FSB Peringatkan Sektor Kripto Dekati Titik Krisis, Ancam Stabilitas Keuangan Tradisional
JAKARTA – Dewan Stabilitas Keuangan (Financial Stability Board/FSB) mengeluarkan peringatan serius: sektor kripto kian mendekati “titik kritis” yang berpotensi memicu risiko sistemik bagi keuangan tradisional (TradFi). Kekhawatiran ini mencuat seiring semakin dalamnya keterkaitan antara kedua sektor yang sebelumnya dianggap terpisah.
Dalam pidato perpisahan di Madrid, Ketua FSB Klaas Knot menegaskan bahwa meskipun aset kripto belum menjadi ancaman sistemik yang riil saat ini, situasi tersebut dapat berubah dengan cepat. “Kita mungkin tengah mendekati *tipping point*,” ujar Knot, seperti dikutip dari laman *Cointelegraph* pada Jumat (13/6). Pernyataan ini menyoroti urgensi pengawasan yang lebih ketat terhadap ekosistem digital.
Salah satu pendorong utama kekhawatiran ini adalah penurunan signifikan hambatan masuk bagi investor ritel ke pasar kripto. Peluncuran ETF kripto, misalnya, telah memungkinkan eksposur ke aset digital tanpa perlu mengelola dompet kripto atau kunci privat, sehingga memperluas jangkauan investasi kripto ke khalayak yang lebih luas.
Selain itu, Knot juga menyoroti pasar stablecoin sebagai area yang membutuhkan pengawasan ketat. Penerbit stablecoin kini memegang portofolio besar US Treasury, yang secara signifikan meningkatkan keterhubungan mereka dengan sistem keuangan global. “Segmen ini harus benar-benar diawasi,” tambah Knot, menggarisbawahi potensi risiko yang melekat pada instrumen ini.
Peringatan mendesak dari FSB ini muncul di tengah semakin intensifnya upaya regulator global. Mereka gencar menyiapkan kerangka kerja komprehensif untuk memastikan stabilitas sistem keuangan di tengah pesatnya adopsi teknologi aset digital oleh lembaga keuangan konvensional. Langkah ini menjadi krusial untuk mencegah gejolak yang mungkin timbul dari interaksi kompleks antara inovasi kripto dan fondasi keuangan tradisional.