Ragamutama.com JAKARTA. Harga saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) menunjukkan performa yang sangat volatil di awal Juli. Setelah mencatat penguatan signifikan selama tiga hari perdagangan berturut-turut sejak Senin (30/6) – masing-masing melonjak 21,14%, 32,21%, dan 34,01% – pergerakan saham KRYA mulai melambat. Pada Jumat (4/7), saham emiten konstruksi ini terpantau stagnan di level Rp 278, setelah sehari sebelumnya sempat naik tipis 5,3%.
Lonjakan harga saham KRYA tak lepas dari sentimen positif yang menyelimuti perusahaan. Pada Rabu (2/7), tersiar kabar bahwa KRYA sedang dalam proses negosiasi pengambilalihan saham oleh sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Rich Step International Ltd. Kabar akuisisi ini menjadi motor utama yang menggerakkan minat investor secara masif.
Menanggapi lonjakan tajam tersebut, Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menilai koreksi jangka pendek sangat mungkin terjadi. “Setelah naik gila-gilaan tiga hari berturut-turut, wajar kalau hari ini akhirnya turun. Biasanya, setelah rally setinggi itu, pasar mulai profit taking,” ujar Sukarno kepada Kontan pada (4/7). Ia menambahkan, peluang kenaikan masih terbuka jika muncul sentimen baru, namun untuk jangka pendek, saham KRYA rawan koreksi.
Bangun Karya (KRYA) Masuk Radar Investor Usai Diincar LABA dan RSIL, Ini Kata Analis
Selain rencana akuisisi, KRYA juga memiliki agenda transformasi strategis ke sektor energi baru terbarukan (EBT). Sukarno Alatas memandang langkah ini sebagai keputusan positif, mengingat tren global yang masif menuju dekarbonisasi. Namun, ia mengingatkan bahwa KRYA belum memiliki rekam jejak yang solid di sektor EBT.
“Potensi jangka menengah-panjang akan sangat bergantung pada eksekusi dan skala investasi yang mampu mereka lakukan. Jika transformasinya berjalan serius dan terstruktur, ini bisa jadi katalis pertumbuhan baru yang signifikan bagi perusahaan,” jelas Sukarno lebih lanjut.
Bangun Karya Perkasa (KRYA) akan Diakuisisi Konsorsium Asing, 70% Saham Jadi Incaran
Dari sisi valuasi, Sukarno mencatat bahwa saham KRYA kini diperdagangkan pada Price to Book Value (PBV) sekitar 5,96 kali, sebuah angka yang dinilai cukup mahal. “Minat investor saat ini kemungkinan besar didorong oleh adanya aksi akuisisi terhadap KRYA sehingga membuat minat investor meningkat meskipun secara fundamental tidak begitu bagus,” imbuhnya, menegaskan bahwa daya tarik utama KRYA saat ini adalah potensi akuisisi, bukan fundamental perusahaan.
Untuk investor, Sukarno menyarankan sikap wait and see dari perspektif fundamental. Namun, secara teknikal, saham KRYA masih dapat dipertimbangkan untuk strategi trading buy dengan target harga di kisaran Rp 300 dan level support di Rp 264.