Bertemu Andre Rosiade: 2 Poin Penting Terungkap!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 15:26 WIB

Pelatih Tersukses Sepanjang Masa: Trofi Terbanyak, Raja Liga Inggris!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 12:58 WIB

Hokky Caraka Ungkap Mimpi Eropa! Liga Belanda Jadi Incaran Usai Dilepas PSS

Jumat, 1 Agustus 2025 - 12:31 WIB

El Clasico Legenda di GBK! Real Madrid vs Barcelona, Catat Tanggalnya!

Berita Terbaru

sports

STY Bertemu Andre Rosiade: 2 Poin Penting Terungkap!

Jumat, 1 Agu 2025 - 16:42 WIB

entertainment

Raisa Memukau! Elegan di Marvelous Celebration Living World

Jumat, 1 Agu 2025 - 15:19 WIB