Ragamutama.com – , Jakarta – Kabar gembira datang dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS atau BSI), yang berhasil mencatatkan kinerja positif di awal tahun 2025. Selama tiga bulan pertama tahun ini, BSI meraih laba bersih yang signifikan, mencapai Rp 1,87 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan yang menggembirakan sebesar 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu Rp 1,70 triliun.
“Ini memperlihatkan laju pertumbuhan yang kuat secara year on year, sekitar 10 persen,” ungkap Pelaksana Tugas Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, dalam pemaparan Laporan Kinerja Triwulan I yang diselenggarakan secara daring pada hari Rabu, 30 April 2025.
Selain laba bersih, BSI juga mencatatkan performa yang solid dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada kuartal pertama tahun ini, DPK BSI mencapai Rp 319 triliun, naik sebesar 7,40 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 298 triliun. Pertumbuhan juga terlihat pada total aset BSI, yang meningkat 12,01 persen menjadi Rp 401 triliun. Di sisi pembiayaan, BSI juga mengalami pertumbuhan sebesar 16,21 persen, mencapai Rp 287 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan Rp 247 triliun.
Lebih lanjut, dana murah (CASA) BSI, yang meliputi tabungan dan giro, menunjukkan kinerja yang memuaskan dengan total Rp 195 triliun. Angka ini tumbuh 7,57 persen dari periode sebelumnya di tahun lalu yang sebesar Rp 141 triliun.
“Kinerja keuangan BSI pada kuartal I 2025 ini membuktikan kemampuan kami untuk tumbuh melampaui pertumbuhan industri, dengan tetap menjaga kualitas yang sehat,” jelas Bob.
Tidak hanya itu, produk cicil emas BSI juga menjadi penyumbang pertumbuhan yang signifikan dengan peningkatan pembiayaan sebesar 168,64 persen secara tahunan. Market share BSI pun turut mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan sebesar 3,58 persen, dan market share aset tumbuh sebesar 3,29 persen.
Sementara itu, indikator financing at risk (FaR) BSI pada bulan Maret ini berada pada level 7,18 persen, sedangkan posisi cost of credit tercatat di angka 0,93 persen. Sebagai langkah antisipasi, BSI juga telah membentuk cash coverage yang kuat, mencapai angka 194,69 persen.
Pilihan Editor: Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis